Oleh Ulul Azmi

Mahasiswa prodi Ekonomi Syariah STAINU Temanggung

Virus corona merupakan virus yang saat ini mewabah di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia. Virus ini merupakan pandemi yang telah menewaskan jutaan jiwa manusia, di Indonesia sendiri saat ini sudah terdapat sekitar 45.029 kasus positif terdampak dan untuk total kematian yang disebaabkan oleh virus ini mencapai 2.429 orang. Tidak hanya mengancam nyawa bahkan virus ini di yakini mempengaruhi perekonomian dunia, di Indonesia sendiri virus ini juga mempengaruhi dalam bidang perekonomian contohnya seperti pariwisata, proses produksi yang diberhentikan atau penutupan pabrik industri, dan ekspor-impor yang terhambat.

Dengan adanya virus corona ini maka semua objek wisata yang ada di Indonesia diwajibkan oleh pemerintah untuk ditutup sementara. “Itu keputusan bersama Muspida plus. Sehingga kita tutup untuk mencegah penyebaran virus corona. Apalagi baru-baru ini ada warga kita yang dinyatakan positif corona,” (Wali Kota Lhokseumawe, Suaidi Yahya per telepon, Kompas.com, 20/6/2020). Dengan adanya keputusan pemerintah tentang penutupan objek wisata sementara waktu, maka secara tidak langsung akan mengurangi pendapatan disetiap daerah. Ditutupnya objek wisata menjadi salah satu langkah pemerintah dalam mencegah penyebaran virus corona agar tidak semakin meluas.

Saat ini juga ada wisata yang mulai dibuka kembali namun dengan peraturan yang baru dan pengunjung wisata harus memenuhi protokol kesehatan selama kunjungan. “Pembelian tiket hanya data dilakukan secara daring atau online melalui website resmi Ancol” (Liputan6.com, 20/6/2020). Sesuai peraturan yang baru maka pembelian tiket untuk mengunjungi objek wisata tersebut dilakukan secara online, dimaksudkan untuk semua orang tidak melupakan tentang  jaga jarak atau physical distancing minimal 1 meter dengan orang lain. Namun yang diperbolehkan untuk megunjungi objek wisata tersebut hanya orang orang yang berasal dari daerah tersebut saja.

“Berbagai sektor industri tidak lagi operasi, sehingga banyak perusahaan kehilangan pendapatan, sebagian tutup, artinya melakukan PHK dan merumahkan pekerja. Hal ini pilihan pahit perusahaan dan tentu menambah pengangguran” (CNBC Indonesia, 19/6/2020). Virus corona juga berdampak pada pekerjaan setiap orang terutama para buruh pabrik, karena sektor industri atau pabrik tempat mereka bekerja tidak lagi beroperasi. Dengan ditutupnya pabrik-pabrik industri maka akan menyebabkan mereka tidak memiliki pekerjaan dan tidak memiliki pendapatan.

Banyak industri pabrik yang sudah merencanakan tentang pengeksporan produk yang mereka buat namun terhambat karena adanya virus corona. “Sehingga, kami proyeksikan ekspor pada tahun ini akan turun 50 persen” (TEMPO.CO, 20/6/2020). Maka dari itu produksi yang sudah direncanakan tidak akan sesuai dengan target, hal ini akan menghambat proses ekspor barang keluar negeri dan akan mengurangi pendapatan negara atau akan mengurangi devisa negara.

Menghadapi
Dengan adanya virus corona maka akan berdampak pada perekonomian, maka dari itu banyak tempat wisata, pabrik atau sektor industri, dan ekspor impor yang dibatasi. Ada beberapa hal yang harus dimiliki dalam menyikapi dampak tersebut. Pertama, sesuai kebijakan pemerintah tempat umum pariwisata harus ditutup hal ini bisa disikapi meski wisata ditutup namun bagi wisata seperti kebun binatang bisa saja menjual tiket. Namun tiket tersebut digunakan untuk membeli makanan bagi hewan-hewan yang ada didalam wisata kebun binatang tersebut. Hal ini juga sudah dilakukan oleh objek wisata kebun binatang di beberapa wilayah, agar hewan yang ada didalam wisata tidak kekurangan makanan dikarenakan pendapatan kebun biantang yang menurun drastis.

Kedua, dengan kebijakan yang baru yaitu New Normal ada beberapa objek wisata yang mulai buka kembali. Cara menghadapinya yaitu dengan membuat suatu peraturan yang baru tentang pencegahan corona sesuai dengan anjuran pemerintah, yaitu denagn pembelian tiket secara online, kemudian yang diperbolehkan untuk berkunjung hanya orang-orang yang ada disekitar wisata tersebut, dan selama kunjungan diharapkan para pengunjung selalu menggunakan protocol kesehatan seperti masker dan selalu jaga jarak atau physical distancing.

Ketiga, disetiap pabrik atau sektor industri bisa dilakukan kebijakan bekerja bergantian, yaitu dengan pembagian pekerjaan namun tidak semua buruh pabrik masuk kerja, misalnya ada 60 pekerja kemudian tiap hari ada 10 buruh yang bekerja kemudian dilanjut dihari berikutnya secara bergantian. Dengan begitu dapat meminimalisir terjadinya PHK secara besar-besaran, meskipun para buruh tersebut tidak bekerja full selama seminggu dan juga akan mencegah adanya penganggguran. Karena saat ini bertepatan dengan tahun ajaran baru dalam pendidikan, jika para orang tua di PHK dan akhirnya tidak bekerja maka mereka akan kesulitan untuk menyekolahkan anak mereka karena tidak mempunyai biaya.

Bagikan :

Tambahkan Komentar