Pekalongan, TABAYUNA.com - Tim Gerakan Literasi Ma'arif (GLM) LP Ma'arif PWNU Jawa Tengah didapuk menjadi narasumber Pelatihan Jurnalistik dan Literasi Media Digital pada 18-19 Agustus 2020 di SMP Islam Al Bayan Wiradesa, Pekalongan, Jawa Tengah. Selain diikuti guru SD, SMP, dan SMA Islam Al Bayan, peserta dari IPNU-IPPNU dan mahasiswa PPL IAIN Pekalongan juga turut menjadi peserta.


Hadir Koordinator GLM Hamidulloh Ibda dan content creator sekaligus Youtuber Miftakhul Khoiri menjadi narasumber dalam pelatihan tersebut. Pelatihan ini merupakan bentuk pendidikan dan pelatihan GLM yang diinisiasi LP Ma'arif PWNU Jawa Tengah.

Dalam sambutan saat pembukaan, Kepala SMP Islam Al Bayan Ziaul Khaq mengatakan tujuan kegiatan itu untuk memperkuat mutu dan kualitas pendidikan. Khususnya di bidang jurnalistik, literasi, dan pembelajaran. "Kami undang tim GLM ini untuk membimbing guru dan murid-murid kami agar mereka bisa menulis dan mengedit video atau membuat desain," ujar dia.

Sesi pertama, narasumber Hamidulloh Ibda yang juga dosen dan Kaprodi PGMI STAINU Temanggung itu menjelaskan materi tentang literasi, media massa dan jurnalistik. Setelah itu, teknik penulisan dan pengiriman berita, dilanjut materi teknik penulisan artikel dan esai populer. "Sampai hari terakhir ini, ada 20 berita yang sudah dimuat di media massa produk atau karya asli dari peserta, dan dua artikel populer yang sudah kami edit sekaligus evaluasi," papar penulis buku Media Literasi Sekolah tersebut, Rabu (19/8/2020).

Untuk artikel populer sendiri, kata Ibda, ia mengakui memang berat. "Maka hanya dua peserta yang berhasil mengirim dan sudah diedit serta kami evaluasi, nanti kalau sudah laik, mereka akan kami bimbing untuk mengirimkannya di media massa," tandas Pengurus Bidang Diklat dan Litbang LP Ma'arif PWNU Jawa Tengah tersebut.

Follow up dari pelatihan ini, peserta wajib mengirim berita dan artikel populer di media massa sebagai wahana publikasi, branding, dan juga penguatan kapasitas intelektual guru dalam literasi. "Kalau menulis berita mudah, tapi kalau artikel populer kan harus agak ilmiah, ada data lebih bagus, ada konsep atau teori jauh lebih berbobot, makanya menulis artikel populer meski ragamnya populer tapi juga harus berbobot," beber peraih Juara 1 Lomba Artikel Tingkat Nasional Kemdikbud tahun 2018 tersebut.

Semua materi berupa teori dan praktik, kata Ibda, berorientasi pada semua jenis karya. "Dulu GLM hanya fokus pada karya tulis jurnalistik, karya tulis ilmiah, karya sastra, kini mengembangkan karya digital termasuk meme dan video ini," lanjut penulis buku Sing Penting NUlis Terus tersebut.

Sesi kedua, narasumber Miftakhul Khoiri menyampaikan teknik membuat meme dan video. "Meme itu gambar sederhana, biasanya berisi ucapan selamat, qoute, kata bijak, atau pendapat tokoh yang menginspirasi. Bisa untuk promosi, ajang iklan, atau publikasi gagasan dan kegiatan," beber Miko.

Usai penjelasan materi, semua peserta diajak membuat meme dan dievaluasi bersama. Selain mengajarkan membuat meme, semua peserta juga dikenalkan beberapa aplikasi editing video khususnya yang ramah dengan jenis laptop apa saja dan tidak terlalu berat.

Semua peserta diajak menginstal aplikasi editing video, kemudian dikenalkan beberapa peralatan untuk shooting, setelah itu mereka praktik mengambil video, editing dan publikasi khususnya di Youtube. (Tb55).
Bagikan :

Tambahkan Komentar