KH Siroj Payaman berdiri di belakang KH Dalhar Watucongol (depan). Foto: Nu Online.
Oleh Idammatussilmi
Mahasiswi Prodi PGMI STAINU Temanggung
  
Biodata Jurnal
Judul Jurnal: Mengkaji Kearifan Kyai Siradj dalam Merengkuh Masyarakat Melalui Irang-Irang Sekar Panjang
Nama Penulis: Baedhowi
Penerbit: STAINU PRESS TEMANGGUNG
ISSN/EISSN: 1979-5866
Vol/No: Edisi 7 Vol. IV,  April
Tahun: 2008
Sumber: Jurnal Ilmiah, Citra Ilmu, Kajian Budaya dan Keislaman, Temanggung: Sekolah Tinggi Islam Nahdlatul Ulama Temanggung, 2008.
Tebal Halaman: 127-143


Sejarah Naskah
Naskah Irang-Irang Sekar Panjang adalah naskah yang secara historis dipengaruhi oleh kondisi masyarakat lokal (Payaman dan sekitarnya) yang masih deka dengan budaya abangan (hlm 132). Melalui naskah ini, Kyai Siradj ingin melihat budaya kaum abanngan yang masih sangat luas dengan ajaran-ajaran Islam melalui kesenian atau budaya Jawa yang masih dilakukan oleh masyarakatnya disekitarnya.

Dari kenyataan yang muncul seperti itu,  Kyai Siradj mencoba memberikan nasehat-nasehat kepada masyarakatnya di waktu sela-sela pengajian seminggu sekali atau seninan (tiap hari senin). Akan tepapi karena sebagian dari jama’ah  tersebut adalah orang-orang yang mua’laf sehingga kurang minatnya untuk mempelajari Islam lebih dalam lagi. Kyai Siradj mencoba membuat metode dengan tembang-tembang bernuansa Islam atau semacam suluk. Isi dari suluk tersebut mengandung beberapa pengajaran seperti taukhid, fikih tasawuf dan lainya yang berhubungan dengan agama.

Dalam menjalankan dakwahnya untuk membangun masyarakat yang masih dalam katagori abangan Kyai Sirad melakukan kegiatan pengajian dalam seminggu sekali dengan jama’ahnya, tentu beliau juga melihat situasi dan kondisi jama’ahnya baik secara sosiologis maupun psikologis yang tentunya juga mengalami perubahan-perubahan sedikit demi sedikait, sehingga apa yang ajarkan  dalam naskah Irang-Irang sepertinya juga mengikuti kondisi masyaraka tersebut.

Kyai Siradj sangat memahami bahwa bab-bab yang dituangkan dalam Irang-Irang tampak melompat-lompat dan tidak sistematis serta secara tematis tidak ada pembagian pada setiap juznya. Kekurang sistematisan bab-bab yang dituangkan dalam Irang-Irang juga dipahami karena biasanya sebelum pengajian Kyai Siradj dimulai terlebih dahulu didahului dengan mendendangkan tembang Irang-Irang yang disampaikan oleh Kyai Kurmen (sebagai penulis naskah) dan sekaigus juga sebagai pentafsir dari naskah tersebut dalam pengajian pembuka (hlm 133). Isi dari naskah-naskah itu  semuanya hasil dari penegajhian yang disampaikan oleh Kyai Siradj. Kumpulan nari naskah tersebut akhirnya dikumpulkan dan dibawa oleh Sayyid Abdurrahman bin Husain al-Idrus, Muntilan, Magelang dan sampai pada saat ini masih terus dicetak ulang dan digandakan oleh keluarganya.

Bahan Isi Naskah/ Sisi Ajaran
Kandungan yang terdapat dalam naskah tersebut sebenarnya banyak diambil dari al-Qur’an maupun Hadist Nabi. Meskipun diambil dari al-Qur’an dan Hadis Kyai Siradj juga cukup tanggap dan cermat dengna kondisi masyarakat didaerahnya (daerah magelang dan sekitarnya) dan Jawa Tengah Tinur pada umumnya yang telah lama mengenal tembang-tembang Jawa melalui mocopat, geguritan, tembang suluk, Irang-Irang yang masih diapresiasi masyarakat Jawa sebagai  budaya dan kesenian miliknya.

