Oleh Mukhammad Fadhli
Peresensi adalah Mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Islam STAINU Temanggung

Temanggung merupakan kabupaten yang memiliki banyak kecamatan. Setiap kecamatan memiliki banyak desa, dan setiap desa memiliki banyak dusun pula. Sebuah daerah entah itu desa maupun dusun pastinya memiliki nama, dan setiap daerah tersebut tentunya memiliki cerita, legenda, bahkan mitos yang mengusung sebuah nama tersebut.

Sejarah atau asal-usul desa di Temanggung telah terangkum di dalam buku yang berjudul “Sejarah dan Legenda Desa di Temanggung, Magelang, dan Semarang” yang merupakan kumpulan riset dari mahasiswa PAI 1B STAINU Temanggung. Dari sekian banyak riset mahasiswa, terdapat cerita yang menarik dari terbentuknya sebuah Dusun Karangsari.

Dusun Karangsari adalah salah satu dusun di Desa Wadas, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung. Dulunya, dusun Karangsari ini adalah pekarangan yang sangat luas. Nah, pada masa itu ada orang bernama Simbah kiai Palang, beliau adalah sesepuh dusun tersebut. Dulunya beliau hanya bersembunyi dari jajahan Belanda.

Karena di pekarangan tersebut menurutnya aman untuk tempat bersembunyi maka beberapa hari beliau hidup diu pekarangan tersebut. Karena menurut beliau pekarangan tersebut aman dari jajahan belanda maka beliau mempunyai keteguhan hati untuk mendiuruikan ruimah sendiri di pekarangan tersebut.

Setelah beberapa bulan kemudian simbah Kiai palalng melihat kondisi rumah beliau tersebut, untuk memastikan kalau tempat tersebut sudah aman. Dan akhirnya beliau menetep di pekarangan tersebut. Beliau hidup sendirian karena belum mempunyai pasangan. Setelah berjalannya waktu beliau bertemu dengan seorang perempuanyang sedang berada di pekarangan tersebut.

Ternyata perempuan tersebut adalah gadis yang berasal dari dusun sebelah, dan dalam waktu yang singkat Simbah Kiai Palang itu menikahi gadis yang berasal dari sebelah itu.

Setelah beliau menikah beliau hidup dengan istrinya di pekarangan tersebut. Dan beliau mempunyai beberapa anak. Beberapa waktu kemudian salah satu kerabat dari simbah kiai palang itu juga mendirikan rumah di pekarangan tersebut.

Akhirnya di tengah-tengah pekarangan tersebut sudah ada dua rumah yang didirikan. Berjalannya waktu Simbah Kiai Palang itu ingin mewujudkan pekarangan tersebut menjadi pekarangan yang asri,j bukan pekarangan yang hanya terdapat pohon-pohon besar yang kering dan rontok. Dan di pekarangan tersebut tadinya belum ditemukan sumber daya air yang banyak. Namun Simbah Kiai Palang berusaha mencarinya. Dan akhirnya beliau menemukan sumber air di bagian barat pekarangan tersebut.

Beberapa tahun kemudian, pohon-pohon dan tanaman tersebut tumbuh besar dan juga menghasilkan panen buah yang banyak. Nah, pada saat itu Simbah Kiai Palang mengadakan acara tasyakuran karena pekarangan tersebut sudah menjadi pekarangan yang asri bukan seperti pekarangan yang dulu lagiu.

Simbah Kiai Palang juga mengadakan tasyakuran bahwa pekarangan ini sekarang dinamakan Dusun Karangsari. Karena Simbah Kiai Palang mengambil nama Karangsari dengan adanya peristiwa yang tadinya pekarangan yang kering sekarang pekarangan tersebut sudah menjadi pekarangan yang subur dan asri.

Kritik dan Saran
Dalam penulisan asal-usul Dusun Karangsari ini pemilihan kata masih belum pas sehingga dalam memahami isinya cukup susah, terdapat banyak sekali kata tersebut. Seharusnya dalam pemilihan kata digunakan kata-kata yang bervariasi tidak hanya terpaku pada satu kata.

Biodata Buku
Nama Penulis: Tim PAI 1 B
Nama Editor: Hamidulloh Ibda, M. Pd.
ISBN: 978-602-53552-7-1
Penerbit: CV. Pilar Nusantara
Tahun Terbit: 2019
Cetakan dan Tebal: 1, 21x14 cm, xiv – 301 halaman
Harga: 55.000,00
Bagikan :

Tambahkan Komentar