Oleh Astari Nur Khofifah

Mahasiswa Ekonomi Syariah INISNU Temanggung

Organisasi maupun perusahaan tentu memiliki budaya perusahaan. Budaya perusahaan/organisasi sangat penting bagi kelangsungan perusahaan . Karena budaya perusahaan/organisasi sangat berperan penting dalam menciptakan kelancaran dalam segala aspek yang berjalan di perusahaan. 

Budaya perusahaan merupakan fondasi yang berisi norma-norma, nilai-nilai, cara kerja karyawan dan kebiasaan yang bermuara pada kualitas kinerja organisasi. Apalagi, di jaman penuh persaingan ini, perusahaan diharuskan untuk memiliki kinerja yang sangat baik agar tak kalah dengan perkembangan zaman. Dan, cara yang paling efektif untuk bisa menyesuaikan dengan perkembangan zaman adalah membangun budaya perusahaan yang unggul. 

Dengan budaya perusahaan yang unggul dan tepat, perusahaan akan memiliki modal yang cukup untuk bersaing di era yang tak pasti ini. Dalam menciptakan budaya perusahaan pun, pemimpin perlu hati-hati. Budaya perusahaan haruslah sesuai dengan visi misi perusahaan. Ini berguna agar visi misi perusahaan dapat berjalan dengan baik.

Pengaruh Budaya Organisasi

Perusahaan merupakan cerminan dari perilaku petinggi di perusahaan. Banyak karyawan yang belum paham betul tentang arti budaya perusahaan secara benar. Yang banyak terlintas dipikirkan para karyawan, budaya perusahaan adalah sebuah sikap atau perilaku yang ditunjukkan oleh para pimpinan di tempat mereka bekerja. 

Tak hanya itu saja, Budaya perusahaan juga merupakan identitas sebuah perusahaan. Dengan identitas perusahaan yang kuat, sebuah perusahaan tidak akan terpengaruh budaya di luar perusahaan. Bahkan budaya perusahaan sangat berpengaruh terharap kinerja karyawannya. Budaya perusahaan yang baik mampu membuat karyawan bekerja secara maksimal tanpa merasa tertekan dan dipaksa.

Kinerja yang akan menjadikan cerminan hasil yang dicapai oleh seseorang ataupun kelompok. Kinerja perorangan (individual performance) dengan kinerja lembaga (institutional performance) atau kinerja perusahaan (corporate performance) terhadap hubungan yang erat, dengan kata lain apabila kinerja karyawan baik maka kemungkinan besar kinerja perusahaan juga akan semakin baik . Kinerja karyawan yang ternyata dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Faktor tersebut adalah budaya organisasi, budaya organisasi mempunyai peran penting dalam pencapaian tujuan perusahaan, karena mampu mempengaruhi kinerja karyawan, dengan memperbaiki dan memberlakukan budaya organisasi antar karyawan dari hal yang negatif menjadi hal yang positif maka tujuan perusahaan akan cepat tercapai. 

Menurut Robbins (2016:355) Budaya organisasi yang  kuat akan memberikan stabilitas pada organisasi, bagi beberapa budaya organisasi dapat menjadi hambatan apabila budaya tersebut bersifat negatif dan sebaliknya, setiap organisasi memiliki suatu budaya yang tergantung pada kekuatannya dan memiliki pengaruh pada tingkah laku serta perilaku dari para anggota organisasi.

Budaya organisasi yang buruk dapat mempengaruhi kinerja karyawan, hal  ini karena kurangnya kepedulian antar karyawan seperti banyak karyawan yang hanya mengandalkan kerja sendiri padahal setiap karyawan tidak hanya dituntut untuk bekerja secara individu melainkan dalam kelompok juga, dan suatu perilaku yang  kurang baik dibiarkan terus berkembang kemudian menjadi suatu kebiasaan. Budaya organisasi, disiplin kerja juga sangat diperlukan, kedisiplinan menjadi sesuatu yang penting bagi suatu organisasi sebab dengan ditegakkannya kedisiplinan akan membuat pekerjaan semakin efektif dan efisien sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan. 

Menurut Hasibuan (2013:83) dengan disiplin kerja yang tinggi akan dapat membantu meningkatkan kinerja karyawan dan sebagai perkembangan konstruktif bagi karyawan yang berkepentingan karena disiplin kerja.

Budaya telah menjadi konsep penting dalam memahami masyarakat dan kelompok manusia untuk waktu yang panjang. Budaya dalam arti antropologi dan sejarah adalah inti dari kelompok dan masyarakat yang berbeda mengenai cara pandang anggotanya yang saling berinteraksi dengan orang luar serta bagaimana mereka menyelesaikan apa yang dilakukannya (Rivai, 2003). 

Menurut definisi, budaya itu sukar dipahami, tidak berwujud, implisit dan dianggap sudah semestinya atau baku. Budaya sebagai suatu pola asumsi dasar yang dimiliki bersama yang didapat oleh kelompok ketika memecahkan masalah penyesuaian eksternal dan integrasi internal yang telah berhasil dengan cukup baik untuk dianggap sah dan oleh karena itu diharapkan untuk diajarkan kepada anggota baru sebagai cara yang tepat untuk menerima, berpikir dan merasa berhubungan dengan masalah tersebut (Rivai, 2003).

