Oleh Hamidulloh Ibda
Dosen STAINU Temanggung, Jawa Tengah

Semen tidak sekadar berurusan dengan pembangunan gedung, rumah, kantor, namun erat dengan pembangunan nasional. Semua peranti pembangunan nasional ini sangat ditentukan penguatan sistem, mutu dan manajemen di internal perusahaan, salah satunya PT. Semen Padang sebagai pelopor perusahaan semen tertua di Indonesia sejak 18 Maret 1910.

PT. Semen Padang sebagai perusahaan bersama-sama stakeholders harus menguatkan “sistem perusahaan bersih” agar tehindar penyelewengan, fraud (kecurangan), dan korupsi. PT. Semen Padang juga harus memberikan “literasi pembangunan” pada stakeholders dan masyarakat. Mengapa literasi pembangunan penting? Sebab, literasi ini akan berdampak pada inklusi (tingkat penggunaan jasa atau barang) bangunan, salah satunya semen. Ketika penggunaan semen banyak, otomatis produksi semen melimpah. Ketika melimpah akan menyumbang pendapatan negara melalui pajak dan APBN.

Kemenperin mencatat sepanjang 2016, jumlah investasi industri semen nasional Rp15 triliun. Kontribusi terhadap PDB juga sebesar Rp89,05 triliun (0,72 persen) dari PDB nasional. Kapasitas produksi semen secara nasional tahun 2016 sebesar 95,5 juta ton dan diperkirakan mencapai 102,1 juta ton tahun 2017 (Viva.co.id, 20/3/2017). Pada 2016, kebutuhan domestik semen tentu semakin tinggi.

Ketika jumlahnya demikian, maka harus ada gerakan literasi pembangunan atau persemenan yang dapat dilakukan PT. Semen Padang sebagai salah satu perusahaan semen terbesar di Indonesia. Hal itu urgen dilakukan karena bertujuan menjaga PT. Semen Padang sebagai Objek Vital Nasional (Obvitnas) dari tindakan fraud (kecurangan). Ketika sudah kuat, maka secara kontinu PT. Semen Padang pasti memberi sumbangsih nyata dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan.

Sebelum menguatkan literasi pembangunan, sangat urgen dilakukan penguatan sistem tata kelola dan manajemen PT. Semen Padang yang profesional, bersih, dan bernas sesuai tantangan era Revolusi Industri 4.0. Penguatan sistem PT. Semen Padang ini dalam rangka membangun kekuatan agar dapat mewujudkan pembangunan nasional. Sebab, PT. Semen Padang memiliki posisi strategis sebagai Obvitnas di Indonesia.

Penguatan Sistem Internal
Dalam rangka menjaga PT. Semen Padang sebagai objek vital nasional dari tindakan fraud dapat dilakukan dengan penguatan sistem internal. Pertama, penguatan Good Corporate Governance (GCG) di internal PT. Semen Padang bersama stakeholders. Daniri (2005:203) menjelaskan Good Corporate Governance (GCG) merupakan prinsip untuk menciptakan tata kelola perusahaan baik yang senada dengan tujuan perusahaan.

Surya dan Yustiavandana (2006:25) berpendapat, Good Corporate Governance (GCG) merupakan sistem mengarahkan dan mengendalikan perusahaan. Tujuannya, mencapai keseimbangan antara kekuatan kewenangan yang diperlukan perusahaan dalam menjamin kelangsungan eksistensinya dan pertanggungjawaban kepada stakeholdes. Hal itu akan lebih sukses ketika PT. Semen Padang dapat menerapkan prinsip dalam GCG dengan maksimal, dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

Kedua, menerapkan prinsip GCG yang disusun Komite Nasional Kebijakan Governance (2006: 5-6) dengan beberapa langkah. Mulai dari tranparency (transparansi), accountability (akuntabilitas), responsibility (tanggungjawab), independence (independensi), fairness (kewajaran dan kesetaraan). Langkah ini dapat dilakukan dengan membuka kran transparansi, keterbukaan, guna memberikan pelayanan yang baik bagi konsumen PT. Semen Padang. Selanjutnya, akuntabilitas PT. Semen Padang dengan menguatkan pertanggungjawaban kinerja dengan transparan. Semen Padang wajib menjalankan tugas, tanggungjawab, dan perannya secara bertanggungjawab serta mematuhi peraturan perundang-undangan. Tujuannya, pengakuan  sebagai Good Corporate Citizen.

Selain itu, independensi harus dikuatkan agar stakeholders PT. Semen Padang tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi. Dalam  melaksanakan  kegiatannya, PT. Semen Padang memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku  kepentingan  lain sesuai asas kewajaran dan kesetaraan demi terwujudkan Good Corporate Citizen.

