AKN dan jajaran pengurus JATMI saat di kediaman AKN. (foto: Tribun).
TABAYUNA.com - Ahmad Khoirun Nasikin (AKN) Marzuqi yang memiliki nama asli Wagiman, dalam waktu dekat akan menjadi tuan rumah Muktamar Jam'iyyah Ahli Thoriqoh Mu'tabaroh Indonesia (JATMI) di Kabupaten Pati Jawa Tengah, Sabtu (10/3/2018) mendatang.

Baca: Akan Dijadikan Tempat Muktamar Jatmi, Warga Dukuhseti Tolak Kelakukan Nasikin Kiai LGBT 

Mantan narapidana atas kasus sodomi yang ia lakukan terhadap santrinya beberapa tahun lalu tersebut mengundang Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla dipastikan akan membuka muktamar JATMI tersebut dengan sejumlah tokoh nasional.

Secara jelas, Ketua Umum JATMI, Abdul Rauf saat berkunjung di Ponpes AKN Marzuqi Dukuh Slempung, Desa Dukuhseti, Kecamatan Dukuhseti, Kabupaten Pati pada Selasa (6/2/2018) kemarin.

Sesuai dengan jadwal, muktamar Jatmi dihelat di Ponpes AKN Marzuqi selama tiga hari dan AKN adalah Rais Am dari JATMI.

Beberapa foto, berita, atas rencana kehadiran Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla di Muktamar JATMI yang viral di medsos membuat warga gerah. Sebab, sudah diketahui publik bahwa AKN adalah mantan narapidana yang meresahkan dan hal itu membuat Nahdlatul Ulama (NU) dirugikan. Sebab,

Dari kalangan tarekat yang diakui NU sangat dirugikan atas kasus yang menimpanya pada Oktober 2009 silam karena AKN yang menjadi Rais Am JATMI divonis 7,5 tahun penjara. Tidak hanya itu, Wagiman alias AKN juga pernah mengaku, mengklaim diri saat namanya tersohor kala itu, sebagai murid KH Abdullah Salam, Kajen, Pati.

Aneh bin ajaib, Wagiman menurut Fasilullisan warga Ngagel Dukuhseti yang pernah mendapingi korban sodomi dari kelakukan AKN tahun 2009 lalu menegaskan AKN bukanlah anak kiai. "Dia itu bukan anak kiai, hanya orang biasa yang mengklaim muridnya KH Abdullah Salam Kajen," kata Fasilullisan kepada Tabayuna.com, Kamis (8/2/2018).

Sejumlah kasus amoral yang membuat buruk dunia pondok pesantren menjadikan kalangan muda NU di Pati khususnya, keberatan atas kedatangan Presiden Jokowi dan sejumlah tokoh yang direncakan akan hadir di Dukuhseti tersebut.

Fasilullisan juga menegaskan, pihaknya tidak akan lupa perbuatan sang ketua tarekat yak nah bin tidak jelas asal-usulnya itu, kepada para korban sodomi yang didampingi.

Fasilul menerangkan, pada tahun 2009 itu korban sodomi Wagiman mencapai 50 orang lebih. Sementara istrinya, lanjut Fasilul, masih perawan walau sudah dinikahi selama delapan tahun, waktu kejadian. LGBT, mbah?

"Aku juga terus awasi, korban pas persidangan aku yang kawal, aku yang angkut. Aku cuma ditemani enam orang Banser, di bawah komando Kang Arifin Kajen, ditemani tiga mobil relawan," kata Fasihullisan, Kamis (08/02/2018).

AKN yang juga pendiri Yayasan Baitul Hazin di Dukuh Slempung, Dukuhseti, Pati tersebut, dijelaskan Fasilul hanya menjadikan pondok sebagai kedoknya.

Hal itu juga dibenarkan Ibda', tetangga AKN yang ayahnya juga pernah mengajar di sana. Namun pada 2015, kurang dari dua tahun, ayahnya keluar lantaran tindakan arogan Nasikin. "Dulu ayah saya pernah ngajar di sana, namun karena arogan, ya keluar," kata dia kepada TABAYUNA.com.

Ibda' yang juga tetangga AKN itu, membenarkan bahwa AKN memiliki istri cantik yang tidak pernah disentuh. "Dulu pernah ketemu dengan istri mbah Nasikin. Ayu banget. Tapi ya gak pernah diulek-ulek. Tapi sejak mbah Nasikin dipenjara, nggak sekarang di mana," kata dia.

Hal itu dibenarkan pula oleh Fasilul, bahwa kondisi istri AKN sekarang berjualan di komplek pasar Ngagel, Kecamatan Dukuhseti. "Istrinya cantik, hafal Alquran, tapi soal hubungan dengan Wagiman ya mbuh leh," papar dia.
Nasikin bersama Presiden Jokowi. (foto: Antara).

Warga Menolak Mukatar JATMI di Rumah Pelaku LGBT
Atas rencana itu, sejumlah organisasi seperti NU, Ansor, tokoh masyarakat sampai perangkat desa pun keberatan dan menolak kegiatan tersebut. Sebab, Nasikin sendiri adalah pelaku LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender) yang jika kegiatannya didukung presiden, maka sama saja mendukung LGBT.

"Malam ini (Jumat, 9/2/2018), kita rapat dengan PAC GP Ansor dan NU serta tokoh masyarakat. Hasilnya, besuk (Sabtu (10/2/2018), kami memasang spanduk penolakan kegiatan tersebut. Syukur-syukur sampai ke Pati kota. Karena target spanduk itu dari Tayu sampai ke Dukuhseti," kata Ahmad mantan Ketua PAC GP Ansor Dukuhseti kepada TABAYUNA.com, Jumat (9/2/2018) malam.

Ia menegaskan, bahwa Nasikin adalah residivis yang selalu dipantau warga. Menurutnya, penyebab santrinya habis karena memang menjadi korban dan tidak kuat dengan kekerasan homoseksual yang dilakukan.

"Besuk (Sabtu (10/2/2018), spanduk kami pasang dan perwakilan dari NU Dukuhseti, Pak Asmawi Hasan dan Haji Maksum nanti ke PCNU untuk berkoordinasi. Tujuannya agar tokoh dari PBNU tidak datang di Muktamar JATMI tersebut," kata dia.

Selain itu, pihaknya juga mengatakan bahwa Itkon, Ketua PC Ansor Pati juga sudah siap menggelar apel. "Itkon sudah siap menggelar apel untuk penolakan muktamar JATMI itu. Kalau bisa, ya tokoh PBNU tidak hadir, dan Presiden Jokowi tidak perlu hadir karena Nasikin sudah jelas melakukan amoral dan praktik LGBT," tegas dia.

Menurut dia, aksi penolakan itu tidak ada motif apa pun, namun ingin membersihkan Dukuhseti dari penyakit LGBT dan gerakan moralisasi.

Senada dengah hal itu, Fasilullisan juga menduga jika Nasikin sampai sekarang masih mempraktikkan tindak homoseksual. "Sampai hari ini kita masih sinyalir praktik homoseksual masih berjalan, cuma korban tidak berani bersuara," jelas dia.

Ia berharap, Presiden Jokowi tidak hadir dalam Muktamar JATMI itu karena sama saja mendukung pelaku LGBT. (Tb44/hr).
Bagikan :

Tambahkan Komentar