Budaya organisasi merupakan sistem penyebaran kepercayaan dan nilai-nilai yang berkembang dalam suatu organisasi dan mengarahkan perilaku anggota-anggotanya. Budaya organisasi dapat menjadi instrumen keunggulan kompetitif yang utama, yaitu bila budaya organisasi mendukung strategi organisasi. Robbins (2002) mendefinisikan budaya organisasi sebagai suatu sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi tersebut dengan organisasi lain. Schein (1985) mendefinisikan budaya organisasi sebagai pola asumsi dasar yang ditemukan atau dikembangkan oleh suatu kelompok orang selagi mereka belajar untuk menyelesaikan problem-problem, menyesuaikan diri dengan lingkungan eksternal, dan berintegrasi dengan lingkungan internal. Sedangkan Brown (1998) seperti yang dikutip oleh Kenneth et al , (2007) mendefinisikan budaya organisasi sebagai pola kepercayaan, nilai-nilai, dan cara yang dipelajari menghadapi pengalaman yang telah dikembangkan sepanjang sejarah organisasi yang memanifestasi dalam pengaturan material dan perilaku organisasi.

Pandangan Islam Mengenai Budaya Organisasi

Terdapat dalam Al-Quran Surat Al-Fath ayat 29 yang artinya : Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu Lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, Yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya Maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah Dia dan tegak Lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang- orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar . “

Ayat di atas menggambarkan keadaan suatu organisasi, dimana dalam suatu organisasi pasti terdapat pemimpin dan para anggotanya yang memiliki pola/sistem perilaku atau nilai-nilai dalam organisasi. Ada pola/sistem yang keras (otokratik dan tertutup), ada pula pola/sistem partisipasi dan terbuka. Pola otokratik dan tertutup bersifat keras terhadap orang-orang diluar keanggotaan mereka yang tidak memiliki tujuan sama, dalam ayat Al-Quran . Perilaku digambarkan sifat keras terhadap orang-orang kafir. Sedangkan pola (partisipatif dan terbuka) yaitu penuh kasih sayang terhadap sesama mereka atau satu visi dan misi (orang-orang muslim). Pola perilaku tersebut diungkapkan melalui ruku’ , sujud, tampak juga dari bekas sujud sebagai bentuk ketaatan anggota terhadap pemimpin.

Semua perilaku dan ketaatan yang rutin dilakukan termuat dalam kitab mereka sebagai pedoman tertulis. Pola perilaku yang diterapkan dalam organisasi dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu lingkungan di sekitar mereka dan faktor internal dari keanggotaan organisasi itu sendiri. Pada aktivitasnya, suatu organisasi tetap berpegang teguh kepada nilai-nilai yang telah dibentuk sebelumnya termasuk norma agama.

Terbentuknya suatu pola yang bagus akan menciptakan perasaan senang diantara karyawan dan berfungsi memberikan kekuatan terhadap organisasi sehingga dapat tumbuh menjadi organisasi yang besar dan kokoh. Apabila pola perilaku tersebut berjalan intensif maka memiliki efek positif terhadap anggota dan produktivitas baik karyawan maupun perusahaan secara keseluruhan sehingga anggota organisasi tersebut memperoleh imbalan/laba dan reward yang besar. Ayat di atas tidak menjelaskan efek negatif dari terbentuknya pola organisasi yang bagus sehingga suatu organisasi bisa mengupayakan untuk membentuk pola perilaku dalam organisasinya.

 Al-Quran surat Ash-Shaff ayat 4 juga mempunyai makna berkaitan dengan budaya organisasi. Yang artinya : “ Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh. “

Ayat di atas mempunyai maksud bahwa sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang sesuai jalan Allah. Jalan Allah adalah sesuatu yang telah ditetapkan aturannya pada Al-Quran dan Al-Hadist dan bagi umat-Nya harus mematuhi. Begitu pula pada suatu organisasi mempunyai aturan-aturan yang telah dibuat oleh pendiri organisasi. Adanya aturan yang jelas memudahkan orang-orang dalam berperilaku yang baik, benar, dan teratur karena sesuatu yang teratur dan rapi akan terlihat kokoh dan mampu bersaing dengan organisasi lain.

Berdasarkan beberapa definisi budaya organisasi di atas maka dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi merupakan norma-norma, nilai, asumsi, kepercayaan, kebiasaan yang dibuat dalam suatu organisasi dan disetujui oleh semua anggota organisasi sebagai pedoman atau acuan dalam organisasi dalam melakukan aktivitasnya baik yang diperuntukkan bagi karyawan maupun untuk kepentingan orang lain.

Budaya organisasi dapat dikatakan sebagai suatu pola/sistem yang mengatur perilaku karyawan, bisa berbentuk tertutup (otokratik) bisa juga terbuka (partisipan), bertujuan untuk membangun kebersamaan antar karyawan dan berfungsi sebagai identitas, perekat sosial, membangun komitmen para anggota sehingga suatu organisasi bisa mengatasi masalah eksternal maupun internal.  Budaya organisasi juga memiliki pedoman yang dibuat oleh pendiri perusahaan, secara Islam pedoman yang tertinggi adalah norma agama yang terdapat dalam Al-Quran.

 

Bagikan :

Tambahkan Komentar