Oleh : Nafisatul Mutsana

Mahasiswi INISNU Temanggung

Sudah tidak asing lagi dengan problematika di sekolah dasar terkait dengan belajar siswa. Berbagai upaya telah dilakukan oleh guru dalam mengatasi siswa yang terlambat dalam mengejar siswa yang lain. Pasalnya terdapat perbedaan IQ pada setiap siswa  dalam mencapai prestasi belajar. Hal ini tentunya menjadi PR bagi guru wali kelas. Guru wali kelas harus bekerja keras dalam mengatasi ketertinggalan siswa yang memang belum memahami pelajaran. Di suatu lembaga pendidikan sekolah dasar tentunya saling mengeluh apabila terdapat siswa yang tertinggal dalam pelajaran, apalagi jika terdapat anak berkebutuhan khusus namun sekolah di sekolah umum.

Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusahamengembangkan potensi diri melalui proses pengembangan pembelajaran yang tersedia melalui jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Proses pengembangan pembelajaran yang dijalani  peserta didik diarahkan pada pembentukan manusia dewasa, memiliki tanggung jawab menjalankan kewajiban-kewajibannya. Oleh karenaitu, idealnya peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritial keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Begitu juga dengan anak berkebutuhan khusus (ABK) juga memiliki hak yang sama seperti temannya yang lain. Namun tidak dapat dipungkiri jika ABK tersebut memanglah sulit dalam menangkap materi pelajaran di bandingkan teman yang lain.

Kebanyakan dari anak berkebutuhan khusus di sekolahkan di sekolah inklusi atau SLB. Namun, terdapat beberapa yang juga menyekolahkan anak berkebutuhan khusus di sekolah biasa. Hal ini tentunya menjadikan guru sekolah biasa harus lebih memperhatikan lagi perkembangan belajar anak berkebutuhan khusus yang sekolah di sekolah biasa. Anak berkebutuhan khusus yang sekolah di sekolah biasa harus memiliki 3 syarat yaitu, anak mampu berkomukasi verbal dan nonverbal, gangguan perilaku sudah hilang serta tidak ada lagi gangguan emosi.

 

Dampak

                Anak berkebutuhan khusus seringkali dianggap sebagai sosok yang tidak berdaya dan perlu dikasihani. Hal inilah yang menjadikan anak berkebutuhan khusus sering dikucilkan lingkungan sekitar atau di-bully oleh teman-temannya yang normal. Anak-anak berkebutuhan khusus sering menerima perlakuan yang diskriminatif dari orang lain. Bahkan untuk menerima pendidikan saja mereka sulit. Beberapa sekolah regular tidak mau menerima mereka sebagai siswa namun juga beberapa sekolah umum menerima anak berkebutuhan khusus. Untuk mewujudkan anak berkebutuhan khusus yang mampu mengejar ketertinggalan teman-teman yang lain di sekolah umum adalah perlu adanya kerja sama antara guru di sekolah dengan orang tua di rumah.

 Jika memang guru di sekolah tersebut tidak memiliki kualifikasi yang memadai untuk membimbing anak berkebutuhan khusus dan juga orang tua tidak mampu membantu proses perkembangan belajar ABK di lingkungan rumah, maka alangkah lebih baik jika ABK tersebut di sekolahkan di sekolah inklusi atau SLB. Namun, terkadang sekolah khusus letaknya jauh dari rumah mereka, sehingga banyak anak berkebutuhan khusus yang tidak mengenyam pendidikan. Hal ini sangat disayangkan jika anak seusia sekolah dasar tidak mengenyam pendidikan.

Dalam proses belajar ABK yang sekolah di sekolah biasa pastinya akan ada dampak yang diperoleh. Salah satunya adalah ABK tersebut mendapatkan perilaku seenaknya dari teman sebaya  nya di sekolah dan ABK tersebut tidak mampu melawannya. Kemudian di sisi pembelajaran anak berkebutuhan khusus juga harus mendapatkan pendampingan yang khusus oleh guru. Selain itu kebanyakan dari ABK merasa bahwa dirinya memiliki kekurangan, sehingga mereka tidak yakin dengan lingkungan akan dapat menerima mereka. Dampak yang diterima pada ABK adalah menjadikan ABK tidak memiliki pengalaman berada dilingkungan yang berbeda, semakin menghambar potensi anak untuk mengembangkan kemampuan interaksi sosial sesuai dengan tahap perkembangan dari ABK ini.

Meskipun begitu, anak berkebutuhan khusus pastinya juga memiliki kelebihannya masing-masing. anak berkebutuhan khusus cenderung lebih sulit dalam bersosialisasi. Dengan demikian, ABK akan terhambat dalam kemampuan berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.

 

Bagikan :

Tambahkan Komentar