Ilustrasi
Oleh Zaenal Arifin
Mahasiswa STAINU Temanggung, Jawa Tengah

Bukan rahasia umum, jika soal ujian yang seharunya menjadi hal intim dan pada akhirnya tersebar. Dari cerita bocornya soal dan kunci jawaban UNBK kemarin (Nasional Tempo.co, 02/04/2019), menjadi bukti betapa kritisnya pendidikan di negara ini.

Data CNN Indonesia tahun 2015 menunjukkan, antara tahun 2011 sampai 2015 saja ribuan laporan bocornya soal mencuat. Bagaimana tidak? Ulah para oknum yang tak bertanggungjawablah sehingga semua yang dianggap tabu dapat menyebar dengan leluasa.

Menurut Retno Listyanti, selaku Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia ( FSGI ), jumlah laporan kecurangan ujian nasional tahun 2015 menurun jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Namun, 91 laporan bukanlah angka kecil yang disepelekan. Mirisnya, masih di tahun yang sama pula kebocoran soal justru terjadi di Kementerian Pendidikan. 30 dari 11.730 paket soal naskah ujian nasional bocor ( Tempo.co, 20/04/2015). Nominal tinggi jika terbongkarnya soal yaitu dari dalam lembaga itu sendiri.
 
Kebocoran Dalam Lembaga
Ini menjadi tamparan keras yang harus diterima Kemendikbud. Pasalnya, lembaga yang seharunya mengayomi pendidikan di Indonesia, di dalamnya terdapat “orang gila” dengan keegoisaannya membocorkan naskah soal ujian nasional. Dengan kata lain, Kemendikbud kecolongan dalam pengawasan naskah soal.
 
Kabar baiknya tahun 2017 sampai tahun 2019, kebocoran soal mengalami penurunan. Hanya ada beberapa kasus dari kurun waktu tersebut. Mengapa? Sistem kali ini berbeda dengan yang sebelumnya. Jika pada tahun-tahun sebelumnya ujian nasional masih menggunakan pensil kertas, beberapa tahun terakhir Kemendikbud menerapkan ujian nasional berbasis komputer atau lebih sering disebut dengan istilah UNBK.

Langkah ini diambil karena banyaknya kasus kebocoran soal dari berbagai wilayah dengan angka yang cukup fantastis. Dengan diterapkannya UNBK, diharapkan tidak ada lagi kecurangan oleh pelajar maupun pihak tertentu.
 
Pengawas yang tak awas
Memang benar, penerapan UNPK menjadi UNBK lebih meminimalisir kebocoran soal. Walaupun masih ada kecurangan yang terjadi. Kasus terbaru, mencuatnya kebocoran soal dan kunci jawaban UNBK Matematika. Dalam kasus ini, seorang pelajar memotret soal dan dibagikan di grup jejaring sosial. Lucunya, dalam peraturan para peserta tidak diperbolehkan membawa ponsel saat ujian. Pada kenyataannya kebocoran terjadi melalui jejaring sosial.

Kesalahan tidak serta merta dilimpahkan kepada peserta. Pengawas yang kurang teliti dan tegas dalam menjalankan tugas, menjadi faktor utama dalam bocornya soal matematika. Pengawas yang seharusnya menjadi palang pintu dan mengawasi jalannya ujian, ternyata lalai dalam menjalankan tugas. Ini menjadi bukti bahwa “peserta lebih cerdik dari pengawas”.

PR Kemendikbud
Dalam hal ini kemendikbud mempunyai PR yang perlu diselesaikan. Mereka perlu mengkaji ulang siapa saja yang memang lanyak ditugaskan menjadi pengawas. Karena ketika sistem telah mendukung namun pengawas bisa ditikung, bukan hal yang tak mungkin kecurangan akan kembali terjadi.
 
Disisi lain, belum meratanya UNBK di seluruh pelosok negeri menjadi salah satu masalah besar yang perlu diselesaikan. Suatu ketidakadilan apabila hampir seluruh sekolah tingkat SMA melaksanakan UNBK, namun beberapa sekolah masih menggunakan UNPK. Tidak dapat dipungkiri, memang beberapa sekolah belum memiliki infrastruktur yang mendukung dalam melaksanakan UNBK. Akan tetapi, ini menjadi persoalan yang perlu diberikan jalan keluar terbaik, supaya semua bisa merasakan atmosfer melaksanakan UNBK seperti halnya di sekolah lain.

Dari kasus-kasus di atas, lembaga tertinggi pendidikan diharapkan mampu membenahi segala sisi yang menyangkut pendidikan. Jika tidak, semuanya akan merasa dirugikan apabila kasus serupa berkembang biak. Sistem UNBK menjadi bukti gerak cepat untuk “menambal” kebocoran soal. Benar saja, penurunan kecurangan secara signifikan sudah terealisasi. Apabila di tahun-tahun yang akan datang kebocoran soal kembali beranjak, apa bisa pendidikan di Indonesia seperti yang dikehendak ?
Bagikan :

Tambahkan Komentar