Ketiga, penguatan auditor internal PT. Semen Padang. Riset Maulina (2014: vii) membuktikan, komite audit perusahaan semen dapat meningkatkan kontribusinya dengan memberikan saran dan perbaikan bagi kemajuan perusahaan. Auditor internal ini menjadi “kunci” strategis memutus mata rantai tindakan fraud di internal PT. Semen Padang itu sendiri.

Keempat, penguatan auditor eksternal PT. Semen Padang. Agoes (2007) (Merawati dan Hatta, 2016: 3) menjelaskan audit eksternal merupakan pihak ahli dan independen yang memberikan nilai tambah bagi laporan keuangan perusahaan, karena pada akhirnya pemeriksaannya akan memberikan pendapat mengenai kemajuan posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan laporan arus kas. PT. Semen Padang dapat menguatkan auditor melalui “komisi audit” untuk memeriksa laporan keuangan untuk memastikan laporan dengan prinsip true and fair (benar dan layak) dari kinerja keuangan masa lalu, saat ini, dan masa mendatang.

Riset Merawati dan Hatta (2016: 17) menunjukkan komite audit, audit internal dan audit eksternal mempunyai hubungan strategis dalam melaksanakan pengawasan atas kegiatan operasional sebuah perusahaan. Semua itu dapat tercapai ketika auditor internal menerapkan prinsip etika profesi mulai dari tanggungjawab, berorientasi kepentingan umum, integritas, objektivitas, kompeten dan kehati-hatian profesional, kerahasiaan, dan memahami standar teknis pada PT. Semen Padang.

Kelima, penguatan auditor operasional. Arens, dkk (2008 : 13) berpendapat, audit operasional merupakan langkah mengevaluasi efisiensi dan efektivitas setiap bagian dari prosedur dan metode operasi organisasi. Audit operasional lebih berorientasi ke masa depan, artinya hasil penilaian berbagai kegiatan operasional itu diharapkan membantu manajemen meningkatkan efektivitas pencapaian tujuan yang ditetapkan badan usaha. PT. Semen Padang dapat menguatkan auditor operasional demi mewujudkan kinerja bersih.

Keenam, menerapkan sistem Analytical Hierarchy Process (AHP) dalam pengambilan keputusan PT. Semen Padang. AHP merupakan hirarki fungsional membantu pengambil keputusan agar lebih baik dalam pengambilan keputusan berbagai problem. Sistem AHP juga dapat melengkapi kerangka kerja dan teknik merangking alternatif-alternatif layak berdasarkan referensi pengambil keputusan.

Riset Viarani dan Zadry (2015: 61) menemukan Analytical Hierarchy Process (AHP) berdampak positif pada PT. Semen Padang dengan langkah menyelesaikan beberapa persoalan keputusan. Mulai penetapan prioritas, menghasilkan seperangkat alternatif, memilih alternatif kebijakan, menetapkan berbagai persyaratan, mengalokasikan sumber daya, meramalkan hasil dan menaksir risiko, mengukur prestasi, merancang sistem, menjamin kemantapan sistem, mengoptimalkan, dan memecahkan konflik.  Semua langkah di atas, dapat dilakukan bersama-sama pimpinan/direksi, stakeholders melalui pisau analisis berbasis Good Corporate Governance (GCG), penguatan auditor internal, eksternal dan operasional, serta Analytical Hierarchy Process (AHP).

Literasi Pembangunan Berwawasan Semen
Setelah penguatan sistem internal, literasi pembangunan penting dilakukan PT. Semen Padang, baik bersama stakeholders dan masyarakat, agar terhindar dari tindakan fraud. Ada beberapa formula strategis memujudkan literasi pembangunan berbasis semen. Pertama, mengedukasi karyawan dan masyarakat luas tentang urgensi semen sebagai fondasi utama pembangunan fisik dan ekonomi bangsa. Literasi pembangunan di sini sesuai dengan program Gerakan Literasi Nasional (GLN) yang digagas Kemendikbud sejak 2015 lalu yang dapat dilakukan perusahaan.

Literasi pembangunan menguatkan pada semua kegiatan mendidik masyarakat untuk paham apa itu pembangunan, jenis, cara, dan perannya dalam mewujudkan pembangunan nasional secara berkelanjutan. Salah satunya menciptakan sinergitas antara PT. Semen Padang, stakeholders, sekolah, kampus, dan masyarakat agar Semen Padang benar-benar bersih dari tindakan fraud. Dapat dilakukan dengan seminar, lokakarya, workshop, atau diskusi yang berbasis pembelajaran/edukasi, pembudayaan, dan tindakan.

