Oleh : Khikmatun Nisak

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam Institut Islam Nahdlatul Ulama Temanggung

Sebuah peradaban akan mengalami kemunduran apabila terjadi degradasi moral pada masyarakatnya. Banyak ahli mengatakan bahwa moral merupakan sesuatu paling utama yang harus ditanamkan sebelum membangun masyarakat yang aman, tentram, tertib, sejahtera. Saat ini, Indonesia sedang mengalami krisis multidimensi yang berkepanjangan, seperti praktik KKN yang telah mengakar pada masyarakat, konflik antar etnis,agama,dan lainnya, etos kerja yang menurun, kriminalitas,dan lain sebagainya. Budaya tersebut, menjadi sebab utama Indonesia sulit untuk bangkit dari krisis.

Maka dari itu, Indonesia harus mulai menanamkan karakter yang berkualitas sejak dini untuk membentuk generasi yang lebih baik. Usia dini adalah masa emas untuk membentuk karakter seseorang. Karena kegagalan penanaman karakter sejak dini, akan membentuk pribadi yang bermasalah pada masa dewasa nanti. Sehingga, penanaman moral lewat pendididikan karakter sejak dini menjadi kunci utama untuk membangun bangsa lebih baik kedepannya.

Pendidikan karakter sejak usia sekolah dasar, bahkan pra sekolah dasar (TK/PAUD) saat ini sangat penting. Karena pendidikan karakter merupakan proses pendidikan yang ditujukan guna mengembangkan nilai, sikap, serta tingkah laku yang mencerminkan akhlak mulia. Pada usia anak-anak, merupakan usia yang sanagt menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan potensi dalam dirinya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabilitas kecerdasan orang dewasa sudah terrjadi saat anak diusia 4 tahun itu sebesar 50 persen. Pada usia 8 tahun (usia SD) meningkat 30 persen. Dan masa akhir dasawarsa kedua (SMP) sebesar 20 persen.

Maka dari iti, diperlukan peran orang tua, keluarga, dan gurunya. Dirumah, orangtua dapat membimbing dan memberikan contoh untuk anak-anaknya dalam hal berperilaku yang baik dan sopan. Dengan begitu, si anak akan meniru apa yang dilakukan oleh orang tua.

Di sekolah, guru sangat berperan untuk pembentukan karakter anak. Guru sebagai teladan, sebagai rule of model, motivator, inspirator anak didiknya. Guru harus memaksimalkan kegiatan pembiasaan diri bernuansa pengembangan akhlak dan budi pakerti.

Bagikan :

Tambahkan Komentar