Dengan pemahaman masyarakat yang seperti itu, Kyai Siradj mempunyai ide untuk merubah  kesenangan mereka. Hal ini terbukti dari bagaimana beliau tetap masih mau memperhatikan budaya mayarakat sekitarnya, meskipun itu hanya digunakan sebagai perantara (wasilah) atau strategi dakwah untuk menyampaikan nilai-nilai keimanan dan keislaman (hlm134). Kedua aspek sangat mendukung Kyai Siradj dalam membuat naskah Irang-Irang Panjang. Dari kedua hal tersebut yang menjadi dasr isi dari naskah Irang-Irang Sekar Panjang.

Aspek Keimanan
Dalam naskah Irang-Irang tampak aspek keimanan yang disematkan Kyai Siradj dalam tuangan tembang-tembangnya. Aspek keimanan yang diberikan Kyai Siradj kepada jama’ahnya dengan memberikan bekal dan persiapan diri manusia terhadap kehidupan manusia di akhirat nanti. Jadi pengajaran aspek keimanan yang ada dalam naskah ini selalu dikaitkan dengan kehidupan nanti di akhirat.. Alasan yang berkaitan dengan soal keakhiratan sangat jelas dan banyak diterangkan dalam al-Qur’an sebagai bentuk kehidupan dimasa depan.

Hanya saja untuk memberikan gambaran tentang akhirat bagi orang awam perlu adanya pemahaman-pemahaman dalam bentuk adanya kebangkitan manusia pada hari akhir nanti dengan mempertimnagkan amal perbuatan yang dibawanya. Dengan pertimbangan amal tersebut manusia akan dibawa ke surga atau ke neraka untuk mempertanggung perbuatanya selagi di dunia. Dengan segala kepedihan maupun kenikmatan yang bisa dirasakan secara fisik. Hal ini juga ditegaskan dalam tembang-tembangnya. Penegasan tersebut, juga sejalan dengan hadist Nabi yang menganjurkan kehidupan di dunia ini sebagai sarana semata untuk mencapai kehidupan yang lebih abadi di akhirat.

Kyai Siradj menjadi seorang ulama dengan penuh kearifanya. Kyai Siradj semakin mendapat simpati masyarakatnya. Prinsip yang visioner dalam memandangan jamaah melalui kacamata kasih sayang (yandruzu al-ummah bin ain al-rahman) tampak nyata, kepedullianya sejakk awal adalah dalam menyelamatkan keimanan mereka (hlm 135).

Contoh pada juz kedua, telah didahului dengan bab tentang cara memperoleh ilmu (bab nggolek ngelmu) pengarang baru menybutkan tentang aspek keimanan, misalnya tentang bab,”Wujude Pengeran” (Bagaimana wujud Tuhan) yang menampakkan cirikhas pandangan tuhan sebagai dzat yang tidak bisa diumpamakan (laisa kamislihi syaiun wahua sami’ul bashir); bab kedua “Iman maring Malaikat” (beriman kepada Malaikat); bab” Nerima Pesten Olo Becik” (Menerima Kepastian Baik dan Buruk dari Tuahan). Kemudian diteruskan dengan bab “Rukune Islam” (Rukun Islam); (Mengetahui sampurnanya Islam); bab”Wongkan Tinggal Sholat” (Orang yang Meninggalkan Sholat); bab “Siksa Kubur terus Neroko” (Siksa Kubur terus dimasukan ke neraka) (hlm 135-136).

Aspek Keislaman
Yang dimaksudkan aspek keislaman dalam naskah Irang-Irang adalah masih adanya unsur kesatuan pandangan Kyai Siradj terhadap unsur theologis, fikih dalam arti luas dan tasawuf. Kasatuan semacam ini juga mencerminkan aspek ideologis Kyai Siradj yang masih setia mengikuti aliran ortodoks yakni, pengikut tulen ahlus Sunah (hlm 137). Hal ini juga terbukti bahwa beliau secara teologis mengikuti faham al-Asy’ari dan dalam fikih banyak mengikuti mazdhab Syafi’i sedangkan dalam bertasawuf pengikut aliran thariqat Szadzaliyyah.

