Oleh : Anisatul Halimah

Prodi PGMI INISNU Temanggung

Biodata Buku:

Judul    : MEMBANGUN PARADIGMA KEILMUAN KETUPAT    ILMU Integrasi-Kolaborasi, Collaboration of Science, Takatuful Ulum

Penulis             : Hamidulloh Ibda

Penerbit           : YAPTINU Temanggung

ISBN               : 978-623-96062-0-6

Cetakan           : 1,januari 2021

Tebal               : 14×21 cm, xix+202 Halaman

 

 

Dalam buku ini dapat dijelaskan bahwa paradigma keilmuan merupakan seperangkat kepercayaan berdasarkan ilmu pengetahuan untuk melakukan sekaligus mengembangkan tindakan berdasarkan kebenaran dan validitas. Dalam konteks paradigma keilmuan ini, dapat digunakan dalam ilmu sebagai model. Contohnya pola yang dapat dijadikan dasar untuk menyeleksi berbagai problem-problem serta pola-pola untuk mencari dan menemukan problem-problem yang ada didalam ilmu untuk memecahkan problem-problem riset. (Hal 6)

 

Paradigma ilmu memiliki peranan penting dalam proses keilmuan. Paradigma keilmuan berfungsi untuk memberikan kerangka, mengarahkan, bahkan menguji konsistensi dari proses keilmuan. Tidak hanya itu, paradigma ilmu juga berfungsi sebagai lensa para ilmuan dan dapat mengamati memahami masalah-masalah ilmiah dalam bidang masing-masing dan jawaban-jawaban ilmiah terhadap masalah-masalah tersebut. (Hal 7)

 

Dalam buku ini filosofi Metafora Ketupat Ilmu dapat dijabarkan sebagai berikut:

1.ketupat merupakan lambang kearifan lokal Jawa. Kupat/ketupat, ngaku lepat dan papat. Ngaku lepas artinya mengakui kesalahan, laku papat artinya empat tindakan, yaitu lebaran (usai), luberan (meluber/melimpah), laburan (labur/kapur).

2.janur dari Bahasa Arab ja'an nur (telah datang cahaya) ilmu, sifatnya putih bersih.

3.ketupat termasuk bangun datar, memiliki 4 sisi sama panjang, 4 titik sudut , 2 simetri putar dan lipat dan  2 diagonal sisi (4 sisi dan 4 titik bermakna 4 madzhab, 2 simetri dan 2 diagonal bermakna kolaborasi keilmuan dan keislaman), namun Ketupat Ilmu hanya mengambil spirit menganyamnya dalam mengembangkan keilmuan.

4.secara historis, 9 sisi ketupat merupakan lambang Walisongo sebagai penyebar Islam di Nusantara.

5.empat (4) tali yang berada di sisi bawah dan atas, dan sisi kanan dan kiri, melambangkan 4 mazhab dalam Islam sebagai manhajul fikr aswaja An-Nahdliyah, yaitu Imam Syafi'i, Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Hambali yang membentengi atas dan bawah, kanan dan kiri, ketupat Ilmu.

Sedangkan metafora/lambang ketupat Ilmu dapat di jelaskan sebagai berikut:

Warna hijau tua pada Islam dan Aswaja An-Nahdliyah merupakan lambang peradaban.

2.warna hijau setengah tua pada 2 sisi Al-Quran dan assunah merupakan kesuburan yang didasarkan pada prinsip Islam sekaligus sebagai representasi pengambilan teks-teks agama.

3.warna biru muda pada metodologi Islam dan metodologi barat merupakan kedalaman ilmu dan metode mengembangkan ilmu pengetahuan dari sisi Islam maupun Barat.

4.Warna hijau muda pada 4 sisi (Studi Islam dan Humaniora, politik dan hukum, Sains Alam dan Sains Terapan, Ekonomi dan Teknologi) merupakan kesuburan yang didasarkan pada ilmu/sains dan agama.

5.Warna emas pada 4 (empat) tali/perisai dari 4 (empat) penjuru mata angin yang melambangkan peradaban ilmu sebagai identitas Perguruan tinggi yang memiliki manhajul fikr aswaja An-Nahdliyah, yaitu imam syafi'i, imam hanafi, imam maliki, imam hambali.

6.Tulsan berwarna putih sebagai lambang kesucian ilmu.

Makna dari Ketupat ilmu bukan mengarah pada bentuk ketupat seperti aslinya, namun menekankan pada filosofi-filosofi yang dibangun dari kerangka ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Setelah dijabarkan secara ilmiah, paradigma Ketupat Ilmu di atas menjadi landasan dalam melaksanakan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi di INISNU Temanggung. Mulai dari implementasi dalam visi, misi, tujuan, kurikulum, budaya akademik, budaya kerja, dan lainnya.

 

Secara garis besar buku ini terdapat 4 bab.Dalam bab pertama mencangkup pendahuluan yang memuat beberapa pembahasan diantara lain ada konsep paradigma, pentingnya paradigma, relasi ilmu pengetahuan filsafat dan agama,model islamisasi ilmu, model ilmunisasi islam, model integrasi, urgensi konversi PerguruanTinggi. Dalam bab ke dua membahas tentang model-model paradigma keilmuan PTKI,adapun beberapa kampus yang mengembangkan model paradigma diantara lain ada UIN Jakarta, UIN Malang, UIN Bandung dan kampus lain. Dalam bab ke tiga memuat konsep dasar paradigma keilmuan INISNU Temanggung, sejarah, landasan, model, intregasi-kolaborasi dan makna filosofis metafora ketupat ilmu. Dalam bab terkahir membahas implementasi paradigma keilmuan Integrasi-Kolaborasi, didalamnya membahas tentang pengaplikasian paradigma keilmuan Integrasi-Kolaborasi di INISNU Temanggung.

 

Kelebihan :

Kelebihan buku ini sangatlah detail dalam menjelaskan setiap pembahasannya, dan sangatlah mempermudah setiap orang dalam membacanya, dan juga cover buku yang sangat menarik untuk dibaca.

 

Kekurangan :

Kekurangan buku ini terdapat kata ataupun makna yang terlalu ilmiah sehingga sulit untuk di pahami.

Bagikan :

Tambahkan Komentar