Oleh Lia Pusparini

Mahasiswi INISNU Temanggung

Manusia bukanlah makhluk yang sempurna, namun manusia merupakan makhluk paling sempurna diantara makhluk lain ciptaan Allah SWT. Namun, tak jarang dari sahabat-sahabat kita diluar sana yang diberikan kekurangan, atau sering kita sebut dengan Anak Berkebutuhan Khusus. Lalu apakah dengan adanya kekurangan dalam diri mereka lantas membuat kita merasa malu dekat dengan mereka? Tentu saja tidak, terutama sebagai seorang pendidik pastilah harus mampu memahami dan tetap menghargai seorang ABK.

Seperti kita ketahui, bahwasanya anak ABK juga memiliki hak yang sama dalam mengenyam Pendidikan di sekolah formal, bahkan hal itu sudah diatur dalam Undang-Undang. Namun nyatanya di Indonesia sendiri masih sangat minim terhadap pemaham Pendidikan Inklusi. Apalagi dalam tingkatan Pendidikan sekolah Dasar. Maka sudah menjadi kewajiban seorang guru tetap selalu mendidik siswa-siswinya walaupun jika ada di dalam suatu Lembaga Pendidikan terdapat siswa yang tergolong anak ABK. Dan tentunya sebagai guru jika dihadapkan dengan hal yang demikian maka akan menjadi suatu yang wajib diperhatikan yaitu dengan merubah pola piker, strategi, dan model dalam mengajar. Serta harus lebih membutuhkan tenaga yang ekstra dengan kesabaran yang tinggi.

Hadirnya anak ABK terkadang masih menjadi sebuah penolakan dalam lingkuan keluarga ataupun masyarakat dan sekolah. Dan menganggap negative terhadap anak ABK. Padahal di lingkungan dekat anak ABK haruslah menjadi ramah serta dapat mengarahkan dan mendidik anak ABK sehingga anak ABK tersebut dapat memiliki perkembangan yang baik. Begitupun juga di lingkungan sekolah, agar sebisa mungkin diharapkan tidak ada diskriminasi terhadap anak ABK apalagi kasus bullying. Sehingga guru dan pihak sekolah harus menerapkan peraturan yang tegas dan memberikan pengertian kepada siswa-siswa yang non ABK agar dapat memahami dan menerima kehadiran anak ABK. Karena dalam lingkungan sekolah dasar masihlah sangat sulit mengingat usia-usia anak di SD yang masih dikategorikan sulit untuk diberikan perngertian. Namun hal tersebut harus diterapkan agar tercipta keselarasan dan keharmonisan dalam lingkungan sekolah sehingga dengan adanya hal tersebut barulah dapat dikatakan sebagai sekolah ramah anak ABK.

Dalam sekolah inklusi tentunya  terdapat beberapa guru GPK yang bertugas melayani kebutuhan siswa berkebutuhan khusus yang mengalami kesulitan belajar baik karena kekurangan fisik, mental, emosi maupun kemampuan intelektual di sekolah inklusi sehingga potensi yang dimiliki mampu terlayani dengan maksimal. Namun bagaimanakah jika di sekolah regular tidak terdapat guru GPK?,

Tentunya guru kelas akan kewalahan saat dihadapkan dengan anak ABK, namun untuk mengatasinya terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan guru dalam menghadapi anak ABK itu sendiri

Mampu mengenalkan situasi dan kondisi

Setiap guru dituntut untuk mengetahui kondisi dan situasi yang terjadi, seperti saat dihadapkan dengan anak ABK yang kemungkinan akan sulit untuk fokus terhadap pembelajaran, tetapi lebih asik dengan dunianya sendiri seperti contoh bermain atau menggambar. Namun guru janganlah langsung menegurnya, guru harus memberikan kebebasan sejenak kepada anak agar anak tidak tersinggung dan menjadi pendiam atau bahkan mengamuk. Dan setelah mereka sudah puas dengan dunianya, barulah guru memberikan masukan, saran dan arahan kepada siswa secara halus dan baik agar mudah diterima oleh siswa.

Awasi aktivitas siswa secara berkala

Sebagai guru tentunya, akan selalu mengawasi setiap peserta didiknya. Namun, saat dihadapkan dengan anak ABK tentunya guru harus lebih ekstra dalam mengawasi anak ABK karena di khawatirkan anak ABK akan melakukan hal-hal yang dapat membahayakan dirinya ataupun orang disekitarnya.