Pandanngan semacam ini meski dalam naskah Irang-Irang Sekar Panjang juz 2, hanya disebut sekilas dalam bab “Ngaweruhi Sampurnane Islam” (Mengetahui Sempurnanya Islam). Kutipan bab tersebut diungkapkan Kyai Siradj yang ada dalam jilid kedua naskah Irang-Irang Sekar Panjang dengan kata-kata:
“Wajib sira ngaweruha # Ing anane Islam ira”;
“Sampurnane Islam iki # Kumpulane patang perkara”;
“Ingkang dingin saka papat # Anane ilmu ma’rifat”;
“Kaping pindo saka papat # Anane ilmu syari’at”;
“Kaping telu saka papat # Anane ilmu thariqat”;
“Kaping pate kanggo tukul # Anane ilmu haqiqat”;

Terjemahan bebasnya: ”Kamu sekalian wajib mengetahui tentang keislaman kamu; Sempurnanya Islam itu disebabkan oleh kumpulnya empat hal; Yang pertama dari empat tersebut: 1. Adanya ilmu ma’rifat; no 2 dari empat, adanya ilmu syari’at; no 3 dari empat, adanya ilmu thariqat; no 4 dari semuanya adalah sebagai sarana menumbuhkan ilmu haqiqat.”(hlm 138)

Lebih dari itu dalam aspek keislaman ini, penulis melihat bahwa Kyai Siradj juga mempunyai kepedulian  terhadap aspek mistik (tasawuf). Namun, karena lagi-lagi dalam naskah ini lebih dipeeruntukkan buat orang awam, maka aspek tasawuf ini hanya ditulis sekilas dan samar-samar sebagai nasihat untuk jama’ahnya. Naskah Irang-Irang sekar panjang ini dibuat bagi orang awam yang masih lemah ilmu keislamnya, sehuingga Kyai Siradj tidak menjelaskan secara terperinci mengenai aspek tasawuf.

Menurut pereview metode dakwah KyaiSiradj dengan naskah Irang-Irang Sekar Panjang ini beliau lebih menekankan kepada Jama’ahnya untuk selalu bertawakal, yang artinya selalu berusaha sekuat tenaganya dan pasrah dengan hasil yang diterimanya sebab beliau menyadari bahwa di dunia ini banyak keinginan manusia tetapi sedikit yang terpenuhi. Hal tersebut menimbulkan kaluh kesah manusia dan sikap putus asa.

Relevansi dan Kontekstualisasi Naskah
Singkat dari kajian tentang Kyai Siradj dan naskah Irang-Irang setidaknya bisa diketahui bagaimana kearifan beliau dalam memperbaiki masyarakatnya. Kepiawaian beliau dalam memenfaatkan modal simbois, modal kultural, modal intelektual (hlm 141).
Secara asketis, pemaknaan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan persoalan duniawi juga perlu ditafsir ulang, misalnya tentang perlunya menjauhi kehidupan duniawi (Zuhud). Hal tersebut bukan berarti kita mesti meninggalkan seluruh aktivitas yang berkaitan dengan persoalan ekonomis, namun kegiatan ekonomis yang produktif jangan sampai menjebak kita dengan hidup yang meterialis dan hedonistis sehingga lupa akan Allah SWT (hlm 143).

Secara estetika, yakni dari sisi irama lagu dan syairnya tembang  Irang-Irang tentunya masih disesuaikan dengan kondisi keyakinan yang lebih modern meskipun semua itu masih memakai bahasa Jawa dan mencerminkan budaya lokal seperti budaya kejawen yang masih kental. Ini berarti tembang Irang-Irang juga memungkinkan untuk dikembangkan dengan bantuan musik modern dalam rangka pendinamisan musikalisasi nilai-nilai islam yang dikemas dalam budaya pop-Jawa. Dengan metode tembang ini akan membuat ketertarikan masyarakan sehingga selain untuk melestarikan budaya adat mereka juga bisa mempelajari Islam yang sepenuhnya.

Kekurangan  
Kekurangan dalam jurmal ilmiah ini menurut pereview adalah

Aspek Bahasa
Terdapat kalimat yang diulang-ulang.
Terdapat beberapa tulisan yang kurang.

