Youtube

Oleh : Wisnu Bagus Saputro

Mahasiswa PAI INISNU Temanggung

Kata bucin adalah singkatan dari budak cinta. Jika diperdalam lagi adalah sebuah ungkapan atau obrolan sesama teman di saat waktu tongkrong atau waktu santai tentang seseorang yang sangat tergila-gila dengan lawan jenisnya. Jadi misal si Niko mencintai Halimah. Di suatu ketika, Niko dan Bowo sedang duduk santai di rooptop rumahnya Niko sambil menikmati secangkir kopi dengan pemandangan senja. Bowo yang saat itu teringat dengan Halimah, kemudian menanyakan kabar Halimah kepada Niko.

Dengan spontan Niko bercerita tentang Halimah dari dua cangkir kopi yang dibawakan ibunya Niko sampai mereka berdua membawanya lagi ke ketempat cuci piring, Niko menjadi orang yang penuh semangat jika menceritakan semua tentang Halimah.

Dari hal yang sepele seperti timbulnya jerawat Halimah, Niko beranggapan bahwa Halimah timbul jerawat karena mereka habis berantem. Padahal Halimah sendiri pernah bilang bahwa dia jerawatan karena tidak cuci muka. Saking gilanya Niko kepada Halimah, dalam kesehariannya yang ada dipikiran Niko adalah Halimah. Seorang perempuan yang dianggapnya sebagai Tuan Putri dan seakan Niko menganggap dirinya Pangerannya.

Namun jika dilihat dari cerita di atas,bahwa hal seperti di atas adalah kejadian bucin yang sesungguhnya.bagaimana tidak ? jika niko hanya mengabiskan waktu untuk mencintai halimah secara berlebihan bahkan timbulnya jerawat halimah niko beranggapan yang tidak logis.dari kondisi tersebut bisa dikatakan bucin yang sesungguhnya karena nico tergila-gila dengan halimah.oleh karena itu mencintai pasaangan sebaiknya sewajarnya.sesuatu yang berlebihan tidak akan baik untuk kehidupan yang akan mendatang.

Bucin Dalam Sudut Pandang Islam

 Bucin dalam artian Islam adalah Mahabbah. Mahabbah yang paling baik adalah cinta yang dalam kepada Allah Swt. tanda-tanda sesesorang merasakan jatuh cinta, diantaranya yang pertama,Kasrat al-Dzikr (Selalu Teringat)Seseorang jika sudah merasakan cinta yang dalam otomatis akan selalu teringat dengan pujaan hatinya atau kekasihnya. Dalam cerita yang terkenal sepeti Laila majnun diceritakan bahwa majnun (qais nama aslinnya) selalu nama Laila yang keluar dari bibirnya ketika mereka dipisahkan oleh orang tua dari Laila. Di sini kita mengambil pelajaran cinta illahi dari Laila dan Majnun, yaitu seseorang jika sudah cinta yang dalam kepada ALLAH, maka nama ALLAH itu otomatis selalu keluar dari bibirnya dan selalu berdzikir kepadanya.

Kedua,Al- I’jab (Kagum)Yang kedua adalah kagum, seorang pencinta pasti memiliki kekaguman kepada yang dicintainya. Misal diambil lagi dari cerita Laila Majnun. Sang Majnun memiliki cinta yang dalam kepada Laila karena Laila memanglah wanita yang sangat cantik, mereka memiliki rasa cinta saat pertama kali bertemu. Laila yang memiliki paras cantik dan rambut yang hitam legam membuat Majnun tidak berdaya dengan cinta. Begitu juga bucin yang sesungguhnya, kita harus memiliki rasa kagum juga kepada ALLAH SWT.

Ketiga,Al- Rida (Rela) Rela merupakan tanda cinta yang di wujudkan dengan lahir dan batinnya sama. Jika lahirnya rela tapi batinnya sesungguhnya tidak rela. Itu masih belum bisa dikatakan rela. Karena rela itu selalu menerima dengan apa yang diberikan dan diinginkan kekasihnya. Jika dengan ALLAH, ya kita rela missal diberi rezeki atau takdir seperti ini. Kita tidak banyak menuntut, istilah dalam bahasa jawanya “Nerimo Ing Pandum”.

