Oleh Septa Eka Permatasari

Mahasiswi PIAUD INISNU Temanggung

Anak usia dini merupakan individu yang unik sebab berada pada rentang usia 0–6 tahun. Pada usia ini disebut juga sebagai masa keemasan (golden age), di mana perkembangan otak akan berkembang pesat. Oleh karena itu, pengembangan secara tepat di usia dini akan menjadi penentu bagi perkembangan individu selanjutnya. Perkembangan anak merupakan segala perubahan yang terjadi pada anak yang meliputi seluruh perubahan, baik perubahan fisik, motorik, perkembangan kognitif, emosi, maupun perkembangan psikososial yang terjadi dalam usia anak (infancy toddlerhood pada usia 0–3 tahun, early childhood usia 3–6 tahun, dan middle childhood usia 6–11 tahun).

Pertumbuhan fisik merupakan pertumbuhan yang terjadi pada struktur tubuh manusia sejak masih di dalam kandungan sampai dewasa. Proses perubahannya yaitu menjadi lebar/ tebal (horizontal) dan panjang (vertikal) dalam suatu proporsi bentuk tubuh. Proses perubahan tersebut adalah bagian dari proses terjadinya perkembangan fisik. Terjadinya proses kematangan dapat dikatakan berjalan secara teratur jika terdapat perkembangan keterampilan hingga menguasai berbagai kemampuan lain. Pertumbuhan fisik antara anak yang satu dengan lainnya tidak sama, semua tergantung pada pribadi anak masingmasing. Dalam pertumbuhannya, peran orang tua dan guru sangat dibutuhkan untuk memaksimalkan tumbuh kembang anak, khususnya pada pertumbuhan fisik dan perkembangan motoriknya. Jika anak aktif bergerak, tulang semakin kuat, otot mulai bersambung, dan berfungsi lebih maksimal. Jika anak pasif, dalam hal ini orang tua terlalu membatasi kegiatan anak dalam bergerak, anak akan menjadi pemalu, sering sakit-sakitan karena jarang bergerak, serta pertumbuhan fisik anak tidak dapat maksimal. Secara umum ada dua faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal di sini berupa genetik atau bawaan yang merupakan modal dasar untuk mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Misal: jenis kelamin, riwayat alergi, dan lain sebagainya, sedangkan faktor eksternal yaitu berupa lingkungan yang memadai juga dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak secara optimal.

Perkembangan fisik motorik anak usia dini memiliki peran yang sangat penting dengan aspek perkembangan yang lainnya. Hal ini dikarenakan bahwa perkembangan fisik motorik dapat diamati dan dapat diramalkan, seperti perubahan ukuran tubuh pada anak. Prinsip perkembangan motorik anak usia dini pada umumnya terjadi suatu perubahan baik fisik maupun psikis sesuai dengan masa pertumbuhan. Perkembangan motorik sangat ditentukan oleh status kesehatan, gizi, dan pemberian stimulasi aktivitas gerak yang sesuai dengan masa perkembangannya. Gerak motorik kasar terbentuk pada saat anak memiliki koordinasi yang besar terhadap tubuhnya. Perkembangan motorik kasar merupakan gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau keseluruhan dari anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Seperti: kemampuan berlari, menendang, duduk, naik-turun tangga, melompat, dan berjalan.

Perkembangan motorik kasar yang diterapkan di Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini memiliki tujuan dalam hal mengenalkan gerakan dan melatih gerakan kasar, meningkatkan kemampuan mengatur tubuh, mengendalikan gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan kelincahan tubuh dan pola hidup sehat, sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan jasmani yang sehat, kuat, dan terampil. Sesuai dengan tujuan perkembangan motorik kasar anak usia dini, dalam hal ini anak usia dini dilatih keterampilan-keterampilan dasar yang akan membantu proses perkembangan motoriknya di masa yang akan datang. Pengembangan kemampuan dasar anak dapat diketahui berdasarkan keterampilan motoriknya, hal ini menjadikan guru PAUD perlu untuk membantu mengembangkan keterampilan motorik anak dalam hal memperkenalkan serta melatih perkembangan motorik kasar anak, memaksimalkan kemampuan mengatur, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi. Meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat, sehat, dan terampil. Kompetensi anak usia dini yang diharapkan dapat dikembangkan guru sebelum ia masuk lembaga prasekolah atau TK. Apabila anak dapat melakukan berbagai aktivitas motorik dengan terkoordinasi guna membentuk kesiapan, melatih keberanian, serta kelenturan dalam menulis.

Tahapan-tahapan dalam pembelajaran motorik yaitu: tahapan pemahaman konsep gerak (cognitive stage), tahapan gerak (motor stage), tahapan otonomi (autonomus stage). Karakteristik perkembangan motorik kasar antara lain: gerak motorik kasar melibatkan seluruh bagian-bagian tubuh anak terutama otot-otot besar, pertumbuhan relatif stabil, gerakan motorik kasar membutuhkan tenaga yang banyak sebab seluruh anggota tubuh ikut bergerak. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mempelajari keterampilan motorik kasar, antara lain: kesiapan dan kesempatan belajar motorik kasar, adanya model dalam mempelajari motoric kasar, dan motivasi baik dari dalam maupun luar diri anak dalam mempelajari keterampilan motorik kasar. Selain itu, perkembangan motorik kasar anak yang satu berbeda dengan anak yang lainnya menjadikan tingkat perkembangan anak yang satu dengan yang lainnya juga berbeda.

Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan individu secara keseluruhan. Beberapa pengaruh perkembangan motorik terhadap konstelasi perkembangan individu antara lain: melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya, dan memperoleh perasaan senang; melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya pada bulan-bulan pertama dalam kehidupannya; melalui perkembangan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah; serta melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayannya.

 

Bagikan :

Tambahkan Komentar