Oleh Bahrul
Ulum
Mahasiswa
Prodi PAI STAINU Temanggung
Bahasa khas Temanggung, sangat melimpah. Di
antaranya yang tertulis di buku Sejarah, dan Leganda Desa di Temanggung,
Magelang, dan Semarang, sekitar ada 10 bahasa, salah satunya yatu bahasa enyong (hlm. 166)
Bahasa Matamu,Ndasmu, Modar Dan Jotek
Mayoritas penduduk Desa Watukumpul menggunakan
bahsa Jawa Untuk bahasa sehari-hari yang paling mencolok adalah penggunaan kata
enyong untuk mengganti kata saya atau
aku(hlm.166)
Bahasa ini adalah bahasa khas yang berada di Desa Watukumpul, banyak sekali
bahasa yang berada di desa ini, yang lebih khas adalah semua kata di akhiri
dengan kata “to” seperti kata opo to, samang to, karo sopo to, dan lin
sebagainnya.(hlm. 167)
Namun tak jarang penduduk desa sering mengucapkan kata-kata yang kasar
ketika sedang marah, marah dalah salah satu sifat manusia yang di dalamnya
sudah di campuri oleh sifat syaitan atau biasa disebut sifat dibawah sadar
adapun katakata yang keluar yatitu seperti berikut :
Jidor :
sukurin
Modar :
Mati
Ndasmu :
kepalamu
Matane :
Matamu
Celeng :
babi
Asu :
Anjing
Jotek :
Wegah
Bahasa di atas adalah bahasa yang mungkin di anggap kassar teetapi, tetap
harus di lesatarikan karena itu adalah bahasa khas yang mendarah daging.
Kekurangan/Kritik:
menurut saya buku ini masih ada kekurangan salah satunya pada penulisan
masih banyak yang tidak menggunakan bahsa baku yang ditulis miring.
Kelebihan/Pujian: Buku ini memang salah satu buku penunjang dari
sejarah, karena kalau tidak ada buku ini kemungkinan generasi muda tidak tau
bagai mana dari sejarah desa, dan kearifan lokal.
Biodata Buku
Judul Buku: Sejarah dan legenda desa di
Temanggung, Magelang, dan Semarang
Nama Penulis: Tim PAI IB STAINU Temanggung
Nama Editor:
Hamidulloh Ibda
ISBN: 978-602-53552-7-1
Penerbit: CV.
Pilar Nusantara
Tahun Terbit : 2019
Cetakan dan
Tebal: Cetakan pertama dan tebal 301
Halaman
Harga: Rp 55.000
Tambahkan Komentar