Oleh: Mustofa

Mahasiswa Prodi PAI STAINU Temanggung

Adanya wabah covid membuat masyarakat sadar,betapa pentingnya pelaksanaan pembelajaran secara tatap muka. Dengan pendidikan tentunya kita bisa mendapat ilmu yang begitu banyak seperti belajar megasah potensi diri, kedisiplinan, kecerdasan, komunikasi dan bersosial sehingga harapannya nanti seorang yang berpendidikan ketika pulang di kamung halamanya,  mampu menjadi garda terdepan dalam memberi pelayanan terhadap masyarakat dengan sebaik baiknya dan pada akhirnya mampu  megharumkan bangsa indonesia kita tercinta.

Namun di tahun 2020 ini Indonesia megalami keresahan di semua faktor baik ekonomi, pendidikan, mental yang luar biasa, dengan beredarnya wabah ini menteri pendidikan memutuskan untuk membuat beberapa aturan tentang pendidikan di era pandemi, dan adanya peraturan itu tentunya menimbulkan efek positif dan negatif bagi kelangsungan pendidikan di Indonesia.

Polemik Tak Kunjung Usai

Semua hal pasti ada efeknya seperti peraturan yang di buat pak menteri yang kini pendidikan tidak dapat dilaksanakan tatap muka atau daring, yang menimbulkan polemik yang tak berujung pada dunia pendidikan, Peserta didik misalnya, dengan adanya pembelajaran berbasis online siswa harus menggunakan handpone ataupun komputer yang diharapkan bisa tetap belajar, namun karna kurangnya pegawasan sehingga anak lebih asik bermain game, nonton tv dan mainan di lingkungan rumah sehingga menjadi bukti kurang maksimalnya siswa dalam belajar.

keadaan ini juga menyangkut psikologi dan Tingkat kedisiplinan peserta didik menurun, jika biasanya harus bangun pagi serta bergegas berangkat sekolah, kini bangun tanpa jam yang menentu, peserta didik lebih susah untuk diarahkan, tertekan dengan keadaan karena tidak berkumpul dengan teman-teman, belajar hanya pada saat mengerjakan tugas, tidak mau belajar dengan orang tua sehingga banyak menimbulkan pertengkaran dengan keluarga.

Begitu pula terjadi pada psikologi Orang tua, ibu misalnya, mereka banyak mendapat tekanan karena harus mencuci, memasak, bersih-bersih dan menggantikan posisi guru di rumah sehingga  mengakibatkan  permasalahan karena tidak sesuai dengan bidang kompetennya yang akhirnya cenderung menyalahkan anak dan guru apabila ada permasalahan dalam bidang pembelajaran.

Belum lagi sang ayah yang setiap harinya mencarikan nafkah sehingga harus bekerja ekstra untuk memenuhi kebutuhan keluarga, kebutuhan anak, kebutuhan kuota internet, pengeluaran terus meningkat sementara pemasukan menurun, hal itu bisa menjadi pemicu timbulnya permasalahan dalam keluarga, marah, tertekan, stres akan dirasakan orang tua.

Akhiri Polemik Berkepanjangan

Penulis rasa polemic itu tidak akan selesai kecuali ada yang mau menyelesaikan dan berani untuk membuat gerakan terlebih lagi bagaimana seseorang memandang polemic yang sedang terjadi. Sampai saat ini pemerintah masih belum memperbolehkan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka, akan tetapi peserta didik banyak yang jalan-jalan ke mall, pasar, tempat wisata tidak dilarang sama sekali dengan dalih megunakan protokol kesehatan, ini menunjukan kemandegan sektor pendidikan adalah disengaja, pertanyaan besar muncul “mengapa?” Semua sektor masih berjalan walau dengan segala keterbatasannya, mengapa belajar tidak boleh? Biarkan sekolah menggunakan protocol kesehatan yang tidak berbelit-belit asalkan siswa secepatnya bisa melaksanakan pembelajaran secara tatap muka.

Semua pihak diam dan menuruti peraturan pemerintah yang sengaja mematikan pendidikan di Indonesia, penerus bangsa ini sengaja dibuat bodoh dengan dalih peraturan kesehatan, tak masuk akal boleh keluyuran tapi tak oleh belajar di sekolah. Mungkin seperti ini bisa 1 sampai 2 tahun atau bahkan 5 tahun kedepan maka jelas para pemuda-pemudi yang akan meneruskan bangsa ini hanya dicekoki ketakutan dan ketegangan sehingga mematikan kreatifitas dalam segala bidang. Pendidikan kini hanya menjadi simbol, masih baik pendidikan 10 sampai 20 tahun yang lalu walau dengan segala kekurangan fasilitas tapi tetap berjalan.

Untuk mengakhiri polemic yang berkepanjangan dalam dunia pendidikan adalah dengan memulai kembali pendidikan yang seperti biasanya, Sebuah harapan muncul dari orangtua peserta didik dan guru agar bangsa Indonesia lekas sembuh dari sakit yang dibuat anak bangsanya sendiri, semoga mentri pendidikan bisa memberi kebijakan dan terobosan agar proses pembelajaran di lakukan secara tatap muka meski dengan protokol kesehatan.

Meskipun di era pandemi siswa benar-benar belajar secara merdeka, akan tetapi apakah siswa sudah bisa memerdekakan belajarnya sendiri? Bisa jadi, tapi yang terpenting adalah pertemuan antara guru dan siswa yang bisa menambah nilai karakter bagi siswa. Kalau karakter siswa di Indonesia ini semakin hari semakin surut, nasib bangsa ke depan  perlu dipertanyakan.

Bagikan :

Tambahkan Komentar