Tuban, TABAYUNA.com - Sejumlah kalangan, meminta polemik patung dewa Kongco Kwan Sing Tee Koen di Kelenteng Kwan Sing Bio Tuban, Jawa Timur diahkiri. Sebab, sebenarnya ada muatan politik dalam pendirian patung itu dan banyak berbagai kelompok yang berkepentingan.

Baca juga: Alhamdulillah, Muhammadiyah Sekarang Anjurkan Tahlilan, Ini Buktinya!

Berikut video yang sudah diabadakan Kompas TV:


Deddy Endarto sejarawan Jawa Timur mengatakan melalui akun Facebooknya, bahwa keributan itu menjadikan masalah semakin besar dan tidak akan berujung selesai jika tidak segara diakhiri. "RIBUTO MANEH SOAL RECO NING TUBAN. Kuwi perkoro awale kan bengkerangan antara PEMKAB. TUBAN ambek Pengurus Klenteng soal IJIN to mas/mbak ... ra onok hubungane karo agomo liyan dan politik," tulis dia dalam Facebooknya yang dilansir Tabayuna.com, Senin (7/8/2017).

Kuwi nate dikon mandek proyek e ping 3 karo Pemkab. TUBAN, lanjut dia dalam tulisannya, kon melengkapi ijin dan kajian lingkungan (masyarakat, budaya, lintas agama dan lainnya) sing durung onok. Tapi nekat ae diterusno yo dadine ribut ngene iki ... ben belajar kabeh soko kasus iki.

"Sak iki melebar gak karoan isue ne, sing bingung akhire Pemerintah dan Negara. Mendinginkan suasana ... patung dikemuli STATUS QUO. Ngenteni keputusan rapat bersama ... Dadi nek sampeyan kabeh melebarkan masalah yo tanggung jawabmu dewe2," beber dia.

Baca juga: Polemik Patung Tuban, Persaudaraan Lintas Agama Larang Pemerintah Giring Isu ke Sentimen Anti Etnis dan Agama

Patung setinggi lebih dari 30 meter yang berdiri menghadap ke laut tersebut diresmikan pada 17 Juli 2017 lalu. Patung tersebut dinobatkan sebagai patung dewa terbesar se-Asia Tenggara. Namun belakangan, polemik patung itu makin melebar dan ke mana-mana.
Bahkan, ironisnya, patung itu justru malah ditutup kain yang menjadikan estetikanya hilang. (TB4).
Bagikan :

Tambahkan Komentar