Dalam sebuah pertemuan para cendikiawan NU dan intelektual Pesantren di Cirebon, beberapa waktu lalu, mendiskusikan tentang kaderisasi ulama, Ulil Abshar Abdalla, pengampu ngaji kitab Ihya Ulumuddin itu, mengusulkan sebuah metode belajar intensif dan efektif. Ia menyebutnya metode "Ngintilin". Ini bahasa Jawa, yang artinya mengikuti seorang Alim, ulama, kiyai, bijak Bestari, dalam aktivitas nya di mana saja. 
Ini bukan hanya dalam rangka mendengar dan memeroleh ilmu dari mereka, tetapi juga memperhatikan tingkah laku dan sikap mereka terhadap orang lain, terutama para santri dan masyarakat. Santri/kader ulama tersebut kalau perlu nginap di rumah kiyai/ulama selama beberapa waktu. Jadi santrii/kader tersebut bukan hanya belajar dari "Aqwal" (ucapan-ucapan) tetapi juga "Ahwal" (perilaku/akhlaq). Ini yang dulu dilakukan para sahabat dengan Nabi.
Gagasan ini direspon positif dan disepakati semua yang hadir.
Beberapa waktu kemudian aku membaca "Hikam" Ibn Rusyd, filsuf muslim terkenal itu. Ia mengatakan :
مجالسة الصالحين تحولك من ستة إلى ستة: من الشك إلى اليقين.. من الرياء إلى الإخلاص.. من الغفلة إلى الذكر.. من الرغبة في الدنيا إلى الرغبة في الآخرة.. من الكبر إلى التواضع.. من سوء النية إلى النصيحة. (ابن رشد الحفيد)
"Menemani atau duduk bersama orang-orang saleh (berbudi luhur) dan mulia, dapat mengubah enam hal menjadi enam hal : dari ragu-ragu menjadi yakin, dari pencitraan diri menjadi ikhlas (tulus/polos), dari lupa kepada Tuhan menjadi ingat Dia, dari ambisi duniawi menjadi senang bekerja untuk bekal akhirat, dari sombong/arogan menjadi rendah hati, dan dari buruk sangka menjadi menerima nasehat". (Ibn Rusyd).
Sementara itu tokoh terkemuka "Islam Nusantara", sekali seorang wali besar : Sunan Bonang (w. 1525 M), juga telah menggubah sebuah lagu manis dengan lirik yang indah : "Tombol Ati" :
Tombo ati iku limo perkarane
Kaping pisan moco Qur?an lan maknane
Kaping pindo sholat wengi lakonono
Kaping telu wong kang sholeh kumpulono
Kaping papat kudu weteng ingkang luwe
Kaping limo dzikir wengi ingkang suwe
Salah sawijine sopo bisa ngelakoni
Mugi-mugi gusti Allah nyembadani
Terjemahan :
Obat hati ada lima perkaranya
Yang pertama baca Quran dan maknanya
Yang kedua sholat malam dirikanlah
Yang ketiga berkumpullah dengan orang sholeh
Yang keempat perbanyaklah berpuasa
Yang kelima dzikir malam perbanyaklah
Salah satunya siapa bisa menjalani
Moga-moga Gusti Allah mencukupi
Saat langit memerah saga
21.07.18
HM
Bagikan :

Tambahkan Komentar