Wiranto (kanan) saat memberikan sambutan
Demak, TABAYUNA.com – Puluhan tokoh nasional dan lokal dan ribuan alumni Futuhiyyah membanjiri kegiatan  pada hari Minggu, tanggal 30 Juli 2017 pukul 09.15 sampai 13.30 WIB bertempat di halaman Pondok Pesantren Futuhiyyah Jl. Suburan Desa Mranggen, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak dalam agenda Reuni Akbar 2017 Lintas Angkatan Alumni Futuhiyyah Mranggen Demak Jawa Tengah semua angkatan.

Baca Juga: Ini Agenda Lengkap Reuni Akbar Futuhiyyah Mranggen Demak 2017

Kegiatan itu mengusung tema " Merekatkan silaturahmi, merajut kebersamaan menuju peradaban global" dan dengan tema Halaqoh " Menolak radikalisme dan merawat kebhinekaan" yang diikuti lk. 2500 orang.

Hadir dalam kegiatan itu mulai dari Jendral TNI (Purn) Wiranto (Menkopolhukam RI), Drs.Heru Sujatmoko,M.Si (Wakil Gubernur Prov.Jateng), HM.Natsir S.Pd,M.Pd (Bupati Kab.Demak), AKBP.Soni Irawan SIK (Kapolres Demak), Letkol Inf Agung Udayana (Dandim 0716/Demak), Muspika Kec.Mranggen.

Juga hadir KH.Muhammad Hanif Muslih,Lc (Pengasuh Ponpes Futuhiyyah), Dr.KH.Agus Maftuh Abu Gebriel (Dubes RI untuk Arab Saudi), Gus Arwani  Tomafi,M.Ag (Anggota komisi 1 DPR RI  Futuhiyyah), Dr.Muslih (Pejabat BNPT), Prof.Dr. KH. Masykuri Abdillah,MA (Direktur Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), KH.Mahfudz Syaubari (Pengasuh Ponpes Riyadlul Janah Pacet Mojokerto), Prof.Dr.KH.Muhibbin Noor,MA (Rektor UIN Walisongo Semarang/moderator).

Hadir pula rs.H.Muhlisin Bisyri,SE, M.Ag, MM (Panitia pelaksana reuni akbar), para Direktur pasca sarjana UIN Jakarta, para masyayikh, kiai dan ulama, para Alumni Futuhiyyah dari berbagai daerah seluruh NKRI.

Dalam kegiatan itu, Drs.Heru Sujatmoko,M.Si (Wakil Gubermur Jawa Tengah) sekaligus membuka kegiatan reuni akbar Futuhiyyah mengatakan bahwa atas nama Pemerintah Prov.Jateng menyampaikan terima kasih yang sebesar besarnya,terima kasih atas kebersamaan kita,terima kasih atas dukungan Ponpes Futuhiyyah dimana para alumninya banyak menduduki jabatan di tingakat Nasional maupun Nasional dalam segala bidang.

“Saya disini tidak menyangka juka duduk disamping Duta besar Indonesia untuk Arab Saudi,anggota DPR RI,juga Staf Kepresidenan dimana mereka semua adalah alumni dari Ponpes Futuhiyyah. Banyak peran alim ulama dan Kyai dalam mempertahankan serta mengisi kemerdekaan,sudah semestinya kita melanjutkan perjuangan para alim ulama dan Kyai untuk mempertahankan NKRI. Atas nama Pemerintah Prov.Jateng Kami mengajak semua untuk tetap menjaga kondusif wilayah Jateng. Hormat kami kepada pengasuh Ponpes Futuhiyyah mudah-mudahan Ponoes Futuhiyyah akan makin berkembang luas demgan alumninya dimana-mana. Dengan mengucapkan Bismillahirohmanirohim Reuni akbar alumni Futuhiyyah kami nyatakan dibuka,” beber Heru.

Sementara itu, Jendral TNI (Purn) Wiranto (Menkopolhukam RI), mengatakan bahwa pihaknya hadir di sini mewakili Presiden RI Ir.Joko Widodo karena ada agenda yang sudah terjadwal tidak dapat ditinggalkan. “Saya baru saja dari menado untuk memimpin sidang pembahasan terkait penanggulangan  radikalisme bersama Negara-negara kawasan,dimana saat ini radikalisme semakin mewabah di dunia,” beber dia.

Technologi saat ini (internet), lanjut dia, sudah sangat luar biasa yang saat ini banyak digunakan para teroris untuk merekrut anggota dan menyebarkan faham radikal. “Sangat menyedihkan lagi dimana teroris saat ini banyak menggunakan simbol-simbol Islam padahal Islam sendiri adalah rahlamatan Lil alamin. Pemahaman Islam sangat diperlukan untuk menciptakan Islam yang damai dengan semangat toleransi. Merawat kebersamaan adalah rujukan Islam yang sangat bagus,bersama masyarakat Indonesia yang mayoritas Islam mari kita rawat kebhinekaan. Satu hal yang tidak boleh diabaikan bahwa kebersamaan dalam persatuan harus tetap utuh dalam bingkai NKRI.

