Oleh Miftaf Pradika Putra

Mahasiswa STAINU Temanggung Prodi Hukum Keluarga Islam, Aktivis PMII Komisariat Trisula STAINU Temanggung

Puteri Indonesia merupakan ajang kecantikan yang pertama kali diselenggarakan di Indonesia pada tahun 1992 oleh Yayasan Puteri Indonesia yang diketuai oleh Mooryati Soedibyo dan disponsori oleh perusahaan kosmetik Mustika Ratu. Puteri Indonesia akan menjadi duta bangsa yang mewakili indonesia pada kegiatan yang berjenjang Internasional dan ikut serta dalam memajukan perniagaan ekspor Indonesia dan pariwisata.

Dalam memperjuangkan untuk menjadi puteri indonesia tidaklah mudah, pasti akan ditemukannya sebuah rintangan didalamnya. Dimulai dari kontes pemilihan Puteri Daerah, kemudian naik level ke kontes pemilihan Puteri Indonesia jika lolos saat pemilihan Puteri Daerah.

Dapat kita lihat perwakilan dari Sumatera Barat dalam kontes kecantikan nasional Puteri Indonesia 2020, Louise Kalista Wilson-Iskandar (lahir di Bukittinggi, 15 Juli 1998; umur 21 tahun), yang lebih dikenal dengan Kalista Iskandar. Ia adalah seorang peragawati, dan pemenang kontes kecantikan Puteri Indonesia Sumatra Barat 2020.

Kalista merupakan salah satu peserta kontes kecantikan Puteri Indonesia 2020 yang lolos sampai babak enam besar final. Namun, langkah Kalista hanya terhenti disitu karena ia diketahui salah pengucapan saat menjawab soal yang dilontarkan salah satu juri kepada Kalista tentang isi pancasila.

Juri yang melontarkan pertanyaan kepadanya adalah Ketua MPR RI Bambang Soesatyo. Ketua MPR RI terssebut menyuruhnya untuk melafalkan kelima sila Pancasila. Saat pertanyaan tersebut dilontarkan, penonton langsung memberikan sambutan meriah kepada Bambang Soesatyo.

Perempuan yang merupakan pewakilan dari Sumatera Barat tersebut sempat berpikir dan mengambil jeda ketika pertanyaan tersebut diberikan karena mungkin kondisi penonton masih ramai. Ia tak menyangka jika akan diberikan pertanyaan terkait Pancasila.

Ekspresi kaget muncul dari wajah Kalista. Dengan tegas ia mulai melafalkan lima sila Pancasila. Karena waktu yang diberikan Choky Sitohang selaku salah satu dari pembawa acara dalam malam puncak Puteri Indonesia 2020 kepada Kalista untuk menjawab pertanyaan tersebut hanya 30 detik, Kalista pun terlihat gugup.

Saat perempuan yang berusia 21 tahun melafalkan sila ke-1 sampai sila ke-3, ia terlihat lancar. Namun ketika menyebutkan sila ke-4, dan sila ke-5, Kalista nampak gugup dan kebingungan saat menjawab. Akibatnya, Kalista salah saat menyebutkannya dan menjadikan langkahnya terhenti di babak 6 besar finalis Puteri Indonesia 2020.

Kesalahan Kalista karena tidak hafal Pancalisa, menjadi perbincangan hangat para netizen bahkan sempat viral. Ia sempat memberikan klarifikasi dan penjelasan di akun instagram pribadinya. Ia menyatakan bahwa saat menjawab pertanyaan tersebut ia grogi, dan meyatakan bahwa kejadian tersebut merupakan “nervous".

Namun, dibalik itu Kalista mendapat dukungan positif dari Najwa Shihab, yang akrab dipanggil Nana (kelahiran Makassar, Sulawesi Selatan, 16 September 1977; umur 42 tahun) dikenal sebagai seorang jurnalis, dan namanya besar melalui acara Mata Najwa.

