Oleh : Yeni Ismawati

Mahasiswa INISNU Temanggung

Saat ini sudah semakin disadari bahwa pendidikan sangat penting bahkan dimulai sejak anak lahir. Bahkan yang lebih menarik lagi, pendidikan dapat dimulai semenjak anak masih dalam kandungan. Pentingnya pendidikan sejak dini karena didorong oleh berbagai teori belajar yang menyebutkan bahwa pada usia tersebutlah berbagai aspek perkembangan mengalami masa yang sangat cepat dan menentukan.

Perkembangan berbagai aspek dari seorang individu anak tidak terjadi secara terpisah tetapi berjalan secara holistik serta dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah berbagai aspek perkembangan yang dimiliki oleh anak, sementara faktor eksternal adalah guru, keluarga, dan berbagai sumber belajar yang lainnya. Jika anak telah masuk pada suatu program pendidikan, maka satu hal yang tidak kalah penting adalah kurikulum yang diterapkan oleh sekolah.

Dari berbagai hasil penelitian di bidang tumbuh kembang anak dapat diketahui bahwa usia dini merupakan peletak dasar (fondasi awal) bagi pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya. Karena pada usia ini pertumbuhan fisik dan perkembangan mental anak terjadi sangat pesat. Sekalipun Tuhan telah memberikan potensi bawaan pada anak, tetapi lingkungan memberikan sikap, kepribadian dan pengambangan kemampuan anak.

Penelitian tentang kecerdasan otak menunjukkan bahwa untuk memaksimalkan kepandaian anak, stimulasi harus diberikan sejak tiga tahun pertama dalam kehidupannya. Stimulasi lingkungan terhadap perkembangan otak jauh lebih rumit dari yang diperkirakan. Rangsangan dari luar mempengaruhi sel-sel otak, simpul-simpul yang menghubungkan sel-sel tersebut dan mengatur bagaimana simpul-simpul itu saling bekerja dan berhubungan.

Stimulasi lingkungna ibarat pahatan yang bekerja membentuk sel-sel otak sehingga otak dapat berkembang dengan baik. Anak-anak yang terbiasa menerima stimulasi pada tiga tahun petama kehidupan mempunyai IQ 20 poin lebih tinggi dibandingkan mereka yang kurang menerima rangsangan. Anak-anak yang tidak banyak bermain dan menerima rangsangan panca indera di awal usianya mempunyai ukuran otak 20 sampai 30 persen lebih kecil dari ukuran normal. Riset memperlihatkan bahwa otak manusia terdiri dari neuron (sel-sel saraf yang sangat lembut) yang mampu menganalisis, mengoordinasi dan menyimpan semua informasi yang diterima lewat panca indera.

Setiap sel saraf ini satu mempunyai serabut (axon) yang mengirim tanda ke sel-sel saraf lain dan banyak serabut (dendrite) yang berfungsi menerima tanda. Pada akhirnya axon menggerakkan satu atau lebi dendrite yang siap menerima. Dendrite kemudian menerjemahkan pesan ini dan mengirimkan kembali ke sel-sel penerima. Pergerakan ini terjadi lebih dari 300 km/jam dan berulang terus-menerus selama 600 setiap detik. Kecerdasan tergantung pada jumlah sel-sel di dalam otak da jumlah simpul-simpul saraf otak yang saling terhubungkan. (June R Oberlander, 2000). Dilihat dari kacamata pendidikan, stimulasi/rangsangan terhadap perkembangan anak setidaknya memiliki beberapa fungsi sebagai berikut; (1) penanaman nilai-nilai dasar (budi pekerti dan agama), (2) pembentukan sikap dasar (disiplin, kejujuran, kemandirian dan kreativitas), (3) pengembangan kemampuan dasar (bahasa, motorik, kognitif dan sosial), dan (4) melejitkan semua potensi kecerdasan anak.

