Oleh Hamidulloh Ibda
Semua orang yang hendak “bermain” dengan jurnal terindeks Scopus maka ia wajib hukumnya memahami etika publikasi artikel ilmiah di jurnal terindeks Scopus. Secara umum, dalam dunia penelitian, publikasi ilmiah menjadi bagian penting dari proses komunikasi pengetahuan dan temuan baru kepada komunitas ilmiah global. Salah satu platform publikasi yang sangat dihargai adalah Scopus, sebuah pangkalan data yang mencakup berbagai jurnal ilmiah yang telah melewati proses peer review yang ketat. Bagi para peneliti, publikasi di jurnal-jurnal yang terindeks di Scopus merupakan suatu pencapaian yang penting dalam karier akademis mereka.
Namun, dengan kehormatan dan keuntungan tersebut, datanglah tanggung jawab yang besar untuk memahami dan mengikuti etika publikasi yang tepat. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi beberapa prinsip dasar dan pedoman yang harus dipahami oleh para peneliti dalam konteks publikasi artikel di Scopus.
Pentingnya Etika Publikasi
Mengapa etika publikasi penting? Ya, penting lah. Sepandai apapun seorang, namun tidak punya etika ya sama saja. Bahkan, kalau saya dulu di pesantren, adab itu lebih tinggi daripada ilmu. Meski banyak pendapat adab bisa diperbaiki dengan ilmu, namun ini harus kelasnya Gus Baha, bukan santri kaleng-kaleng. Paham ya maksud saya?
Kembali ke etika publikasi, harus dijalankan oleh penulis artikel di jurnal Scopus dengan sejumlah pertimbangan atau alasan. Pertama, kredibilitas. Ya, kredibilitas sebuah penelitian sangat bergantung pada integritas publikasi. Dengan mengikuti etika yang benar, peneliti memastikan bahwa hasil penelitian mereka dapat dipercaya oleh rekan sejawat dan masyarakat ilmiah secara luas.
Kedua, perlindungan hak cipta. Ketika artikel kita dijiplak orang lain, hati saya rasanya mangkel dan jengkel lah. Maka etika publikasi harus melibatkan perlindungan hak cipta. Peneliti harus memastikan bahwa mereka mematuhi semua aturan terkait hak cipta, termasuk hak atas karya orang lain yang mereka gunakan dalam penelitian mereka.
Ketika, integritas akademik. Etika publikasi membentuk dasar integritas akademik. Setiap peneliti harus memastikan bahwa hasil penelitiannya diperoleh secara jujur dan transparan, serta melaporkan temuan mereka tanpa bias atau manipulasi data.
Keempat, kita harus menghargai karya orang lain. Janga nasal copas, comot, colong, ini justru merusak citra peneliti itu sendiri. Intinya, hargailah karya orang lain, sebagaimana ketika tulisan kita dijiplak, tentu kita jengkel.
Memahami etika publikasi adalah tanggung jawab yang tak terpisahkan bagi setiap peneliti. Ketika datang ke publikasi artikel di Scopus, pedoman etika harus diikuti dengan ketat untuk memastikan integritas penelitian dan reputasi ilmiah. Dengan mematuhi prinsip-prinsip ini, para peneliti dapat memastikan bahwa kontribusi mereka terhadap pengetahuan ilmiah diakui dengan baik dan memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat ilmiah secara luas.
Klirens Etik dalam Publikasi Artikel di Scopus
Selain soal etika publikasi, saya perlu mengulas klirens etik. Saya ingat waktu dulu dapat hibah riset dari BRIN pada 2022. Saya harus ngurus klirens etik. Ya, intinya publikasi artikel di Scopus merupakan langkah penting dalam memperluas cakrawala pengetahuan ilmiah dan memberikan kontribusi yang berarti bagi komunitas akademis global. Namun, di balik keuntungan yang terkait dengan publikasi di platform tersebut, terdapat tanggung jawab besar bagi peneliti untuk memastikan bahwa mereka mematuhi prinsip-prinsip etika yang tinggi.
Klirens etik dalam publikasi artikel di Scopus menjadi kunci utama untuk memastikan integritas, kredibilitas, dan transparansi dalam proses penelitian dan publikasi. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa aspek penting dari klirens etik dalam konteks publikasi artikel di Scopus. Pertama, soal plagiarisme. Plagiarisme merupakan pelanggaran etika yang serius dalam publikasi ilmiah. Ini mencakup penggunaan ide, teks, atau data dari sumber lain tanpa menyebutkan sumbernya secara tepat. Peneliti yang hendak mempublikasikan artikel di Scopus harus memastikan bahwa semua informasi yang digunakan diakui dengan benar dan disitasi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Kedua, keterbukaan dan transparansi. Peneliti harus menjaga keterbukaan dan transparansi dalam publikasi artikel di Scopus. Ini mencakup memberikan akses yang memadai terhadap data dan metodologi penelitian, serta melaporkan temuan dengan jelas dan akurat. Setiap konflik kepentingan atau bias potensial juga harus diungkapkan secara terbuka.
Ketiga, kerjasama dan kredit penulis. Kerjasama antara penulis dalam penelitian harus diakui dengan benar dan kredit harus diberikan kepada setiap individu yang berkontribusi secara signifikan dalam penelitian. Hal ini termasuk mengakui sumbangan dari rekan penelitian, asisten, atau lembaga pendanaan yang mendukung penelitian. Selain itu, penulis harus memastikan bahwa setiap individu yang terdaftar sebagai penulis telah memberikan kontribusi yang substansial dan memenuhi kriteria penulisan yang ditetapkan.
Keempat, pemahaman aturan dan pedoman. Peneliti harus memahami dengan baik aturan dan pedoman yang ditetapkan oleh Scopus dan jurnal-jurnal yang terindeks di dalamnya. Hal ini mencakup pemahaman tentang prosedur penyampaian artikel, persyaratan publikasi, dan prinsip-prinsip etika yang harus diikuti. Peneliti juga harus siap untuk mematuhi perubahan atau pembaruan aturan yang mungkin terjadi dari waktu ke waktu.
Kelima, pengulangan dan pembaruan artikel. Penulis harus memastikan bahwa artikel yang diajukan ke jurnal di Scopus belum pernah dipublikasikan sebelumnya atau sedang dalam pertimbangan di jurnal lain. Pengulangan atau pembaruan artikel yang telah dipublikasikan sebelumnya tanpa disertai dengan perubahan signifikan juga merupakan tindakan yang tidak etis. Ini termasuk dalam hal presentasi data yang sama atau penelitian yang telah dipublikasikan sebelumnya tanpa penambahan substansial atau perubahan signifikan dalam metodologi atau analisis.
Klirens etik dalam publikasi artikel di Scopus sangat penting untuk memastikan integritas dan kredibilitas penelitian ilmiah. Peneliti harus menjaga standar etika yang tinggi dalam semua aspek penelitian dan publikasi, termasuk menghindari plagiat, memastikan keterbukaan dan transparansi, serta memberikan pengakuan yang layak kepada kontributor dan kolega. Dengan mematuhi prinsip-prinsip etika ini, peneliti dapat memastikan bahwa hasil penelitian mereka memberikan kontribusi yang bermakna bagi kemajuan ilmiah dan masyarakat secara luas.
Tambahkan Komentar