Oleh Hanif Hidayati

Mahasiswa Prodi PAI INISNU Temanggung

Alquran adalah firman Allah Swt yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw melalui malaikat Jibril, yang dijadikan sebagai pegangan bagi umat muslim dalam mengarungi bahtera kehidupan dunia dan akhiratnya. Alquran diturunkan melalui proses yang sangat panjang. Celaan, makian, bahkan hinaan kerap sekali mewarnai perjuangan Nabi Muhammad Saw dalam menyampaikan wahyu Allah tersebut. Gaya bahasa serta ketinggian hikmah dari Alquran ini tidak ada satupun yang dapat menandinginya. Hal itu menjadi bukti bahwa Alquran memanglah kalam suci Allah. Alquran menerangi serta memberi petunjuk dalam kegelapan dan ketersesatan.

Alquran adalah ruh bagi kita. Seperti halnya tubuh kita, jika terdapat ruh di dalamnya, maka akan mampu untuk hidup, dan jika ruh tersebut dicabut keluar dari raga kita, maka kita akan mati. Filosofinya sama dengan Alquran, ketika hati kita mati atau rapuh, maka dengan Alquran hati kita akan menerima rangsangan yang membuat kita menjadi hidup kembali. Namun sebaliknya, jika ketika dalam keadaan yang rapuh, jutsru jauh atau berpaling dari Alquran, maka hidup kita akan ambyar (rusak, mati). Karena dalam firman Allah Q.S. Thoha ayat 124 disebutkan bahwa barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka baginya penghidupan yang sempit. Allah telah berfirman dalam Q.S. Asy-Syuro ayat 52           

وَكَذٰلِكَ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ رُوْحًا مِّنْ اَمْرِنَا ۗ

“Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) ruh (Alquran) dengan perintah Kami.” (Q.S. Asy-Syuro:52)

Alquran juga sebagai syifa’ (obat). Dimana Alquran merupakan penyembuh hati yang sakit, yang jika tidak segera ditangani akan memicu dalam kehidupan yang hancur. Karena penyakit hati ini, dokter sedunia pun tidak ada yang bisa mengobatinya selain dengan Alquran tersebut.  Penyakit hati yang dimaksud adalah sebuah perbuatan yang tidak baik atau al akhlaq al madzmumah yaitu antara lain, takabur, iri, dengki, emosional, dan lain sebaginya. Oleh karena itu, dengan berpengang teguh pada Alquran, maka kehidupan umat muslim akan menjadi terarah, jauh dari ketersesatan. Sebagaimana sabda Rasulullah S.A.W

تركت فيكم أمرين ما إن تمسكتم بهما لن تضلوا أبدا: كتاب الله وسنة رسوله

 “Aku tinggalkan kepada kamu (umatku) dua perkara. Jika kamu berpegang teguh kepada keduanya, maka niscaya kamu tidak akan tersesat untuk selama-lamanya. (Dua perkara itu adalah) Alquran dan as-Sunnah” (HR Muslim)

          Alm. K.H. Abdurrahman Wahid atau lebih akrab dipanggil dengan sapaan Gus Dur, dalam syi’irnya yang berjudul Tanpa Watan telah meyebutkan,

Alquran qodim, wahyu minolyo

Tanpo tinulis, biso diwoco

Iku wejangan, guru waskito

Den tancepkake ing njero dodo

Den tancepake ing njero dodo

Kumantil ati lan pikiran

Mrasuk ing badan kabeh jeroan

Mukjizat Rosul dadi pedoman

Minongko dalam manjinge iman

Dalam syi’ir Gus Dur tersebut disebutkan bahwasanya Alquran adalah firman Allah Swt yang mulia, yang akan kekal sepanjang hayat yang harus ditancapkan ke dalam dada kita. Syi’ir tersebut adalah syi’ir yang sangat luar biasa kandungannya. Agar mengakar kuat bahwa Alquran adalah pedoman hidup bagi kita, yang dijadikan sebagai way of life (jalan hidup), yang jika kita tidak berpedoman dengannya hidup kita ambyar, Alquran haruslah ditancapkkan ke dalam dada kita. Dimana diletakkan dalam hati serta pikiran kita, yang merasuk sampai ke dalam badan serta tubuh kita. Karena Alquran memanglah sebuah kenikmatan yang sangat luar biasa, yang mampu mengantarkan umat manusia kepada keselamatan baik itu dalam kehidupan dunia maupun akhirat. Karenanya, tanpa Alquran hidup kita akan ambyar

Bagikan :

Tambahkan Komentar