Oleh : Astari Nur Khofifah

Mahasiswa Ekonomi Syariah INISNU Temanggung 

UMKM memiliki jumlah dan potensi besar dalam menyerap tenaga kerja, kontribusinya dalam pembentukan produk domestik bruto (PDB) juga cukup besar . Usaha kecil menengah pada umumnya dalam kegiatannya tidak memperhatikan aspek fungsional perusahaan yang meliputi manajemen keuangan, manajemen produksi, manajemen sumber daya manusia, dan manajemen pemasaran. Sebagai ujung tombak perekonomian negara, sangat penting bagi UMKM untuk meningkatkan efektivitas usahanya. (Manajemen Usaha Kecil, Dr.Lilis Sulastri,MM., 1:2016)

Manajemen yang baik terhadap aspek fungsional perusahaan akan berdampak pada efektivitas usaha. Faktor-faktor yang menentukan keberhasilan pengembangan UKM di antaranya adalah faktor sumber daya manusia (SDM), permodalan, mesin dan peralatan, pengelolaan usaha, pemasaran, ketersediaan bahan baku, dan informasi agar bisa melakukan akses global. Selama ini kualitas sumber daya manusia yang bekerja di UMKM pada umumnya masih sangat rendah, hal ini ditunjukkan dengan masih rendahnya kualitas produk, terbatasnya kemampuan untuk mengembangkan produk-produk baru, lambannya penerapan teknologi, dan lemahnya pengelolaan usaha. Banyaknya hasil penelitian dari pemerintah dan akademisi belum mampu menyentuh pelaku UMKM, padahal UMKM merupakan salah satu elemen perekonomian yang perlu mendapat dukungan dari aplikasi hasil-hasil penelitian.

UMKM sangat memerlukan pendampingan dari berbagai institusi dalam mengaplikasikan knowledge management, baik dari pemerintah, instansi, maupun lembaga pendidikan. Banyak upaya yang sudah dilakukan oleh ketiga unsur tersebut, walaupun pada kenyataannya masih belum terlalu signifikan dalam meningkatkan kinerja UMKM. Permasalahan yang bersifat klasik dan mendasar pada UMKM (basic problems), antara lain berupa permasalahan modal, bentuk badan hukum yang umumnya non-formal, SDM, pengembangan produk, dan akses pemasaran.

Mengelola UMKM memerlukan kreativitas yang tinggi, rasa tidak cepat menyerah, berani mengambil risiko, dan selalu berusaha menemukan hal-hal baru untuk meningkatkan kinerja. UMKM memiliki peluang yang sangat besar untuk menjadi besar dan memiliki daya saing, jika saja memiliki manajemen yang solid. Dengan demikian diperlukan sebuah model manajemen UMKM yang dapat dijadikan pedoman oleh UMKM dalam mengelola usahanya.

Secara umum, pelaku UMKM belum menerapkan manajemen secara konsisten dan komprehensif. Dalam manajemen produksi, pelaku UMKM hanya memiliki persediaan sesuai dengan kemampuan modalnya, ketika memiliki dana yang cukup banyak maka mereka dapat menyediakan persediaan yang banyak pula, demikian sebaliknya. Hal ini tentunya berdampak pada biaya persediaan yang ditimbulkan, namun tak disadari oleh pelaku UMKM.

Pelaku tidak mau mengandalkan pinjaman dari bank, karena cukup sulitnya proses peminjaman (misalnya harus ada pembukuan atas usahanya), dan pelaku tidak ingin tergantung pada pinjaman modal.  Aspek-aspek manajemen perusahaan merupakan pedoman untuk melakukan manajemen usaha. Walaupun merupakan usaha kecil dan menengah, pelaku UMKM perlu melakukan manajemen usaha agar dapat melakukan prinsip-prinsip manajemen dengan baik sehingga dapat mengevaluasi usahanya dan mengetahui perkembangan usahanya.

Analisis SWOT adalah alat yang sangat sederhana, namun sangat membantu pelaku bisnis untuk mengembangkan strategi bisnis, untuk membangun bisnis atau mengembangkan usaha lebih baik lagi. SWOT merupakan kependekan dari Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman). SWOT dilakukan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam persaingan usaha. UMKM harus memikirkan untuk dapat menaklukkan pasar persaingan di luar wilayahnya.

Beberapa kriteria yang dapat dijadikan sebagai dasar pengukuran kinerja UMKM adalah omset usaha, kepuasan konsumen, kepuasan kerja, efisiensi dan efektivitas produksi, dan distribusi produk. Distribusi produk akan memberikan peluang untuk mendapatkan pasar yang lebih luas, yang berdampak pada omset usaha yang akan diperoleh. Beberapa manfaat Analisis SWOT adalah: Memahami persoalan atau tantangan yang dihadapi perusahaan dari internal atau external. Menghindari kerugian karena kesalahan pengambilan keputusan yang hanya berdasarkan insting. Melakukan inovasi dan perbaikan terus menerus . Analisa berdasarkan data, misalnya data penjualan, apakah penjualan saya dari tahun ke tahun masih tumbuh? Atau sebenarnya stagnan lebih parah lagi jika sudah turun tetapi kita tidak sadar karena tidak punya pencatatan yang baik.

Efisiensi dan efektivitas produksi dinilai dari aplikasi aspek-aspek manajemen perusahaan (manajemen sumber daya manusia, manajemen produksi, manajemen keuangan, dan manajemen pemasaran). Efisiensi dan efektivitas dapat dilihat dari beberapa hal seperti tingkat pemborosan yang terjadi akibat kesalahan produksi, ketepatan perencanaan kapasitas produksi, persediaan, dan lainnya. Pengukuran ini akan memerlukan kriteria yang berbeda di antara jenis usaha yang berbeda. Sebagai salah satu bentuk perekonomian rakyat, pelaku UMKM perlu mendapatkan lebih banyak perhatian pemerintah dan instansi terkait, sehubungan dengan pembinaan dan sumber pendanaan. Pemerintah perlu lebih berpihak kepada pelaku UMKM dan memberikan akses yang lebih luas dalam segala aspek manajemen.

UMKM sebagai salah satu bentuk perekonomian rakyat yang memiliki peran besar dalam perekonomian negara, memerlukan model manajemen usaha. Model manajemen usaha ini mengadopsi dari manajemen perusahaan, yang bekerja pada aspek manajemen produksi, manajemen sumber daya manusia, manajemen keuangan, dan manajemen pemasaran. Dalam aplikasi manajemen usaha tersebut, dikembangkan kriteria pengukuran kinerja yang dapat diadopsi dan diaplikasikan secara praktis. Pelaku UMKM juga harus mampu melakukan analisis SWOT atas usahanya sehingga mampu menilai keadaan sekarang, baik terhadap pesaing, maupun perkembangan usaha dan evaluasi usahanya.

 

Referensi

Lilis Sulastri, Dr., MM.(2016).MANAJEMEN USAHA KECIL MENENGAH.Bandung:LGM – LaGood’s Publishing.

Tripomo, Tejo.  Strategi Manajemen.  Rekayasa Sains: Bandung.  Hal.  118-119.

 

Bagikan :

Tambahkan Komentar