Alasan logisnya, banyak tindakan fraud muncul karena “ketidaktahuan” tentang pembangunan dan persemenan. Sementara fraud yang terjadi karena kriminalitas, hal itu dapat diserahkan pihak berwajib. Namun yang urgen di sini lebih pada penguatan literasi pembangunan berwawasan semen.

Kedua, melakukan literasi pembanguan di sekolah, kampus, lembaga pendidikan non-formal tentang persemenan. Ketiga, bersinergi dengan sekolah atau kampus dalam mengedukasi melalui kegiatan Praktik Kerja Industri (Prakerin), Praktik Kerja Lapangan (PKL), Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dan lainnya.

Keempat, sinergitas dengan perguruan tinggi dengan membuat riset-riset terkini untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0. Sebab, selama ini riset persemenan relatif sedikit dan hanya dilakukukan fakultas tekni/industri dan rumpun Matematika-IPA saja. Riset tersebut menjadi bahan riil demi kemajuan PT. Semen Padang itu sendiri karena dapat mengurangi masalah berbasis riset, data, teknologi, dan tidak sekadar asumsi saja. Sebagai Obvitnas dan produsen semen tertua, PT. Semen Padang wajib menjadi pelopor perusahaan yang mendepankan mutu berbasis riset terkini untuk mewujudkan pembangunan nasional.

Kelima, penguatan Corporate Social Responsibility (CSR) berwawasan literasi pembangunan. Tahun 2014 dan 2017, PT. Semen Padang mendapat penghargaan Indonesia CSR Awards (ICA), dan tahun ini mendapat penghargaan TOP CSR 2018. Hal itu harus dikuatkan lagi pada CSR berbasis literasi pembangunan untuk menguatkan peran PT. Semen Padang dalam pembangunan nasional, baik dari segi SDM, ekonomi, maupun konstruksinya.

Kunci suksesnya pembangunan nasional sangat ditentukan perusahaan besar termasuk PT. Semen Padang. Semua itu, bergantung sistem dan literasi pembangunan yang kuat, bersih, dan berkelanjutan. Sistem tata kelola perusahaan yang baik sangat ditentukan kebiasaan baik dalam menjalankan tugas.

Komitmen pembangunan nasional dapat dilakukan PT. Semen Padang melalui penguatan sistem internal yang bersih dan jujur. Jika sudah demikian, maka pembangunan nasional dapat terwujud secara otomatis. PT. Semen Padang bukan satu-satunya perusahaan semen. Namun, PT. Semen Padang menjadi satu-satunya perusahaan semen yang paling senior, dan terbukti berkomitmen mendongkrak pembangunan nasional. Maka menguatkan sistem internal dan literasi pembangunan menjadi kuncinya. Jika tidak sekarang, kapan lagi?


DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvian A, dkk, 2008, Auditing & Jasa Assurance, Jakarta: Erlangga.
Daniri, Mas Ahmad, 2005, Good Corporate Governance: Konsep dan Penerapannya dalam Konteks Indonesia, Jakarta: Rai Indonesia.
Komite Nasional Kebijakan Governance, 2006, Pedoman Umum Good Corporate Governance, Jakarta: KNKG.
Maulina, Febi Citra, “Efektivitas Komite Audit dalam Sudut Pandang Auditor Internal pada PT Semen Indonesia (Persero) TBK,” Skripsi, Universitas Airlangga, repository.unair.ac.id/3239 tahun 2014.
Merawati, Endang Etty dan Hatta, Iha Haryani, “Komite Audit, Audit Internal, Dan Audit Eksternal sebagai Pengawas Solvabilitas Perusahaan Asuransi”, Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 6, Nomor 1, April 2015, Hlm. 11-19.
Surya, Indra, dan Yustiavandana, Ivan, 2006, Penerapan Good Cor porate Governance (Mengesampingkan Hak-hak Istimewa Demi Kelangsungan Usaha), Jakarta: Kencana.
Tim Viva, “Berapa Jumlah Investasi Perusahaan Semen di Indonesia?”, Senin, 20 Maret 2017, Berita, www.viva.co.id/arsip/895977-berapa-jumlah-investasi-perusahaan-semen-di-indonesia diakses pada 24 November 2018.
Viarani, Suci Oktri, dan Zadry, Hilma Raimona, “Analisis Pemilihan Pemasok dengan Metode Analitycal Hierarchy Process di Proyek Indarung VI PT Semen Padang”, Jurnal Laporan Kerja Praktek, Fakultas Teknik Unand, josi.ft.unand.ac.id/index.php/josi/article/view/19, Vol. 14 No.1, April 2015:55-70.

-Tulisan ini sudah pernah dilombakan dalam Lomba Penulisan Artikel Semen Padang 2018.

Bagikan :

Tambahkan Komentar