Oleh : Isna Nurul

Mahasiswi STAINU Temanggung Prodi PAI

Akhir-akhir ini publik kembali digegerkan dengan aplikasi yang sedang buming, mulai dari anak-anak sampai kalangan dewasa bahkan orang tua pun ada yang ikut menggunakan aplikasi ini, aplikasi yang dulunya dianggap alay sekarang malah tenar sejagat raya, aplikasi yang digunakan untuk mencari uang sehingga mereka berlomba-lomba untuk meningkatkan kreatifitas mereka dalam mebuat konten agar mereka dapat meningkatkan popularitas mereka lalu menjadikan mereka terlena, aplikasi tersebut adalah aplikasi tik tok.

Pada awalnya tik tok memang sudah sering digunakan namun seiring berkembangnya zaman tik tok dicap alay karena gerakannya agak norak, namun sekarang ini tik tok menjadi buming karena banyak yang menggunakan lagi dengan menciptakan konten baru dengan performa unik dan berekspresi kreatif. Namun di samping itu, ada juga yang menyalahgunakan aplikasi ini hanya untuk meningkatkan ketenaran supaya banyak followernya.

Mereka rela membuat konten yang bahkan bisa membahayakan mereka, ataupun membuat malu mereka hanya sebatas untuk menambah followers. Aplikasi ini membuat orang kecanduan untuk menggunakanya, bahkan tik tok banyak digunakan oleh remaja di bawah 18 tahun. Hampir setiap hari mereka membuat konten-konten lucu ataupun konten semenarik mungkin supaya mereka terhibur dan bisa menghibur orang lain, apalagi sekarang sedang pandemi COVID 19 pasti   mereka bosan dengan pembelajaran jarak jauh (daring).

Jadi tik tok digunakan sebagai mengisi waktu bosan mereka dengan bergaya sesuka hati. Musik-musik yang ada di tik tok pun banyak variasi menambah mereka semangat untuk menari. Mereka dengan mudah melenggak-lenggokkan badan mereka mengikuti alunan musik yang ada pada tik tok. Saat mereka asyik menari dan bergoyang, pasti ada juga orang-orang yang kurang suka dengan tik tok tersebut. Mereka  kira tiktok hanya untuk menari padahal banyak juga yang membuat akun tik tok untuk keperluan lainnya, seperti mencari informasi dari berbagai sudut.

Namun terkadang mereka yang main tik tok dengan mudah terlena dan lupa diri. Sehingga ketika tidak sengaja mendengar lagu-lagu tiktok mereka spontan menari sesuai dengan gerakan yang ada dilagu tik tok tersebut, entah itu mereka sedang di kelas, di sekolah, ataupun di tempat lainnya bahkan di pesantren, di majelis pun banyak juga yang starsyndrom. Bahkan mereka tidak takut ketika mereka di jalan celaka bisa menimpanya. Mereka dengan enak menari-nari namun tidak tau maut bisa datang kapan saja.

Misal mereka sedang dengan bermasyarakat lalu jika mendengar musik tik tok mereka spontan menari pasti banyak orang tua yang menyangkal bahwa mereka tidak sopan, padahal mereka di sekolah di tempat ngaji pun diajari sopan santun, tetapi mereka terlena oleh musik tik tok membuat mereka lupa bahwa mereka itu sedang apa ataupun sedang bersama siapa, apakah pantas mereka menari dengan enak dan santai. Dengan begitu,  tik tok mampu mengurangi karakter baik mereka ketika sudah jelek dimata masyarakat.

Tik tok pun mengajarkan kita untuk boros, karena main tik tok ataupun cuma lihat video-videonya secara terus menerus itu juga modalnya dari uang. Belum lagi pembelajaran daring menggunkan media yang berbasis kuota pasti tambah lagi uangnya. Tik tok juga mampu mengurangi belajar anak ketika mereka keasyik kan nonton video mereka lupa akan hakikat mereka untuk belajar.

Sebenarnya main tik tok itu diperbolehkan asal jangan disalahgunakan, tik tok bisa buat menghibur diri jika sedang gundah gulana. Tiktok pun juga bisa digunakan sebagai media informasi, banyak juga berita-berita menarik disebarluaskan melalui media tik tok dengan sekreatif mungkin sehingga memikat penggunanya. Bahkan sebenarnya juga banyak sisi positifnya dari aplikasi tik tok itu, dari sisi jasmani badan kita menjadi sehat karena dengan semakin banyak kita menari dapat menambah kebugaran jasmani, sehingga badan kita tidak terus diam namun dengan bergerak-gerak, tetapi dengan catatan bergeraklah dengan sewajarnya saja.

Dari sini, kita harus belajar bahwa kita tidak boleh menyalahgunakan media sosial apapun karena sebenarnya mempunyai manfaat dan tujuan masing-masing, namun masih banyak juga pelajar yang menyalahgunakan jika kurang perhatian orangtua. Seharusnya sebagai orangtua kadang kala harus mengecek hp anak ataupun kalau anak bermain media sosial didampingi ataupun diawasi supaya mereka benar-benar menggunakan sosial media dengan baik, tidak disalahgunakan.

Jika anak ketahuan menyalahgunakan sosial media sebagai orang tua harus menasehati. Jika misal sedang duduk-duduk dengan si anak orang tua membicarakan tentang betapa pentingnya motivasi orang tua kepada anak supaya anak tidak terjerumus ke dalam hal-hal yang tidak diinginkan. Lalu bagaimana agar anak bisa belajar dengan rajin dan mampu membanggakan hati kedua orang tua.

Alangkah baiknya jika kita menggunakan sosial media dengan benar supaya kita sendiri juga mengetahui apa manfaatnya dan juga tidak ketinggalan dengan tren pada zaman sekarang.

Bagikan :

Tambahkan Komentar