Oleh: Zakiata Sani

Mahasiswa Ekonomi Syariah INISNU Temanggung

Salah satu ciptaan Allah yang paling sempurna adalah manusia. Meskipun tidak semua dari setiap manusia terlahir dengan utuh, tetapi manusialah yang menjadi sumber utama dari adanya kehidupan di dunia. Manusia sebagai peran utama dalam menjalankan segala aktivitas dan menjalankan segala kewajiban dengan peraturan yang telah ditetapkan semasa hidup di dunia. Sebagaimana penjelasan dalam Islam yang tidak lepas dari kata bahwa manusia adalah seorang Khalifah fil Ardh. Dikenal dengan istilah Khalifatullah fil Ardh atau Pemimpin di Muka Bumi, yang berarti setiap orang menjadi pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas apapun yang ia lakukan selama hidup di muka bumi (Imang:2014).

Seperti yang diketahui bahwasanya manusia hidup untuk berjuang dalam mencapai suatu tujuan hidup. Begitu juga dengan adanya ilmu manajemen sumber daya manusia. Ilmu yang digunakan untuk merencanakan, mengelola dan mengendalikan sumber daya manusia dibutuhkan suatu alat manajerial yang disebut manajemen sumber daya manusia (MSDM), (Priyono:2010). Mengingat pentingnya kualitas dan pengembangan dalam suatu perekonomian, sebelum menjalankan suatu kegiatan usaha hendaknya terlebih dahulu melakukan perencanaan dalam mengatur sumber daya manusia. Mulai dari bagaimana strategi pengembangan dan peningkatan kualitas dari setiap individunya yang berpedoman terhadap nilai-nilai syariat Islam.

Ketika suatu lembaga, perusahaan, maupun organisasi membutuhkan sumber daya manusia dengan berbagai spesifikasi yang dimintai tentunya memilih sumber daya manusia yang baik. Sumber daya manusia yang dilihat dari segi intelektual dan integritas yang tinggi akan mewujudkan cita-cita serta tujuan dari setiap manajerial yang di kembangkan. Sama halnya dengan negara kita Indonesia. Seperti yang kita lihat, Indonesia merupakan suatu negara di mana dalam kehidupannya didukung oleh banyaknya sumber daya alam, begitu juga dengan sumber daya manusianya yang banyak. Namun, Indonesia belum memenuhi sebagai negara yang menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas. Berdasarkan riset dari Bank Dunia tahun 2018, Indeks Sumber Daya Manusia (Human Capital Index/HCI) mengemukakan bahwa Indonesia berada pada peringkat yang mengenaskan, yaitu peringkat 87 dari 157 negara. Nilai HCI yang diperoleh Indonesia adalah 0,53 tertinggal dari beberapa negara di Asia Tenggara.  HCI pada dasarnya adalah ukuran bagaimana kondisi pengetahuan, ketrampilan dan kesehatan untuk dapat mendukung produktivitas sumber daya manusia.

Lalu bagaimana paradigma islam terhadap kualitas sumber daya manusia?  Sebelum lebih jauh pembahasannya, terlebih dahulu ketahui pengertian dari paradigma. Paradigma menurut KBBI adalah model dalam sebuah ilmu pengetahuan atau kerangka berpikir. Dalam artian paradigma merupakan cara pandang seseorang yang dapat mempengaruhi pola pikir. Nah, disini paradigma islam dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia(SDM) dapat diartikan sebagai cara pandang islam dalam meningkatkan kualitas kinerja sumber daya manusia. Seperti yang telah dituangkan dalam Al-Qur’an bahwasanya Islam mengajarkan umatnya untuk senantiasa berikhtiar dan melakukan amal ibadah selama hidup di dunia. Sebab, semua itu akan dipertanggungjawabkan kelak di akhirat.  Hal ini tertuang dalam Al-Quran Surat At-Taubah ayat 105 yang artinya: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”. Ayat ini menjelaskan bahwa setiap hamba Allah diperintahkan untuk melakukan suatu pekerjaan dengan mengedepankan keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah SWT.

Dalam Islam sudah dijelaskan ketika melakukan suatu pekerjaan, dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia hendaklah mengedepankan keimanan kita terhadap Allah SWT. Sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an Surat Al-Insyiqaaq ayat 6 yang bunyinya.

الْاِنْسَانُ اِنَّكَ كَادِحٌ اِلٰى رَبِّكَ كَدْحًا فَمُلٰقِيْهِۚ

Artinya : “Sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya.” Dari ayat tersebut menjelaskan bahwa bekerja bukan sekadar untuk mendapatkan materi berupa penghargaan maupun gaji yang besar, tetapi lebih jauh dan lebih dalam dari makna itu. Bekerja sebagai upaya mewujudkan firman Allah sebagai bagian dari keimanan. Dengan demikian, bekerja merupakan aktivitas yang mulia. Sebagaimana dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam paradigma islam ialah dengan mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadist dan membekali diri dengan ilmu-ilmu pengetahuan. Karena ketika seorang sumber daya manusia telah menerapkan ilmunya baik dari segi keislaman dan juga sosial, maka tidak dapat dipungkiri bahwa Allah akan menambahkan rahmat-Nya terhadap hamba-Nya yaitu sumber daya manusia tersebut.

Tidak hanya itu, Allah akan menjadikan kita sebagai sumber daya manusia yang berkualitas unggul dalam setiap bidangnya. Begitu juga dengan negara kita yaitu negara Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Ketika diri kita sebagai sumber daya manusia ini menerapkan berbagai nilai dan peraturan Allah yaitu dengan dibekali keimanan, ketaqwaan serta ilmu pengetahuan dengan dasar dan niat beribadah kepada Allah SWT. Maka akan ada nilai lebih bagi setiap sumber daya manusia yang memiliki intelektual tinggi. Bahkan Allah akan memberikan kita softskill (kemampuan) dan pola pikir yang inovatif kepada sumber daya manusia tersebut supaya berbeda dari lainnya. Kunci tingkat kualitas sumber daya manusia berasal dari tingginya keimanan dan pengetahuan. Dengan hal itulah seorang sumber daya manusia akan terbentuk manajemen yang hebat serta kerja sama yang dapat menguntungkan dalam suatu lembaga maupun perusahaan terhadap kinerjanya.

Bagikan :

Tambahkan Komentar