Temanggung, TABAYUNA.com - Unit Kajian Islam (UKI) STAINU Temanggung
komitmen melawan radikalisme dalam hal fikrah (pemikiran), aqidah (keyakinan),
amaliyah (tradisi) dan harakah (gerakan). Hal itu terungkap dalam kegiatan
Malam Keakraban dan Penerimaan Anggota Baru, Kamis (1/10/2018) di aula kampus
setempat.
Ketua Program Studi Al-akhwal Al-syakhsiyah Sumarjoko
mengatakan sebelum UKI lahir dulunya ada yang namanya Lembaga Dakwah Islam
(LDI) beberapa tahun lalu. "Sebelum itu sudah ada, kurang lebih tujuh
kampus yang terinfeksi radikalisme. Diharapkan, agar UKI tidak hanya moderat saja,
tapi juga jangan mudah terbawa arus," tegas dia.
Jadi UKI harus bisa menempatkan diri di tengah, kata dia,
dengan memegang prinsip tawazun, tasamuh, i'tidal. "Tujuannya agar
radikalisme tidak mudah masuk ke dalam kampus," paparnya.
UKI itu diharapkan tidak hanya mencari ilmu, kata dia, tidak
hanya dari satu sudut pandang tapi dari berbagai sudut yang lain. "Jadi
jangan hanya berpedoman hanya dengan Alquran dan Hadis, tapi dari kitap yang
lainnya. Termasuk kitab-kitab kuning, karena banyak masalah baru lahir yang itu
di Alquran masih umum dan belum ditemukan dasar solusinya," kata dia.
Pembukaan kegiatan ini dihadiri kurang lebih 30 peserta,
serta dihadiri oleh 1 perwakilan dari tiap Unit Kajian Mahasiswa (UKM). Selain
Sumarjoko Ketua Program Studi AS, hadir pula M. Fadloli Alhakim dosen
pembina UKM Olahraga dan dosen PGMI STAINU Temanggung.
M. Farikin Ketua UKI STAINU Temanggung dalam sambutannya
mengatakan tujuan diadakannya kegiatan makrab ini adalah agar bisa menjalin
Ukhuwah Islamiyah (menjalin persaudaraan) di STAINU Temanggung. "Sebagai
mahasiswa harus bisa memanfaatkan fasilitas yang ada untuk menuntut ilmu
sebanyak mungkin, dan semua mahasiswa aktif dalam organisasi agar bisa
menjadikan kampus STAINU menjadi lebih baik lagi," harapnya.
- Baca: Azyumardi: Kembalikan HMI, PMII, IMM di Kampus
- Baca: 2061 Mahasiswa Baru Unwahas Ikuti Orientasi Keaswajaan
- Baca: Inilah Daftar Kampus Terpapar Radikalisme di Indonesia
Ketika mahasiswa aktif dalam organisasi, kata dia, maka akan
menjadikan kampus yang lebih berwarna. "Dengan mengadakan berbagain
kegiatan seperti kegiatan Makrab pada hari ini, juga diharapkan mahasiswa bisa
memberikan kritikan baik terhadap akademik, mahasiswa, maupun dosen,"
lanjut dia.
Sementara itu, Ahmad Yasin Presiden BEM STAINU Temanggung
menambahkan, kegiatan itu menjadi sejarah bagi UKI. "Ini merupakan
kegiatan makrab UKI yang pertama di STAINU Temanggung, dan kegiatan ini
sekaligus menerima anggota baru, dan diharapkan kegiatan ini nantinya bisa
menjadikan anggota-anggota UKI menjadi lebih kompak lagi kedepannya, saya juga
mewajibkan agar semua mahasiswa agar aktif di dalam organisasi sesuai dengan
bidang kalian masing-masing," ujar dia.
Sementara itu, M. Fadloli Alhakim menambahkan, mahasiswa
yang aktif di organisasi di STAINU Temanggung, kebanyakan mereka mengikuti
organisasi lebih dari satu, dua, bahkan sampai lima organisasi sekaligus, dan
mereka tidak hanya menjadi anggota saja melainkan ikut dalam 2 kepengurusan.
"Dulu ketika saya masih S1 saya tidak pernah ikut dalam
organisasi, nah dari situ saya sadar ketika saya hidup di masyarakat, karena
organisasi itu sebagai bekal nantinya ketika kita sudah hidup dimasyarakat.
Saran saya agar UKI mengadakan mujahadah minimal satu bulan sekali yang diawali
oleh anggota UKI terlebih dahulu, lalu yang selanjutnya terkait porseni
diharapkan agar UKI mencarikan peserta lomba MQK dan MTQ, yang akan
dilaksanakan pada (17-18/11/2018)," harap dia.
Organisasi itu sebagai bekal mahasiswa agar nantinya bisa
menempatkan diri di lingkungan manapun, kata dia, tentang seberapa besar peran
orang di dalam lingkungan tersebut. (tb30/AA).
Tambahkan Komentar