Ilustrasi Rhokmat
Oleh Ahmad Fauzi

Sering kita mendengar informasi dari kitab suci ataupun ulama yang menyatakan bahwa kondisi Arab sebelum kedatangan Islam sebagai masyarakat bodoh yang tidak berperadaban, tidak berpengetahuan.

Klaim di atas  sangat tidak betul sekali. Buku ini menjelaskan pada kita, Arab Pra-Islam memiliki banyak keutamaan yang memungkinkan dirinya menjadi masyarakat unggul dan berkebudayaan.

Ada satu keutamaan Arab Pra-Islam yang perlu kita ketahui, yaitu “hilm.” Keutamaan “hilm” salah satunya terletak pada kata teknis akal atau “aqlun” yang berasal dari kata “iqool.” Iqool artinya mengikat. Dalam khazanah Pra-Islam, orang disebut memiliki akal apabila ia mampu mengikat, mengekang dan menahan amarah dan hawa nafsunya sehingga kesadaran bisa berfungsi dengan baik.

Akal akan muncul apabila kita terus menerus melatih dan menahan hawa nafsu sehingga pikiran kita tidak dihanyutkan olehnya. Keutamaan akal ini memiliki padanan dengan istilah “autarkia” dari aliran Stoa Yunani. Autarkia dalam bahasa modern artinya otonom. Manusia menjadi tuan atas dirinya sendiri, tidak dikendalikan oleh kekuatan-kekuatan yang mengasingkan dirinya sendiri, seperti emosi, nafsu, ketakutan dan kesenangan yang mengaburkan akal-sehat.

Keutamaan hilm atau akal ini kemudian mengalami transformasi menjadi kata “islam.” Yang artinya pasrah dan tunduk, dalam hal ini tunduk dan pasrah pada hukum dan ketentuan tuhan dan rasul-Nya. Yang awalnya merdeka, otonom dan mandiri menjadi pasrah pada kekuatan di luar diri manusia.
Bagikan :

Tambahkan Komentar