Oleh M Yudhie Haryono

Pikiran-pikirannya semilyar tahun melampaui zamannya. Dampaknya, kami jatuh cinta padanya. Tuturnya tajam bak pisau baja. Akibatnya, sejak pertama kami bertemu terus ingin berguru.

Caranya bermeditasi begitu sunyi. Sehingga kami diam semilyar kata tak berucap menghuni relung hati. Geraknya bersosial begitu jelas pemihakannya bagi si muskin dan cacat. Ia mengajarkan kami untuk tak pernah perduli pada kezaliman.

Tuhan, kami bersujud tekun-tekun setiap saat. Bertanya gugup mengapa Engkau anugerahkan ia yang kami sayangi begitu tersiksa. Engkau beri ia cinta yang tak mungkin tuk bersatu.

Engkau beri ia ilmu yang tak mudah dipraktekkan. Sebab, tahta dan kursi yang sesungguhnya telah lama dicintai untuk menikam mati kumpeni tak pernah benar-benar hadir dalam hari-hari.

Sepertinya ada yang memiliki dengan erat hingga cita-cita gotong-royong yang ia ajarkan tak terealisasi. Selebihnya ia dijerat oleh kumpulan barisan penjahat bergotong-nyolong.

Tuhan. Kami berbahagia karena masih memiliki buku-bukunya, pikiran-pikirannya, celoteh-celotehnya dan mimpi-mimpinya.

Tentu, kami tak akan sia-siakan visi misinya yang begitu berharga dan mulia. Kami selalu bisa mendoakannya semoga mendapat tempat yang terbaik di sisa usia menegakkan pancasila.

Bagikan :

Tambahkan Komentar