Oleh: Anisa Rachma Austina
Mahasiswa prodi PAI STAINU Temanggung

Mie instan adalah makanan penyelamat ditanggal tua oleh anak-anak kos. Rasanya yang begitu lezat, dan bervariasi juga cara memasaknya yang amat mudah. Maka dari itu mie instan amat digemari oleh berbagai kalangan khususnya mahasiswa yang jauh dari orang tua. Mahasiswa yang belum dapat kiriman dan harus menghemat. Mahasiswa yang malas membeli makan dan lebih menyukai yang praktis. Mahasiswa yang nongkrong di warteg lapar lalu memesan meu andalan yaitu mie rebus.

Mereka dapat mengkonnsumsi soto untuk sarapan, bakso unuk makan siang, tongseng untuk makan malam, namun dalam bentuk mie instan, beraneka ragam rasa dan pilihan tersedia untuk penikmatnya. Bahkan produsen mie instan sangat kreatif berinovasi mengembangkan rasa mie instan, dan memadukannya dengan kearifan lokal, racikan bumbu yang amat lezat bahkan bisa dikatakan hampir mirip dengan aslinya.

Hinga mereka lupa bahwa mie instan tidak baik jika berlebihan, tidak baik jika dimakan terus menerus tanpa jeda, minimal tiga hari sekali. Agar dapat dicerna oleh tubuh. Mie instan juga sebaiknya dikombinasikan dengan sumber makanan lain seperti protein yang terdapat pada telur, vitamin yang terdapat pada sayuran. Rasanya juga pasti lebih nikmat

Berdasarkan data dari World Instan Noodles Association, penduduk Indonesia mengkonsumsi 12,54 milliar porsi mi instan sepanjang tahun 2018, melampaui Jepang dengan total 5,66 milliar porsi dan India dengan total 5,42 milliar  porsi saja. ( kompas.com 22/5/2019).

Data tersebut membuktikan bahwa konsumsi mie instan di Indonesia tinggi, atau minat warga terhadap makanan cepat saji ini sangat tinggi, salah satu penikmat mie instan adalah kalangan mahasiswa yang tinggal jauh dari orang tua, atau mahasiswa yang memilih untuk ngekos. Biasanya mereka menyetok mie instan dikos-kosan, supaya saat lapar melanda mereka tinggal merebusnya.

Mie instan juga merupakan bekal anak sekolah praktis, banyak dari kalangan ibu-ibu yang engan repot memasak atau sedang terburu-buru jadi mereka memilih mie instan untuk bekal anaknya karena praktis dan lezat, dari sini anak-anak sudah dikenalkan dengan cita rasa mie instan jadi wajar jika saat dewasa mereka kecanduan mie instan.

Mie instan bukan hanya menarik minat kalangan mahasiswa, mapun anak kos-kosan tapi menu mie instan juga masuk ke daftar menu di restorant yang harganya menjadi fantastis, salah satunya indomie salted egg chiken yang dibandrol dengan harga Rp. 60.000 karena mungkin bahan tambahan atau topingnya yang membuat harga seporsi mie instan direstorant lebih mahal dan jauh dari harga mie instan warkop, yang bandrol Rp 5000 unuk mie tanpa telur dan Rp. 7000 untuk pake toping telur.
Dalam sebuah  penelitian oleh Dr Branden Kuo dari Rumah Sakit Umum Massachusetts, dokter itu memasukan kamera kecil ke saluran pencernaan setelah konsumsi mie instan. Setelah dua jam mie instan tetap utu di perut, yang menyebabkan tekanan tambahan pada sistem pencernaaan. Dimana, kondisi ini mengharuskan tubuh terpaksa bekerja lebih lama untuk memecah olahan ini. Mie instan tidak memiliki nilai gizi mereka malah mengandung banyak zat aditif berbahaya seperti TBHQ yang tidak baik bagi kesehatan anda. (okezone 05/01/2018).

Maka dari itu kita harus bisa mengontrol makanan apa saja yang masuk ke mulut kita. Disini tidak dikatakan tidak boleh makan mie instan hanya saja coba dikuangi, dan jangan berlebihan, beri jeda antar satu bugkus dengan bungkus yang laiinnya.

Kelezatan mie instan sudah tidak diragukan lagi bahkan baunya saja dapat mengoda untuk segera melahabnya, mahasiswa yang jauh dari orang tua dan memilih makanan praktis dan lezat ini lebih baik segera mengurangi konsumsi mie instan.

Salah satu mahasiswa di Taiwan meninggal karena setiap malam konsumsi mie instan, setiap malam ia belajar hingga larut untuk masuk universitas impiannya, saat lapar melanda dia mesti konsumsi mi instan, lalu ia pun berhasil masuk universitas impianya, dia mengalami kanker perut. Gejala awal kanker perut ialah perut kembung, mual,sakit perut. (terkini.id 09/03/2019).

Konsumsi mie instan yang tidak terkontrol akan merugikan diri kita sendiri, maka dari itu lebih baik mencegah dari pada mengobati, kurangi konsumsi mie instan agar kesehatan anda teteap terjaga, imbangi dengan konsumsi buah dan sayur karena itu lebih mudah dicerna oleh tubuh.

Mengurangi Budaya Makan Mie Instan
Cara yang dapat kita lakukan agar tidak kecanduan mie insant yang pertama ialah kita harus mengedukasi diri kita sendiri tentan bahaya konsumsi mie instan yang berlebihhan pada tubuh, mie instan akan sulit dicerna oleh tubuh sehingga akan membuat tubuh bekerja lebih keras unuk mencernanya.

Yang kedua jangan stok mie instan di kos, stokan mie instan dikos hanya akan memanjakan kita, membuat kita malas dan enggan makan makan lain karena ada makanan praktis dan lezat di almari penyimpanan.

Ketiga ganti stokan mie instang dengan minuman sereal, atau susu saat tenggah malam lapar bisa diseduh dan setidaknya bisa mengurangi rasa lapar.

Keempat makan makanan yang mengenyangkan, seperti nasi, roti maupun sumber karbohidrat yang lain seperti kentang rebus, ubi rebus, jagung rebus, dengan demikian hasrat untuk ngemil mie instan akan berkurang karena perut sudah kenyang dan erisi penuh.

Kelima cari warteg yang murah, salah satu alasan kenapa mie instan sangat digemari ialah karena rasanya yang lezat dan harganya yanng terjangkau, dengan kita bertemu langganan warteg yang murah kita pasti lebih akan memilih makan di warteg dari pada makan mie instan.

Keenam buat list jadwal makan mie instan, ini akan membantu untuk mengontrol kita agar tidak berlebihan dalam konsumsi mie instan. Jadi siapkah anda untuk kurangi konsumsi mie instan untuk kesehatan anda?

Bagikan :

Tambahkan Komentar