Melalui akun Instagramnya, Nana menengok kembali ke masa lalunya ketika melakukan kesalahan saat siaran perdana di televisi. Nana mengaku gugup luar biasa ketika menyebutkan nama sendiri untuk memperkenalkan dirinya sebagai orang lain. Ia juga memutar memori ingatanyya ketika melakukan kesalahan saat meliput bencana tsunami di Aceh 2004 silam.

"Teringat juga pengalaman meliput bencana tsunami di Aceh. Karena kekalutan situasi saya salah menyebut Kota Calang menjadi Calung. Usai laporan langsung itu, saya dihampiri oleh seorang bapak sambil menangis, karena ia masih menunggu kabar dari keluarganya di kota yang saya salah sebut tadi." tulis Najwa Shihab di instagram

Presenter 42 tahun itu memaklumi kejadian Kalista yang gugup diatas panggung, karena kegugupan tersebut juga pernah dialaminya ketika diatas panggung. Ia juga menceritakan kejadian pada saat pelantikan Bambang Soesatyo sebagai ketua MPR RI.

"Jadi saya bisa memahami kegugupan yang pasti berkali-kali lipat dihadapi Kalista tadi malam. Hanya diberi waktu menjawab 30 detik di tengah riuh rendahnya sorakan penonton. Ketua MPR Bambang Soesatyo yang tadi malam mengajukan pertanyaan hafalan itu, juga pernah berada di situasi yang hampir mirip." Lanjutnya.

"Saat momen pelantikannya menjadi Ketua DPR. Walau bukan hapalan, karena ia dituntun saat mengucapkan sumpah, tapi ia juga sempat salah ucap sumpah. Bahkan sampai 3 kali.We are all humans after all.#CatatanNajwa" tutupnya Najwa Shihab

Oleh karena ini Najwa Shihab memahami rasa gugup yang rasakan Kalista, yang harus tampil di dekan jutawan pasang mata masyarakat indonesia. Siapapun bisa saja mengalami apa yang dihadapi oleh Kalista, bahkan orang cerdas maupun tokoh terkemuka pun bisa mengalaminya.

Sementara itu, Kalista sendiri terkait hal yang menimpa dirinya itu mulai buka suara. Melalui situs Insta Story Instagramnya, Kalista mengatakan bahwa tak ingin lagi terlalu memikirkan kesalahannya tersebut, yang lalu biarlah berlalu. Ia cukup bangga dengan apa yang telah dicapainya sebagai peserta babak 6 besar di ajang Puteri Indonesia 2020 ini.

"The biggest thing to take from tonight is that it's okay to br nervous as long as you contuniue to hold your head up high and syay proud of you are," tulis Kalista di Instagram Story, mengutip dari Kompas.com.

"Hal terbesar yang dapat diambil dari malam ini adalah tidak apa-apa untuk (merasa) gugup selama kamu terus mengangkat kepalamu dan tetap bangga pada dirimu," diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.

Kalista tak terlalu memikirkan kesalahannya. Dia merasa bangga akan pencapaiannya sejauh ini. Kalista akan belajar dari kesalahan yang dilakukan untuk menjadi lebih baik lagi.

"No matter what, Iam still proud of who I am and how far I've come," lanjutnya.

"This will be something for me to learn from. It isn't the end of my journey, it's just the beginning. Stay safe, stay proud of who you are, and stay kind of each other," tutupnya..

"Tidak peduli apa, aku masih bangga dengan siapa aku dan seberapa jauh aku datang," tulis Kalista, dalam bahasa indonesia.

"Ini akan menjadi sesuatu yang aku pelajari. Ini bukan akhir dari perjalananku, ini hanya permulaan. Tetap aman, tetap bangga dengan siapa dirimu, dan tetaplah baik satu sama lain," tutupnya, dalam bahasa indonesia.

(Pelajaran terbesar yang dapat diambil dari malam ini adalah tidak apa-apa untuk gugup selama kamu terus mengangkat kepalamu dan tetap bangga pada dirimu)," tulisnya kemudian.

Dengan begitu, Kalista tetaplah harus berbangga diri karena ia bisa sampai di titik terjauh yang ia capai. Ia juga harus tetap belajar dari kejadian ini dan hal ini bukanlah akhir dari perjalanannya.
Bagikan :

Tambahkan Komentar