Oleh Nia Lestari

Keserasian sosial merupakan tahapan yang terpadu dan menjadi solusi beberapa persoalan bangsa, di mana hal itu juga menjadi media pendekatan yang elegan kepada warga masyarakan di lapisan bawah. Selain itu, keserasian sosial selain menerima aliran dana untuk membangun sarana prasarana, mereka juga bisa membangun dan meningkatkan komitmen bersama sebagai wahana guyub rukun antarwarga, dan bekerja bakti misalnya secara gotong royong.

Menurut Kasi Perlindungan Bencana Sosial Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial, Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah, Kartini Handayani mengatakan bahwa program ini masih relevan menjadi salah satu upaya pencegah konflik di masyarakat.

“ dari gotong royong diharapkan muncul rasa persatuan dan kesatuan sehingga bisa meminimalisisr segala potensi konflik di masyarakat. Maka bantuan keserasian sosial ini diperuntukkan utama bagi daerah yang rawan atau berpotensi rawan konflik. Tapi pada dasarnya ada pemberdayaan masyarakat ,” tambahnya ketika menjelaskan program tersebut di Desa Bandunggede, Kedu, Temanggung, Minggu (29/9).

Ujarnya, pada tahun 2019 ini kabupaten Temanggung mendapat alokasi dana untuk dua lokasi, Desa Bandunggede dan Tegalsari, Kecamatan Kedu dengan besaran angka Rp 150 juta. Dengan alokasi Rp 100 juta untuk kegiatan fisik, yakni pembangunan lapangan sepak bola sesuai dengan proposal yang diajukan. Rp 35 juta untuk pertemuan pleno antarwarga, Rp 10 juta untuk operasional forum, dan Rp 5 juta lagi untuk pembuatan tugu keserasian.

Open

Adanya program keserasian ini ternyata disambut baik oleh Kepala Desa Bandunggede, yang ditujukan untuk dua desa bersebelahan tersebut. Selama ini, letak lapangan bola ada diperbatasan desa,  sehingga sering sekali digunakan bersama oleh dua desa tersebut. Dengan demikian, adanya bantuan ini sekaligus menjadi ajang untuk mempererat tali silaturahim antar warga Bandunggede dan warga Tegalsari.

Kantor pemerintahan dua desa tersebut hanya terpisah lapangan sepak bola di tengahnya. Lapangan sepak bola tersebut sering kali digunakan bersama, misal untuk perayaan hari jadi, upacara 17 Agustus, atau hanya sekedar pentas seni. Sesuai dengan proposal, bantuan yang turun akan digunakan untuk membangun tribun sehingga bisa lebih layak lagi untuk dipergunakan.

“ Nanti kita kerja bakti bersama antara dua desa, dipondasi terlebih dahulu kemudian dibuat tribun sepanjang 16 meter agar lebih rapi. Dengan kegiatan ini kerukunan antar warga bisa lebih erat sehingga diharapkan bisa mencegah konflik, kan lebih nyaman kalo lapangan dikelola bersama antar dua desa dari pada saling ribut. Sejak awal saya sudah koordinasi dengan bapak Kepala Desa Tegalsari dan alhamdulillah disambut baik oleh beliau,” ujarnya.

Apresiasi tinggi terhadap program keserasian sosial juga diberikan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Karang Santri Desa Bandunggede, Gus Nurul Yaqin, untuk membangun lapangan sepak bola. Beliau menilai program ini sangat positif, sebab dengan begini kualitas atau mutu masyarakat Indonesia bisa meningkat. Di lapangan ini, dengan melalui sepak bola bisa meningkatkan kerukunan antar warga dua desa tersebut.

“memang benar, olah raga menjadi pemersatu warga, coba kita lihat, kalau pas timnas sepak bola Indonesia bertanding, masyarakat akan lupa agamanya sama atau tidak, presidennya sama atau tidak, partainya sama atau tidak. Semua melebur jadi satu menghilangkan warna kedaerahan. Dengan demikian ini bisa didampingi oleh Dinas Sosial melalui program-programnya untuk meningkatkan kerukunan dan kebahagiaan warga,” pangendikanya.

Bagikan :

Tambahkan Komentar