“Negara bersatu berdaulat adil dan makmur Baldhatun toyyibayun warhobbul Ghofur. Ada empat unsur sebagai rujukan atau acuan dalam mensejahtetakan rakyat, ilmunya para ulama, bijaksananya umaroh, demokrasi, dermawan,” lanjut Wiranto.

Pemerintah saat ini, kata dia, sedang melaksanakan peran yang kedua yakni bekerja dan terus bekerja untuk kemakmuran rakyat. “Presiden mengucapkan selamat melaksanakan reuni akbar alumni Futuhiyyah semoga menjadikan manfaat bagi bangsa dan Negara,” ujar dia.

Sementara itu, materi halaqoh di antaranya, inti materi yang disampaikan DR.KH.Agus Maftuh Abu Gebriel (Dubes RI untuk Arab Saudi) dengan tema Kebhinekaan bangsa Indonesia merupakan kiblat pluralisme global antara lain keilmuan Futuhiyyah masa lalu sungguh sangat dahsyat sehingga saya sebagai alumni Futuhiyyah menuntut saya hadir di reuni akbat ini.

Kedua, awal 2 tahun saya menjabat Dubes Indonesia untuk Arab Saudi saya mempunyai komitmen untuk berdiplomasi dalam inovasi diantaranya menghimbau Raja Salman berkunjung ke Indonesia. Ketiga, saat ini banyak faham takfiri yang menganggap Pancasila sebagai togut diantaranya para fundamentalis, radikalis.

Keempat, sayap radikal Islam biasanya menggabungkan Agama dengan Syariah. Kelima, sayap radikal Kristen juga ada neo konservatif. Keenam, upaya Indonesia dalam menghadapi para radikal dengan Bersatu dalam keberagaman dan beragam dalam persatuan,Diminize (persempit gerakan radikal),melakukan penolakan kolektif terhadao ideologi yang keras,kita hancurkan audiens-audiens radikal serta melakukan dukungan penguatan-penguatan serta solusi komprehensif,Mempertegas dan menguatkan Islam sebagai agama rahmat untuk seluruh alam,menunjukkan komitmen tolak kekerasan,tolak radikalisme. Ketujuh, kehadiran Raja Salman ke Indonesia merupakan keberhasilan doa-doa Kyai dan santri Futuhiyyah bukan karena saya sebagai Dubes.

Sementara inti materi yang disampaikan Prof.Dr. KH. Masykuri Abdillah,MA (Direktur Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) dengan tema Islam Indonesia rahmat bagi Islam seluruh dunia. “Saya sebagai alumni Futuhiyyah selama 4 tahun dapat diundang disini dan setelah lulus dari sini saya sempat melanjutkan pendiidkan di Aliyyah Tebu Ireng. Islam rahmatan Lilalamin menjadi populer setelah terjadinya tragedu WTC di USA,ini merupakan suatu respon terhadap pandangan tentang Islam terkait pandangan Islam Intolerans.Para ulama Islam di dunia berusaha menjawab pandangan tersebut,” beber dia.

Masyarakat di dunia, kata dia, mempunyai pandangan yang benar tentang Islam Rahmatan lilalamin dimana Islam adalah agama perdamaian. “Islam moderat,wasathiyah adalah menyeimbangakan cita-cita dengan Al Quran dan hadist dengan realita. Moderasi dalam umat Islam dapat dilihat dari mengakui keberadaan minoritas saling mengasihi dengan konsep Albaroq tidak seperti kelompok garis keras. Kesalahpahaman terhadap Islam akibat adanya konflik di Timur tengah telah dilaksanakan upaya -upaya dengan mengadakan Islamic Conferns untuk memberikan pemahaman terkait Islam Rahmatan Lil alamin,” ujar dia.


Sementara Gus Arwani Tomafi,M.Ag (Anggota komisi 1 DPR RI ) mengatakan bahwa Sekarang ini kita mengenal dengan namanya Proxy War yang merupakan sebuah upaya pelaku yang bagi orang-orang yang berkepentingan dengan menggunankan pihak ketiga.

“Banyak upaya Proxy yang menggunakan konten konten berbau radikal. Tantangan saat ini selain upaya Proxy juga tantangan penyebaran dan penggunaan Narkoba. Juga potensi penggunaan Narkoba merupakan Proxy untuk melemahkan ketahanan bangsa Indonesia.  Ponpes merupakan basis basis Islam Nusantara yang menjunjung tinggi kebhinekaan dimana para pendahulu kita berasal dari Ponpes,” lanjut dia,

Saat seson penutupan, KH.Muhammad Hanif Muslih,Lc (Pengasuh Ponpes Futuhiyyah) mengatakan bahwa kemerdekaan Indonesia dipelopori Ponpes,Pensidikan juga dipelopori Ponpes karena Ponpes merupakan benteng dari segala ancaman bangsa,sehingga dalam Halaqoh Reuni Akbar ini kita membawakan tema tentang merawat kebhinekaan dan menolak radikalisme.

“Kita pertahankan Indonesia,kita tingkatkan dan perkuat ahlusunnah walajamah untuk mencegah faham radikalisme demi keutuhan NKRI,” beber beliau. (Tb5/Hms)..
Bagikan :

Tambahkan Komentar