Salah satu spanduk penolakan yang dipasang warga Dukuhseti
Pati, TABAYUNA.com - Rencana Muktamar Jamiyah Ahlith Thariqah Al-Mu'tabarah Indonesia (JATMI)  yang direncanakan digelar di kediaman Ahmad Khoirun Nasikin (AKN) Marzuqi yang memiliki nama asli Wagiman di Dukuh Selempung, Desa Dukuhseti, Kecamatan Dukuhseti, Kabupaten Pati Jawa Tengah, Sabtu (10/3/2018) mendatang, ternyata mendapat respon tegas dari tokoh agama dan masyarakat setempat.

Seperti diberitakan TABAYUNA.com sebelumnya, bahwa merespon rencana itu, warga sepakat menolak tindakan amoral, yaitu kelakuan sodomi yang dilakukan AKN kepada santri dan para guru yang mengajar di bawah naungan Yayasan Baitul Hazin milik AKN, dan sekaligus berharap agar Presiden Joko Widodo tidak membuka Muktamar JATMI itu.

Atas rencana itu, sejumlah organisasi seperti NU, Ansor, tokoh masyarakat sampai perangkat desa pun keberatan dan menolak kegiatan tersebut. Sebab, Nasikin sendiri adalah pelaku LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender) yang jika kegiatannya didukung presiden, maka sama saja mendukung LGBT.

"Malam ini (Jumat, 9/2/2018), kita rapat dengan PAC GP Ansor dan NU serta tokoh masyarakat. Hasilnya, besuk (Sabtu (10/2/2018), kami memasang spanduk penolakan kegiatan tersebut. Syukur-syukur sampai ke Pati kota. Karena target spanduk itu dari Tayu sampai ke Dukuhseti," kata Ahmad Alimun mantan Ketua PAC GP Ansor Dukuhseti kepada TABAYUNA.com, Jumat (9/2/2018) malam.


Dalam rapat persiapan pada Jumat (9/2/2018) malam, dari laporan Ahmad, dijelaskan hadir sejumlah tokoh masyarakat. Mulai dari Ketua Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (NU) Dukuhseti, Kiai Islahuddin, Kiai Solihin pengasuh Masjid Jami' Darul Islah Dukuhseti, Ahmad Alimun pengasuh Mushola Nurussalam yang juga Kaur Kesra Dukuhseti, Pak Asmawi Hasan dan Haji Maksum dan sejumlah tokoh agama dan masyarakat setempat.

Baca: AKN Marzuqi Residivis Sodomi Undang Jokowi di Muktamar JATMI, Kok Bisa? 

Rapat tokoh masyarakat untuk menolak Nasikin
Setelah rapat, ternyata pada Sabtu (10/2/2018) ini, aliansi masyarakat desa dukuhseti anti sodomi membuktikan keseriusannya dalam menolak Nasikin mantan napi sodomi menjelang Muktamar Jamiyah Ahlith Thariqah Al-Mu'tabarah Indonesia (JATMI) tersebut, di mana Wagiman sebagai Rois Aam-nya. 

Protes terhadap Wagiman muncul melalu sejumlah spanduk yang dipasang di sejumlah titik di desa kediamannya, Desa Semplung Dukuh Seti Pati.

"Warga dan masyarakat Dukuh Seti Pati menolak dengan tegas aksi-aksi kekerasan  dan kejahatan seksual/sodomi terhadap anak-anak di bawah umur dan pelaku LGBT" demikian bunyi kalimat penolakan tersebut.

Spanduk kedua berupa imbauan kepada warga agar berhati-hati dan selalu menjaga anak-anak agar tidak menjadi korban sodomi.

"Hati-hati predator anak di sekeliling kita. Jaga diri, keluarga, serta anak-anak kita untuk tidak menjadi korban nafsu sodomi. Stop Sodomi" demikian kalimat imbauan dalam spanduk kedua.

Sementara itu, Fasilullisan aktivis NU dan sekaligus orang yang pernah mengawal korban sodomi Nasikin pada 2009 juga membeberkan, ada sejumlah hasil rapat yang ia kawal tersebut.

"Hasil rapat tadi (Jumat, 9/2/2018) malam, intinya belum yakin, presiden akan datangi undangan di rumah mantan narapidana sodomi," kata Fasilullisan, Sabtu (10/2/2018).

Kedua, kata dia, berusaha melanjutkan pendampingan pada kemungkinan adanya korban baru, karena ada aduan dari mantan guru yang menyatakan ada korban baru, hanya saja belum jelas apakah bersedia menjadi saksi korban.
Spanduk penolakan

"Ketiga, menyatakan keprihatinan, mengapa istana kepresidenan tidak sensitif pada perasaan anak-anak dan keluarga korban sodomi, dengan menerima mantan narapidana sodomi di istana negara secara resmi, dan mempertanyakan sensitivitas presiden pada tindakan kekerasan seks pada anak, dari kejadian itu," tegas dia.

Keempat, akan memperluas dukungan, kampanye dan sosialisasi pada segenap masyarakat, ormas, LSM dan lembaga kemasyarakatan di Pati, Jawa Tengah dan Nasional, akan pentingnya selalu mencermati residivis pelaku kekerasan pada anak, agar tidak mengulang kembali perbuatannya. "Terutama pada orang yang memiliki potensi dan sumberdaya besar melakukan hal itu," tegas dia.
Sementara itu, Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) pada Sabtu (10/2/2018) telah mengutus dua perwakilan kiai, untuk silaturahmi dan mengawal kejadian ini ke PCNU Pati. Dua utusan itu, pada intinya berharap agar PCNU melakukan koordinasi dengan PBNU untuk menghimbau agar tokoh-tokoh NU yang direncanakan hadir dalam Muktamar JATMI di rumah Nasikin itu tidak hadir.

Di sisi lain, PRNU Dukuhseti juga memastikan, bahwa Ketua PC GP Ansor Pati, Itkon, sudah siap melakukan apel bersama ribuan banser jika Muktamar JATMI itu digelar. Sampai berita ini ditulis, belum ada keterangan lebih lanjut dari Nasikin sendiri tentang rencana Muktamar JATMI tersebut. (Tb33/hms).
Bagikan :

Tambahkan Komentar