Ilustrasi Mastel

Oleh : Moh. Nahrul Irfan
Universitas Islam Malang

PANCASILA adalah suatu hasil kesepakatan yang menjadi panji kedaulatan NKRI ( Negara Kesatuan Republik Indonesia ) sekaligus sebagai ideologi bangsa. Secara Etimologis/istilah “ PANCASILA ” berasal dari Sanskerta dari india ( bahasa kasta brahmana ) adapun bahasa rakyat biasa adalah bahasa Prakerta.  

Menurut Muhammad Yamin, dalam bahasa sanskerta perkataan “ PANCASILA ” memiliki dua macam arti secara leksial yaitu “ PANCA ” artinya “ Lima ” dan “ Syila ” vokal 1 pendek artinya “ Batu sendi ”, “ Alas ”, atau “ Dasar ”. Sama halnya dengan arti kedua yaitu “syila” vokal i pendek artinya “Peraturan tingkah laku yang baik, yang penting atau yang senonoh”.

Istilah pancasila telah dikenal sejak zaman kerajaan Sriwijaya dan Majapahit dimana sila-sila yang terdapat dalam pancasila itu sudah diterapkan dalam kehidupan masyarakat meskipun sila-sila tersebut belum dirumuskan secara konkrit. Menurut kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular, pancasila berarti ” berbatu sendi yang lima “atau“ pelaksanaan kesusilaan yang lima “.
Pancasila adalah isi dalam jiwa bangsa indonesia yang turun-menurun lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan barat. Dengan demikian, pancasila tidak saja falsafah negara, tetapi lebih luas lagi, yakni falsafah bangsa Indonesia. 

Menurut Presiden Ir. H. Joko Widodo, “ PANCASILA merupakan hasil dari satu kesatuan proses yang dimulai dengan rumusan pancasila 1 Juni 1945 yang dipidatokan Ir. Sukrno pada Piagam Jakarta pada tanggal 22 Juni 1945 dan rumusan final Pancasila pada tanggal 18 Agustus 1945. Adalah jiwa besar para founding fathers, para ulama dan pejuang kemerdekaan dari seluruh pelosok Nusantara sehingga kita bisa membangun kesepakatan bangsa yang mempersatukan kita.”

Bangsa Indonesia dengan segenap potensi yang ada, merupakan bangsa yang besar dan kaya. Memiliki keuntungan demografi, dengan posisi strategis di antara jalur-jalur distribusi barang dan jasa internasional, dan memiliki SDA hayati dan non hayati yang melimpah serta di berkahi dengan sumber energi yang seakan tak ada habisnya. Tepat apabila di juluki The Winning region ( Kawasan Pemenang ). Karena negara ini memiliki segalanya.


Sekarang ini kita mulai memasuki era millenial di mana generasi Y ( usia 18 – 36 tahun ) sebagai usia produktif menjadi tonggak penentu nasib Bangsa Indonesia dan bagaimana seisi Pancasila akan di amalkan sebagai dasar bangsa. Maka dengan seiring berkembangnya jaman yang semakin maju baik dari segi komunikasi hingga industri. Globalisasi mungkin bisa jadi keuntungan dan tantangan bagi Bangsa Indonesia.

Di era millenial ini segalanya menjadi praktis dan serba instan bangsa ini juga di hadapkan tantangan menyinkronkan budaya pancasila dan kuatnya arus globalisasi yang masuk ke Indonesia. Dengan perbandingan beberapa ideologi dan budaya luar yang tidak sejalan dengan ideologi dan budaya Bangsa Indonesia sendiri.

Maka disamping kemajuan globalisasi kita sebagai generasi millenial yang akan menentukan masa depan bangsa, kita harus bisa menyeimbangkan ideologi Pancasila dengan perubahan jaman semua di mana semua itu di mulai dari kita sendiri lalu menyebarkan kepada orang-orang di sekitar kita. Mari menjadi generasi millenial yang memiliki karakter sebagai Bangsa Indonesia yang berideologi Pancasila!
Bagikan :

Tambahkan Komentar