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1, butir 14: Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Para orang tua dan pendidik anak harus sadar apa yang dapat dan harus mereka lakukan untuk membuat anak menikmati dan mengambil manfaat pada setiap perkembangannya. Keberhasilan pada tiap perkembangan, termasuk didalamnya perkembangan sosial dan intelektual anak tidaklah lepas dari aktifitas belajar dan stimulus yang diberikan pada anak.

Media pembelajaran sangatlah penting dalam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) untuk menyampaikan informasi atau pembelajaran kepada anak usia dini. Media pembelajaran biasanya dipahami sebagai benda-benda yang dibawa masuk ke ruangan untuk membantu efektivitas proses belajar mengajar. Peran media dalam pembelajaran khususnya pada pendidikan anak usia dini sangatlah penting karena perkembangan anak pada usia ini masih berfikir hal-hal yang bersifat nyata atau konkrit. Oleh karena itu dalam pendidikan anak usia dini media yang digunakan harus menggunakan sesuatu yang bisa digunakan anak secara langsung dan terlihat nyata.

Menurut Arif Sadiman (1993:7) media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Sedangkan menurut Oemar Hamalik (1994:12) media pembelajaran merupakan alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antar guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Sama seperti pendidikan untuk anak usia dini. Media sangatlah penting apalagi anak usia dini yang masih belum bisa berfikir secara luas. Mereka memerlukan media yang menarik untuk bisa menstimulus ketertarikan anak dalam mengikuti pembelajaran. Anak-anak sangat tertarik dengan hal-hal baru atau yang unik ataupun bisa menarik perhatian. Banyak sekali media yang bisa digunakan oleh guru PAUD dari yang ada disekitar anak ataupun yang dibuat sedemikian sehingga sesuai dengan kreatifitas guru.

Media pada dasarnya akan memudahkan dalam menyampaikan pesan yang dimaksudkan oleh seorang pendidik kepada peserta didik. Jika media itu kurang diminati oleh seorang anak maka pesan yang akan disampaikan oleh guru juga tidak akan maksimal. Dan hasilnya pasti juga kurang maksimal. Media yang tepat akan membuat seorang anak paham dan juga ketika mereka paham apa yang disampaikan guru maka anak-anak akan mengerti pembelajaran yang disampaikan. Di sisi lain media juga bisa memaksimalkan perkembangan anak maksudnya jika seorang anak paham apa yang disampaikan oleh pendidik maka perkembangannya juga akan maksimal. Seperti halnya saat seorang guru menggunakan media dalam menyampaikan pembelajaran sehingga anak tertarik untuk mengikuti pembelajaran tersebut. Ketika anak sudah mau mengikuti pembelajaran makan anak akan mendengarkan dan mengikuti arahan serta apa yang disampaiakan oleh guru bisa mudah dipahami. Secara tidak langsung saat anak sudah paham apa yang disampaikan oleh guru tentang materi pembelajaran maka perkembangan anak juga semakin meningkat.

Media pembelajaran juga harus dissuaikan dengan perkembangan anak. Guru PAUD harus memiliki pengetahuan dalam merancang, memilih, membuat dan menggunakan media dalam pembelajaran. Media yang tepat dan menarik saat digunakan dalam menyampaikan pesan atau informasi untuk anak dapar memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar. Selain itu media dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat memotivasi anak untuk belajar dan berinteraksi dengan lingkungannya. Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka dalam memilih media atau disebut juga alat bantu menjadi semakin luas dan interaktif, seperti hp, komputer, tv, dan internet. Dengan banyaknya media yang digunakan dan tentunya bermacam-macam bentuk akan memudahkan guru untuk berkreasi sehingga anak tidak bosan dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu anak akan semakin antusias dalam megikuti pembelajaran sehingga perkembangan anak juga akan semakin bertambah. Untuk itu peran media sangatlah penting dalam pembelajaran pada Anak Usia Dini (AUD).

 

Bagikan :

Tambahkan Komentar