Aspek Metode
Telaah konsep
Pada konsep ini kurang begitu menonjol kurang begitu jelas. Karena belum terpapar secara jelas isi penyampaian kepada pembaca tentang ide yang sudah dibahas dalam penelitian Kyai Siradj dalam dakwahnya melalui naskah Irang-Irang Sekar Panjang.

Aspek Isi
Hasil penelitian
Pada jurnal ilmiah ini hasil penelitian dari penulis tidak dijelaskan dan tidak ditulis secara terperinci sehingga pera pembaca menjadi kurang faham.
Simpulan
Pada jurnal ilmiah ini tidak ada kesimpulan dalam penjelasan dari meteri yang diteliti.

Kelebihan
Kekurangan dalam jurmal ilmiah ini menurut pereview adalah

Aspek Bahasa
Bahasa yang digunakan lugas, jelas dan tepat sasaran.
Bahasa yang digunakan mudah untuk dipahami
Kata yang digunakan dalam jurnal ilmiah ini esuai dengan KBBI..

Aspek Metode
Metode literatur.
Dalam penggunakan metode ini sudah sesuai karena penulis sudah menjelaskan dengan rinci dan masalah penelitan sudah jelas. Penulis sudah memperdalam pengetahuan tentang bidang yang diteliti dan mengetahui hasil penelitian yang berhubungan dan yang sudah pernah dilaksanakan. Mengerahui perkembangan ilmu dari ide materi ynag dipilih dalam jurnal ilmiah.

Aspek Isi
Masalah
Permasalahan yang terjadi dalam jurnal ilmiah ini sangat jelas terlihat. Masalah yang terjadi karena masyarakat khususnya di provinsi Jawa ini yang masih didominasi dengan masyarakat abangan, sehingga dari budaya tersebut menjadikan PR atau tugas Kyai Siradj untuk mengubahnya. 

Rumasan Masalah
Perumusan masalah juga sudah tersusun secara berurutan karena mulai dari biografi Kyai Siradj, dari segi Sejarah naskah, pembahasan isi naskah, sampai pada relevansi dan kontekstualisasi naskah.
Tujuan
Tujuan dalan jurnal ilmiah ini suga sudah sangat jelas yaitu untuk mengenalkan kita pada tokoh ulama yang mengislamisasi dari budaya abangan yang masih melekat di hati masyarakat.

Aspek hasil dan pembahasan
Aspek dan pembahasan dalam jurnal ilmiah ini sudah menjawab solusi dari permasalahan penulis mengenai proses Islamisasi yang dilakukan Kyai Siradj dengan metode Irang-Irang Sekar Panjang. Hasil dari jurnal ilmiah ini disertai dengan bukti-bukti yang cukup jelas.

Aspek Daftar Pustaka
Daftar Pustaka yang dicantum oleh penulis sudah dicantumkan dengan penelitian-penelitian terdahulu sehingga sudah ada bahan pembandingnya.

Kritik dan Saran
Jurnal ilmiah ini telah tersusun sesuai dengan langkah-langkah yang benar. Akan  tetapi masih ada kekurangan. urutan atau sitematika dalam penulisan telah tersusun dengan baik mulai dari judul penelitian, nama penulis, abstrak, pendahuluan, kajian pustaka, metode, hasil dan pembahasan, daftar pustaka. Menurut pereview jurnal ilmiah ini sudah jelas, akan lebih jelasnya lagi jika metode telaah konsep yang disajikan agar lebih rinci dan ditambah dengan dengan bentuk-bentuk strategi yang dilakukan oleh Kyai Siradj dalam dakwahnya, atau metode telaah dan hasil penelitian yang lebih rinci.

Selain itu, dalam jurnal ilmiah ini sebaiknya penulis juga menambahkan kesimpulan agar lebih jelas para pembaca. Secara keseluruhan jurnal ilmiah ini sangat bagus karena penulis sudah mengikuti aturan penulisan yang benar dan daftar pustaka yang dicantum oleh penulis sudah dicantumkan dengan penelitian-penelitian terdahulu sehingga sudah ada bahan pembandingnya.
Bagikan :

Tambahkan Komentar