Oleh : Shelly Fitri Afifah
Peresensi adalah Mahasiswi Prodi PAI STAINU Temanggung

Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman budaya yang memiliki tradisi-tradisi unik di setiap daerahnya, terutama di pulau Jawa. Pulau Jawa memiliki tradisi-tradisi Islam Nusantara yang termanifestasikan dalam tradisi-tradisi Islam tersebut salah satunya selawatan.

Selain itu, tradisi-tradisi di Pulau Jawa ini adalah tema yang menarik untuk diteliti, serta hal atau sesuatu yang harus dipertahankan keberadaannya.

Dalam buku Tradisi-tradisi Islam Nusantara Perspektif Filsafat dan Ilmu Pengetahuan dijelaskan Tradisi Selawatan Perspektif Filsafat merupakan tradisi pembacaan suatu doa kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. Melalui kebiasaan dan agenda dalam masyarakat disertai dengan peringatan suatu hari besar maupun keagamaan. Tradisi ini biasanya dinyanyikan dengan irama tertentu baik dilakukan dalam peringatan kelahiran, perkawinan, selamatan tasyakuran, maupun dalam berbagai pertemuan (hlm. 53).

Pembacaan selawat dan madaih yang dibaca masyarakat akan berbeda-beda, dikarenakan perbedaan tujuan dan kegiatannya. Untuk hajat khitan, yang dibaca barzanji dan dziba’. Untuk hajat tingkeban untuk mendoakan anak putra yang dibaca adalah barzanji, sedangakan untuk anak putri yang dibaca adalah dziba’. Selain itu, terdapat jam’iyyah yang menjalankan tradisi selawat dan madaih sebagai tradisi rutin, dengan mengkhususkan satu bacaan selawat dan madaih saja, misalnya membaca selawat nariyah, burdah, simtudurror, dziba’, maulid al-habsi, atau al-barzanji.

Tradisi yang paling popular adalah tradisi selawatan di pondok pesantren. Dimana tradis ini dilakukan oleh para santri diluar ritual sholat dan doa. Biasanya dinyanyikan dengan irama tertentu, dan pada umumnya dilakukan oleh seorang ustadz atau kiai untuk menimbulkan suasana agamis dan sakral dengan tujuan menanamkan nilai-nilai agama yang dogmatis pada santri.

Hukum tradisi ini masih diperdebatkan antara masyarakat dengan ulama, ulama dengan ulama, dan masyarakat dengan masyarakat. Sebagian ulama berpendapat bahwa tradisi ini adalah bidah karena tidak dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW, sedangkan banyak juga ulama yang berpendapat tradisi ini adalah sunnah, karena untuk meningkatkan rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW. Dalam penganggapan masyarakat, ada yang menolak tradisi ini karena dianggap bidah, ada juga yang menerimanya karena dianggap perbuatan yang baik dan sunnah. Perbedaan anggapan ini bermunculan karena organisasi masyarakat mereka yang dianut serta adat dalam lingkungan masyarakat itu sendiri.

Kekurangan buku
Menurut saya, buku ini memiliki sedikit penjelasan dan pemahaman. Selain itu kertas yang digunakan dalam buku ini sedikit menarik, sehingga pembaca merasa belum tertantang dalam membacanya. Serta minimnya gambar akan memberikan efek negatif seperti kurangnya pemahaman yang ditangkap oleh pembaca.
Kelebihan buku
Menurut saya, buku ini sudah memberikan penjelasan yang jelas dan memberikan jawaban yang dibutuhkan oleh pembaca, karena penjelasannya yang mudah dipahami dan tradisinya yang sudah melekat dalam kehidupan masyarakat.

Biodata buku
Judul: Tradisi-tradisi Islam Nusantara Perspektif Filsafat dan Ilmu Pengetahuan
Nama Penulis : Tim PAI 1A STAINU Temanggung
Nama Editor : Hamidulloh Ibda
ISBN : 978-602-50566-4-2
Penerbit : Forum Muda Cendekia (Formaci)
Tahun Terbit : 2019
Cetakan : Pertama, Januari 2019
Tebal : 21 x 14 cm, xiii + 260 Halaman
Harga : Rp. 60.000,-
Bagikan :

Tambahkan Komentar