Semarang, TABAYUNA.com
- Bertempat di wisata Lembah Bidadari, warga RW 1 Kelurahan Sampangan, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang menggelar Halalbihalal pada Sabtu malam (20/5/2023). Kegiatan tersebut menghadirkan pembicara KH. Nurrochim Al Abrori dari Genuk, Kota Semarang.

Hadir dalam kesempatan itu Ketua Panitia Eko Fitriyanto, Ketua RT 6 Kusaedi, Ketua RW 1 Masrukan, Lurah Sampangan Mohammad Anugrah Hamonangan, Camat Gajahmungkur Ade Bhakti Ariawan, Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Hadi Santoso, Anggota DPRD Kota Semarang Hj. Umi Surotut Diniyah, Ketua Karang Taruna Kota Semarang Ananta Wijaya Putra, Pengurus Bidang
KATApreneur Karang Taruna Kota Semarang Adnan, dan warga Sampangan. Dalam kegiatan yang dipimpin oleh pewara Hamidulloh Ibda dan Dian Marta Wijayanti itu mengusung tema "Penerapan Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu Menuju Insan Kamil".

Ketua RT 6 Kusaedi menyampaikan bahwa lokasi Lembah Bidadari merupakan wisata lokal yang dirintis warga kurang dari setahun. "Selain tempat ini, Lembah Bidadari ini juga sudah dilengkapi WC baru saja, semua adalah hasil kerja bakti dari warga RT 6 RW 1 Sampangan," katanya.

Dalam sambutannya, Camat Gajahmungkur Ade Bhakti Ariawan berpesan di tahun politik ini, warga Sampangan harus menjaga kondusitivitas. "Ada saatnya kita bertanding, tapi ada juga saatnya kita bertanding," pesannya.

Lurah Sampangan Mohammad Anugrah Hamonangan juga menyampaikan bahwa Sampangan di awal tahun 2023 ini mendapatkan dua penghargaan dari Wali Kota Semarang yaitu Juara 1 Urban Farming Champion dan Juara 1 Kampung Hebat Kategori Urban Farming. "Saya harap kelompok tani yang sudah dibentuk di wilayah Lembah Bidadari ini bisa berlanjut karena ini adalah pesan dan harapan Wali Kota," katanya.

Dalam tausiyahnya, KH. Nurrochim Al Abrori menyampaikan bahwa saat ini pergeseran karakter anak muda sangat memperhatinkan, semua itu butuh solusi dari para orang tua dan masyarakat.

Dalam penyampaian tausiyahnya, kiai dari Genuk Semarang tersebut menggunakan wayang atau ringgit yang disampaikannya dari Walisongo. "Wayang itu maknanya wajibe sembahyang. Wayang karakternya sama seperti manusia. Sisi kanan adalah sisipan Ashabul Yamin. Sisi kiri adalah sisipan Ashabul Simal," katanya.

Dijelaskannya, Ashabul Yamin merupakan sekelompok manusia di akhirat yang menerima seluruh catatan amal perbuatannya dengan tangan kanan, dan tempat tinggal mereka adalah surga. Sedangkan Ashabul Syimal atau golongan kiri yang dimaksud dalam surat Alquran dalam surat Al-Waqiah adalah mereka yang mendapatkan siksaan pedih di neraka. Mereka merasakan mendidihnya api neraka, dan kesengsaraan di dalamnya.

Maka dari itu, pihaknya mengajak warga Sampangan untuk mendidik anaknya layaknya santri yang siap menjadi apapun dengan harapan menjadi Ashabul Yamin. "Kalau golongan kiri itu karo dulur ora akur, karo tonggo ora nyopo, makanya wajahnya merah semua," tegasnya.

Saat menjelaskan tokoh Puntadewa, Kiai Nurrochim menjelaskan bahwa Puntadewa adalah putra tertua atau putra sulung dari Prabu Pandudewanata (Prabu Pandu). "Puntadewa dari kata faanta dakwah. Maka kita harus menjaga dakwah," katanya.

Pihaknya juga menegaskan bahwa usai Ramadan di momentum Syawal dan Halalbihalal adalah bulan peningkatan. "Setelah Ramadan, kita harus semakin rajin ibadah, salat malam, dan ibadah yang lain. Tirulah ulat, dia ada perubahan, dia ngaji, khalwat, dia menjadi kupu-kupu yang anfauhum linnas. Jangan tiru ular, dia galak dan berbisa, berubah wujud tapi karakternya sama," jelasnya.

Usai tausiyah, kegiatan dilanjutkan dengan pembagian doorprize kepada semua warga yang hadir dan hiburan dari Qosidah Nurur Rohman dari Genuk Semarang. (Tb10/Ibda)

Bagikan :

Tambahkan Komentar