Ke-empat,At- Tadhiyyah (Mau Berkorban)Tadhiyyah adalah mau berkorban demi sang kekasih, waktu tenaga harta. Semuanya diberikan kepada kekasih. Jika dengan ALLAH contohnya, harta kita bisa disedekahkan kepada yang membutuhkan.

Ke-lima,Al- Khauf (Takut) Takut bepisah dengan kekasihnya, takut kekasihnya tidak ridho, takut jauh dengan kekasihnya. Semua ketakutan itu muncul karena kita terlalu dalam dengan cinta. Cinta ini jika kita lakukan kepada ALLAH, maka kita takut jika ALLAH jauh dari kita, ALLAH tidak ridho kepada kita, kita kehilangan ALLAH.

Ke-enam Ar- Raja’ (Berharap)Ada harapan dalam hatinya, harapan itu pastinya tentang harapan yang bagus. Seperti berharap kita selalu bisa bersama terus, berharap tidak jauh atau berpisah, berharap selalu dekat. Begitupun cinta yang sesungguhnya, kita berharap selalu dekat dengan ALLAH.

Ke-tujuh Al- Tha’ah (Patuh)Patuh kita kepada kekasih, selagi masih kuasanya kita bisa penuhi apa permintaan kekasih. Dan kita tidak membantah kepada kekasihnya. Kita di suruh shalat, kita menjalankan shalat, kita disuruh tidak maksiat maka kita tahan hawa nafsu maksiat itu.

Bucin Dalam Sudut Pandang Psikologi

            Ada pepatah yang bilang bahwa “cinta itu buta “, mungkin istilah ini yang paling mendekati kata Bucin atau Budak Cinta. Ketika menjadi budak cinta, kamu gak lagi bisa melihat seseorang dari sudut pandang yang logis. Sehingga kamu menggangapnya sebagai seorang yang sempurna dan berhak mendapatkan semua keinginannya.

            Menurut teori psikologi Sigmund Freud, bucin bisa berarti seorang yang sedang mengidealisasi orang lain secara sadar maupun tidak. Idealisasi ini ditandai dengan seseorang yang mencintai orang lain dengan segenap jiwa dan raganya. Akan tetapi dari beberapa kasus, ketika rasa cinta terlalu besar semua cara untuk berkorban demi pasangan akan dilakukan, sampai-sampai bisa melakukan tindakan yang di luar akal sehat. Kondisi  ini juga bisa disebut dengan codependent relationship.

Melansir dari hello sehat, codependent relationship adalah sebuah pola hubungan yang membuat diri anda tergantung pada persetujuan pasangan terhadap hampir setiap keputusan yang dibuat. Misalnya, anda rela berkorban demi memuaskan kebutuhan pasangan dengan menomorduakan prioritas.

            Psikolog dari albert enstein collage of medicine bernama scott Wetzler , mengatakan bahwa codependent relationship termasuk dalam kategori hubungan yang tidak sehat. Hal ini karena salah satu dari pasangan yang terlibat tidak punya pendirian. Walau begitu hubungan saling ketergantungan ini bukan cuma terjadi pada pasangan kekasih atau orang yang sudah menikah saja, tapi juga antara teman, sahabat dan juga keluarga.

            Kondisi seperti ini mungkin bisa terjadi pada orang-orang yang memiliki riwayat trauma saat masa kecil atau merasa diabaikan oleh orang tua. Mereka lantas merasa kesulitan untuk mengutarakan hal yang di inginkan dan mengganggap keputusan orang lain adalah yang terbaik. Suatu hubungan bisa disebut sehat kalau kedua belah pihak saling mendukung, bahagia dan sama-sama punya andil. Tapi kalau cuma salah satu yang bahagia atau memegang kendali penuh, bisa jadi itu pertanda hubungan yang tidak sehat.

            Jadi hal yang harus diingat adalah untuk mengakhiri perilaku bucin dan codependent relationship tidak melulu dengan cara dengan putus hubungan. Kamu tetap bisa menjalani hubungan dan mencintainya dalam batas wajar supaya tidak ada pihak yang tersakiti. Karena bucin adalah pengaruh yang tidak sehat jika hal ini terus dibiarkan dalam hal mencintai seseorang secara berlebihan ada baiknya dalam mencintai jangan berlebihan.

 

 

 

 

Bagikan :

Tambahkan Komentar