Malang, TABAYUNA.com - Kurikulum merupakan seperangkat mencapai tujuan. Kurikulum sangat diperlukan dalam menghadapi isu-isu radikalisme terutama era industri 4.0. Acara beelangsung pada hari Rabu-Kamis/26-28 Juni 2019 dihadiri oleh anggota PPAI dari aceh sampai Papua.

Pada acara hari pertama yang dibuka dengan acara semiloka oleh ketua PP-PAI Indonesia Dr. Abdul Majid Khon, M.Ag dalam sambutannya memaparjan bahwa lulusan PAI harus memiliki profil memahami islam secara moderat (rahmatan lil 'alamin) dengan kajian-kajian keilmuan untuk mencapai profil itu terutama lulusan PPG pada prodi PAI.


Senada dengan hal itu, Dr. H.M Zaenudin, M.A selaku tuan rumah UIN Maulana Malik Ibrahim mengatakan bahwa dalam menghadapi isu-isu yang di prodi PAI harus memberikan sumbangsih dalam menyelesaikan problemy yang nyata. Setiap pertemuan diharapkan dapat menghasilkan rumusan kurikulum seperti KKNI. Reorientasi kurikulum PAI harus dilakukan sering dengan perkembangan zaman, dari zaman mesin uap sampai dengan zaman industri bahkan era milenial.

Acara dihadiri oleh Dosen dan Kaprodi serta sekprodi PAI se-Indonesia sekitar 100 lebih tukas Dr. Marno selaku ketua panitia, bahkan anggota PPAI sekarang mencapai 300 an anggota dan terus bertambah.

Di hari kedua, 27 Juni 2019. Acara dilanjutkan dengan acara studium general oleh Prof. Dr. Imam Suprayogo selaku guru besar UIN malang. Beliau memaparkan dalam era industri 4.0 seorang pengajar harus mampu memberikan karakter keteladanan kepada mahasiswa juga mengajarkan islam moderat yang rahmatan lil alamin. Tukas sigit.

Kemudian acara dilanjutkan dengan "Annual Conference on Islamic Education" oleh Prof. Dr. Dede Rosyada, Prof.Dr. Mansyur Ramli dan Dr. Imam Safei. Dengan membahas program strategis PPG, Reorientasi Kurikulum Dan Kebijakanj Akreditasi dengan 9 standar. Prof. Dr. Dede Rosyada menambahkan dalam waktu dekat dalam kebijakan akreditasi di PTKI ada kebijakan LAM agama yang semoga segera disahkan. Sehingga diharapkan seluruh prodi PAI mendapatkan predikat A.


Luluk kaprodi PAI STAINU Temanggung mengatakan, acara dilanjutkan dengan FGD seluruh anggota prodi PAI se Indonesia dalam fokus kurikulum, Antiradikalisme dan lain-lain yang menghasilkan beberapa kesepakatan yang akan ditindak lanjuti setiap tahun. Dan acara ramah-tamah dengan suasana yang asri nan sejuk di malam hari.

Dihari terakhir 28 Juni 2019, para peserta diajak ke taman petik apel batu guna mengakrabkan suasana dan tali silaturahmi antar anggota prodi PAI se-Indonesia.

"Pada pertemuan mendatang tahun 2020 direncanakan akan dilaksanakan di UIN Aceh," papar Sigit. (Tb55/STU)
Bagikan :

Tambahkan Komentar