Oleh Auli Anggi Pratiwi
Peresensi adalah Mahasiswa Prodi PAI 2B STAINU Temanggung

Tradisi Lokal Khas Temanggung, sangat banyak. Di antaranya yang tertulis dalam buku Sejarah, dan Legenda Desa di Temanggung, Magelang, dan Semarang. Tradisi adalah sesuatu yang telah turun temurun dijalankan sehingga telah menjadi kebiasaan yang telah dilakukan oleh masyarakat. Manfaatnya yaitu dengan tepatnya tradisi yang dihadiri semua anggota masyarakat yang menjadikan bertambahnya berbagai tradisi, akan menjadikan momen yang mengingatkan setiap anggota akan nilai-nilai kearifan lokal. Dengan adanya tradisi, masyarakat yang meluangkan waktu dengan seksama. Jadi, sebagai masyarakat harus berusaha untuk melestarikan budaya, tradisi dan kearifan lokal di daerah sekitar. (hlm.124)

Tradisi dan Budaya Desa Ngaditerto
Tradisi dan Budaya di Dusun Bolong sampai saat ini masih dilestarikan. Tradisi tersebut misalnya adalah Nyadran, Rebana, Kubra Siswa, dan Grebek Sapar, walaupun tidak seperti dahulu, akan tetapi sampai saat ini masih dilaksanakan. Tradisi nyadran adalah salah satu tradisi yang masih kental dilaksanakan sampai saat ini dengan penuh penghormatan. Walaupun tradisi nyadran itu pasti ada di berbagai daerah, khususnya di daerah Jawa, akan tetapi ada yang menganggap bahwa tradisi nyadran itu tidak boleh dan tidak ada dari nenek moyang dahulu. Namun di daerah Desa Ngaditerto ini masih sangat kental dan sangat dipercaya dari dahulu kala dan dilestarikan. (hlm. 125)

Sedangkan nyadran yaitu tradisi jawa yang berakulturasi dengan islam yang dilestarikan oleh masyarakat Desa Ngaditerto dengan diadakannya suatu kegiatan yang dimana semua warga masyarakat yang terjun untuk berpartisipsi, pelaksanaan tradisi ini meliputi bersih kubur, tahlil bersama, dan juga selamatan yang dilakukan dengan kepung bersama dan dilanjutkan dengan pengajian umum. Dan juga terdapat sebuah kesenian tradisional di Desa Ngaditerto, yaitu terdapat acara setiap bulan Safar yang biasa disebut dengan Grebek Safar.  Di mana Grebek tersebut dilakukan di pagi hari. yang sebelum memulai kirabnya, para warga mengambil air suci yang ada di “Lepen Bangun” . setelah itu air dipercikkan pada pesrta Grebek Safar dan juga diadakan ritual jamasan(membersihkan) kuda di sungai tejo, sungai yang berada di Desa Ngaditerto tersebut. Selain itu juga terdapat kesenian berupa : kesenian rebana dan kubra siswa. Dengan berkembangnya kesenian tersebut, maka dibagi menjadi dua bagian, yaitu anak-anak dan dewasa.(hlm. 127)

Tradisi dan Budaya di Daerah Temanggung harus dilestarikan. Karena itu merupakan salah satu peninggalan nenek moyang kita dulu.

Kekurangan : kekurangan di dalam buku yang berjudul Sejarah dan Legenda Desa di Temanggung, Magelang dan Semarang ini terletak pada tata bahasa yang belum sesuai dengan EBI dan pembahasanya masih perlu diperdalam lagi, agar para pembaca mengetahui dengan detail.

Kelebihan : dari buku yang berjudul  Sejarah dan Legenda Desa di Temanggung, Magelang, dan Semarang ini sangat menarik pembaca. Karena di dalamnya terdapat penjelasan yang juga disertai bukti lampiran berupa gambar.

Biodata Buku :
Judul : Sejarah dan Legenda Desa di Temanggung, Magelang, dan Semarang
Nama Penulis : Tim PAI 1B STAINU Temanggung
Nama Editor : Hamidulloh Ibda, M.Pd
ISBN : 978-602-53552-7-1
Penerbit : CV. Pilar Nusantara
Tahun Penerbit : 2019
Cetakan : kesatu, Januari Tahun 2019
Tebal : 301 halaman
Harga : Rp. 65.000

Bagikan :

Tambahkan Komentar