Warga Israel merayakan peringatan okupasi tanah Palestina, tahun lalu. Kali ini, demonstrasi mendukung Palestina justru digelar jelang hari peringatan tersebut. (REUTERS/Amir Cohen)
TABAYUNA.com - Salah satu berkah dan dampak nyata dari seruan rahmah KH. Yahya Cholil Staquf adalah pembebasan negara Pelastina. Terbukti, ribuan warga Israel berdemonstrasi di Tel Aviv untuk mendukung pengakuan negara Palestina menjelang peringatan 50 tahun okupasi Israel di tanah yang diperebutkan itu, akhir pekan kemarin.


Spanduk-spanduk bertuliskan slogan "Dua negara, Satu Harapan" tampak dalam aksi yang digelar oleh sejumlah pendukung Palestina termasuk lembaga swadaya masyarakat Peace Now.

Kepala LSM tersebut, Avi Buskila, mengatakan demonstrasi yang mereka gelar adalah bentuk protes atas "tidak adanya harapan yang ditawarkan pemerintah pelaku okupasi, kekerasan dan rasisme."

"Ini sudah waktunya untuk membuktikan kepada warga Israel, Palestina dan seluruh dunia bahwa segmen penting dari populasi Israel menentang okupasi dan menginginkan solusi damai dua negara," ujarnya dikutip AFP yang dilansir dari berita www.cnnindonesia.com pada Selasa (26/6/2018).

Pesan dukungan dari Presiden Palestina Mahmoud Abbas dibacakan dalam demonstrasi tersebut.

"Ini saatnya untuk hidup bersama dalam harmoni, keamanan dan stabilitas," bunyi pesan Abbas.

"Tugas kita menuju generasi masa depan adalah untuk menjadikan kedamaian dari para pemberani."

Isaac Herzog, pemimpin partai oposisi Israel, menghadiri demonstrasi tersebut dan memberikan dukungannya terhadap solusi damai dua negara sebagai akhir dari konflik Israel-Palestina.

Pada 1967, Israel merebut Tepi Barat dan Yerusalem Timur dari Yordania saat Perang Enam Hari dengan negara-negara tetangganya.

Setelah itu, negara tersebut mencaplok Yerusalem Timur. Langkah itu tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.

Kedua negara sama-sama menginginkan kota tersebut sebagai ibu kotanya.

Lebih dari 400 ribu warga Israel tinggal di pemukiman ilegal di Tepi Barat. Komunitas internasional memandang pemukiman tersebut sebagai halangan besar terwujudnya kedamaian di Timur Tengah.

Pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dipandang luas sebagai yang paling menjorok ke sayap kanan sepanjang sejarah. Di bawah Netanyahu, Israel terus mendorong perluasan pemukiman meski dikecam internasional.

Sejumlah anggota pemerintahan bahkan secara terbuka mendukung pencaplokan Tepi Barat. (tb44/cnn).
Bagikan :

Tambahkan Komentar