Magelang, TABAYUNA.com - Bertempat di Kantor PCNU Kabupaten Magelang, Koordinator Gerakan Literasi Ma’arif NU PWNU Jawa Tengah Hamidulloh Ibda mengatakan bahwa branding yang dilakukan oleh madrasah dan sekolah Ma’arif bukan sekadar untuk promosi namun lebih pada ideologisasi.

Kegiatan tersebut direncanakan akan berlangsung selama dua hari. Selain pelatihan branding, kegiatan diisi dengan pelatihan menulis berita, artikel populer, karya sastra puisi dan cerpen, media sosial dan pengelolaan website.a

Madrasah didorong untuk melakukan “branding” agar dapat bertahan di tengah kemajuan zaman. Sebab meskipun madrasah saat ini tengah menjadi tren bagi orang tua, sesungguhnya madrasah mempunyai tantangan yang besar yaitu era global.

“Madrasah dan sekolah yang mempunyai keunggulan dalam penguatan karakter pendidikan agama, sehingga menawarkan pendidikan komplit pada publik umum. Yang perlu dilakukan saat ini adalah memperkuat branding madrasah, yaitu mencitrakan madrasah kepada para orang tua agar pendidikan madrasah dapat menarik dan melekat di benak masyarakat,” kata Hamidulloh Ibda.

Ketua Lembaga Pendidikan Ma’arif NU PCNU Kabupaten Magelang Drs. H Sugeng Riyadi, M.Eng., melaporkan kegiatan tersebut diikuti 60 peserta dari unsur guru dan operator jenjang MI dan SD se Kabupaten Magelang. “Guru Ma’arif harus paham teknologi, informasi dan komunikasi untuk merespon perubahan zaman,” katanya.

Sementara itu, Sekretaris PCNU Kabupaten Magelang Dr. KH. Sri Guno Najib Chaqoqo mengatakan bahwa semua guru harus mengonsumsi berita-berita dari NU. Dalam konteks sekolah dan madrasah, branding harus menjadi penting. “Branding fungsinya adalah mensyiarkan apa yang disampaikan, publikasi, dan untuk meningkatkan kepercayaan diri,” katanya. (TB44).

Bagikan :

Tambahkan Komentar