Oleh Wawan Gunawan Sihab
Peresensi adalah Mahasiswa Prodi PAI STAINU Temanggung

Pemahaman masyarakat terhadap Tradisi Kenduri selama ini masih sangat parsial, mereka beranggapan tradisi ini merupakan bidah, bahkan ada pula yang menilai tradisi ini termasuk perbuatan syirik. Maka dari itu perlu dekonstruksi dan telaah ilmiah yang menjadikan masyarakat objektif empiris dalam mendudukkan serta memahamai Tradisi Kenduri Salah satu pendekatannya dengan menggunakan kacamata filsafat.

Dalam buku Tradisi-tradisi Islam Nusantara Perspektif Filsafat dan Ilmu Pengetahuan dijelaskan Tradisi Kenduri pada dasarnya merupakan tradisi selamatan yakni berdoa bersama yang dihadiri para tetangga dan pemimpin oleh pemuka adat atau tokoh yang dituakan di satu lingkungan. Biasanya dalam melakukan tradisi kenduri disajikan pula tumpeng lengkap dengan lauk-pauknya yang nantinya akan dibagikan ke semua yang hadir dalam tradisi kenduri , tidak lupa disajikan sajen yang terdiri atas kembang abang-putih, beras,uang, jenang abang-putih, air putih,teh,kopi dan lain sebagainya. (hlm. 126 )

Menurut bapak Sareng Widodo perangkat desa bansari tradisi Kenduri merupakan kemasan sodaqah yang diajarkan oleh nenek moyang kita dahulu. Tradisi Kenduri diadakan sebagai ungkapan sodaqah kepada masyarakat agar supaya masyarakat gemar bersodaqoh kepada sesama umat manusia. Ada beberapa kegiatan yang berkaitan dengan tradisi Kenduri yakni:
Nyadran
Nyadran kali
Slametan keluarga
Peringatan hari kematian
Bersih desa atau dusun
Ungkapan rasa syukur panen

Tujuan diadakannya Kenduri ini adalah meminta doa kepada semua orang yang ikut dalam tradisi ini agar cita-cita yang dinginkannya dapat terkabul. Biasanya untuk pelaksanaan tradisi Kenduri tergantung waktu yang sudah ditentukan, baik itu dari pihak keluarga ataupun dari pihak desa. (hlm. 127 ).

Dalam Kenduri di Desa Bansari tidak lepas juga adanya simbol-simbol yang diwujudkan dalam perlengkapan-perlengkapan upacara tersebut yang diwajibkan ada dalam pelaksanaannya. Simbol-simbol tersebut dimaksudkan hanya sebagai alat prasarana pada upacara tersebut. Simbol-simbol tersebut diantaranya ada Tumpeng, golong, lauk pauk, Ingkung ayam, jenang abang putih, jajan pasar, uang, air yang berisi daun pandan dan kembang abang- putih dan kemenyan. Simbol-simbol yang ada dalam upacara kenduri tersebut tergantung dari hajat keluarga masing-masing

Dengan beranekaragam-nya kebudayaan yang yang ada di Negara indonesia ini serta cara hidup suku bangsa dengan berbagai macam bentuk sistem tindakannya dapat dijadikan sebagai objek penelitian sekaligus sebagai analisis suatu ilmu pengetahuan terutama ilmu antropologi. Oleh karena itu kebudayaan menjadi salah satu fokus kajian dalam mempelajari ilmu antropologi tentang manusia. Dimana kebudayaan menjadi suatu hasil rincian pikiran, ide, gagasan, tindakan dari kehidupannya sehari-hari dan hasil dari karya manusia yang dijadikan sebagai milik manusia itu sendiri yang didapatkan melalui hasil belajar, bukan didapat dari secara langsung saat manusia itu lahir ke dunia. (hlm. 128 )   

Kekurangan Buku:
Menurut saya, buku diatas sudah menjelaskan pembahasan secara lengkap dan menarik. Hanya saja desain cover buku kurang menarik,dan alangkah lebih baiknya jika di sertai gambar pada setiap pembahasan tradisi – tradisi tersebut.

Kelebihan Buku:
Menurut saya, buku ini sudah sangat bagus dalam memaparkan penjelasan serta manfaat tradisi – tradisi di dalam masyarakat.dan buku ini menjadi jawaban yang tepat bagi sebagian masyarakat yang masih mempertanyakan asal usul dan manfaat tradisi – tradisi lokal.

Biodata Buku
Judul: Tradisi-tradisi Islam Nusantara Perspektif Filsafat dan Ilmu Pengetahuan
Penulis: Tim PAI IB STAINU Temanggung
Editor: Hamidulloh Ibda
ISBN: 978-602-50566-4-2
Penerbit: Forum Muda Cendekia (Formaci)
Tahun Terbit: 2019
Catatan dan Tebal: 21 x 14 cm, xii + 260 Halaman
Harga: Rp 60.000,00

Bagikan :

Tambahkan Komentar