SURAT UNTUK AFI

Dear Afi, setiap orang punya sosok bijak dalam dirinya sendiri. Beberapa mungkin menyebutnya ‘nurani’. Dan Aku, sosok itu, yang akan bicara padamu kali ini.

Dear Afi, terus terang Aku bukan mahluk ajaib yang selalu bisa kau ekspektasikan untuk menyembuhkanmu dan mengusir luka-luka itu. Tapi akan Kuberitahu satu rahasia: manusia menderita bukan karena kenyataan, melainkan karena tidak mau menerima kenyataan. Apa yang kau tolak akan semakin menggores perasaan lebih dalam. Kau bisa menganggap masalah sebagai musuh untuk dibuang jauh-jauh, atau kau bisa menganggap masalah sebagai hal yang wajar dalam hidup.

Baca juga: No Strings Attached Artikel Afii Nihaya Faradisa

Tidak ada gunung tanpa lembah. Entah kau memilih untuk menolak atau mulai belajar untuk berdamai dengannya, masalah akan tetap selalu ada. Kau bisa menganggap masalah sebagai sarana untuk belajar atau sarana untuk menghancurkanmu, sesederhana itu. Yang pasti, masalah takkan bisa kau hindari selama kau belum mati.

Dear Afi,
Aku ingin bertanya satu hal: apalah artinya jumlah orang yang mengagumi atau memusuhi jika yang tahu persis baik buruknya dirimu hanyalah kau sendiri?

Dear Afi,
Orang yang terluka akan cenderung melukai. Orang yang tak bahagia selalu mencari cara untuk melampiaskan ketidakbahagiaannya.

Jika kau terluka, jika hidupmu tidak bahagia, Kumohon putuslah mata rantainya agar siklus itu cukup berhenti padamu saja. Jangan korbankan orang sebagai pelampiasan.

Baca juga: Vokalis Linkin Park Bunuh Diri, Mengapa? oleh Afi Nihaya Paradisa

Dear Afi,
Tak ada manusia yang kuasa untuk mengendalikan segalanya. Ada Kuasa di atas kuasa, apakah kau percaya bahwa Tuhan membalas sekecil-kecilnya perbuatan? Tuhan tak berhutang. Tuhan membayar dengan lunas, tuntas. Seperti yang pernah Bunda Teresa katakan:
”Orang sering keterlaluan, tidak logis, dan hanya mementingkan diri sendiri. Bagaimanapun, maafkanlah.

Bila engkau baik hati, orang lain mungkin menuduhmu punya pamrih. Bagaimanapun, berbaik hatilah.

Bila engkau jujur dan terbuka, mungkin saja orang lain akan menipumu. Bagaimanapun, jujur dan terbukalah.

Apa yang engkau bangun selama bertahun-tahun, mungkin saja bisa dihancurkan orang lain hanya dalam semalam. Bagaimanapun, bangunlah.

Kebaikan yang engkau lakukan hari ini, mungkin saja besok sudah dilupakan orang. Bagaimanapun, berbuat baiklah.

Bagaimanapun, berikan yang terbaik dari dirimu.
Engkau akan lihat, akhirnya ini adalah urusan antara engkau dan Tuhanmu. Bagaimanapun, ini bukanlah urusan antara engkau dan mereka.”

Dan yang terakhir, Dear Afi,
Don’t worry. Apa yang berasal dari hati akan selalu sampai ke hati.

Sumber: Facebook Afi Nihaya Faradisa
Bagikan :

Tambahkan Komentar