Tempatkan mereka dibarisan depan

Anak ABK sebaiknya duduk di barisan depan agar guru dapat dengan mudah mengawasi dan memperhatikan setiap perkembangan anak ABK, selain itu anak ABK juga dapat lebih fokus dalam memperhatikan pembelajaran.

Jangan terlalu memaksa mereka

Anak ABK mungkin akan terbiasa dengan imajinasi mereka sendiri. Mereka akan melakukan pekerjaan atau hobi yang disukainya, sehingga guru janganlah memaksa keinginan anak. Dan juga jangan menyamakan standar nilai setiap anak. Karena setiap anak memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda-beda.

Setiap anak itu terlahir dengan fitrah pembelajaran dalam diri mereka dan setiap anak memiliki kecerdasan masing-masing yang akan menemukan dimana minat dan bakat anak. Sehingga menjadi tugas guru untuk menemukan dimana minat dan bakat  anak ABK dan mengembangkannya. Selain itu guru juga tentunya harus lebih bersabar dan menurunkan standar ekspektasi pada anak agar tidak menuntut pada anak terkait apa yang tidak mereka kuasai. Selain itu juga jangan membanding-bandingkan kecerdasan setiap anak. Percaya bahwa setiap anak itu cerdas. Serta menerima anak ABK dengan tulus sehingga hal tersebuat akan menjadikan siswa Bahagia dan akan memudahkan siswa mencintai proses pembelajarannya dan memaksimalkan potensiny dengan rasa yang nyaman

Bantu mereka memperbaiki kesalahan

Jangan biarkan anak ABK menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa adanya arahan dan bimbingannya. Dan guru sebaiknya juga memberikan pengertian alasan mengapa hal yang dilakukan merupakan hal yang salah, dan harus diperbaiki, sehingga tidak boleh diulang Kembali.

Ajarkan siswa cara untuk bertanggung jawab

Ajarkanlah siswa untuk bertanggung jawab terutama saat melakukan kesalahan, lebih baik anak ABK diberikan kesempatan untuk menyelesaikan masalahnya sendiri dan kita hanya memberikan arahan, yang mana hal ini dilakukan agar siswa tidak manja dan mampu untuk mandiri dalam menyelesaikan masalahnya. Sebaiknya ajarkan mereka cara meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulainya lagi.

Catat perkembangan anak setiap hari

Guru sebaiknya mencatat perkembangan siswa agar dapat mengetahui perkembangannya dan dapat dijadikan evaluasi untuk menemukan strategi dalam mengajar yang dirasa sangat membantu.sehingga guru dapat memberikan catatan kepada orang tua sehingga orang tua juga dapat menerapkan pembelajaran yang dilakukan oleh guru di rumah. Sehingga hasilnya akan lebih optimal.

Bersyukurlah

Dalam mengajar anak ABK memanglah membutuhkan tenaga yang ekstra dan waktu yang cukup lama, maka guru harus lebih telaten dan banyak bersyukur karena telah dipercaya untuk mengajar mereka disekolah. Karena tidah semua guru mendapatkan kesempatan yang sama dan juga tidak semua guru mau. Dengan mengajar anak ABK maka akan menambah tingkat kesabaran kita dan juga kita akan merasa lebih dekat dan peka terhadap kebutuhan mereka. Sehingga kita akan lebih merasa bersyukur karena telah dilahirkan dengan sempurna, hal itulah yang membuat kita bersyukur.

 

Sinergikan kerja dengan orang tua anak

Dalam perkembangannya tidak hanya dilakukan di sekolah saja, karenanya guru juga harus bekerjasama dengan orang tua anak agar dirumah mereka tetap mendapatkan perlakuan yang sama sehingga antara guru dan orang dapat mensinergikan pembelajaran agar mampu meningkatkan daya eksplorasi, percaya diri dan karakter anak.

Nah,, itulah tadi cara yang dapat dilakukan guru kelas dalam menangani anak ABK, Selain itu, guru juga harus menemukan bakat dan minat dari anak ABK agar dapat dikembangakan secara optimal sehingga dengan begitu akan menjadi kekuatan tersendiri untuk anak ABK dalam menghadapi lingkungan yang keras ini. Dan tigas guru harus bersabar.

Bersabar itu memang tidaklah mudah, namun dengan bersabar maka akan indah.!!

 

 

 

Bagikan :

Tambahkan Komentar