Ilustrasi: kampoeng celoteh kita
Oleh Ahmad Fauzi

“Gurun pasir di sini memang sangat panas. Watak para penghuninya juga tak kalah keras. Untuk menghantam sifat ini dibutuhkan api, yang mampu melumerkan baja hati. Juga mata dan cantiknya bidadari, dengan sungai madu nan jernih dan air susu melegakan sebagai pancingan untuk mengakuiku seorang nabi dan tetap setia padaku hingga mati. Aku menjanjikan mereka dengan kehidupan dan kenikmatan abadi. Maka muncullah dari imaji-pikiranku, dua jenis ayat suci. Ayat-ayat pedang dan ayat-ayat bidadari. Keduanya adalah pasangan dari ideologi kematian dan naluri kehidupan. Ayo, pengikutku, bersegeralah berlomba-lomba menyambut dakwahku.”

Perang dan merampas memang menjijikkan. Tapi dengan mengatasnamakan tuhan, menjadi boleh dan keniscayaan.

“Membangun sebuah masyarakat baru membutuhkan biaya dan amunisi. Agar lebih cepat dan mudah, kita perlu strategi matang dan cerdas. Salah satunya, dengan menghadang para pedagang kaya yang suka bermewah-mewah. Kita rampas barang-barang mereka yang melimpah. Tak peduli apakah mereka rela ataukah marah. Yang jelas, kita menghadapi orang-orang kafir-musyrik yang sedang lengah. Ya, perang menjadi jalan mengatasi masalah. Demi kota baru penuh cahaya berkah.”

“Pedang dengan kemilaunya yang cemerlang melambai-lambai menghampiri tubuh para manusia kafir pembangkang. Yaitu, orang-orang yang tak bertuhan. Orang-orang yang menyembah berhala dan dewa-dewa. Orang-orang yang tak mau mengakuiku sebagai seorang nabi suci. Orang-orang yang menyebutku gila kuasa dan wanita. Orang-orang yang menyebutku kesurupan dan kerasukan. Orang-orang yang menganggap kitab paling mulia sebagai kata-kata syair dan puisi. Orang-orang yang menganggap agamaku agama kebencian. Orang-orang yang berani murtad, keluar dari agama perdamaian. Atas nama tuhan yang telah memberiku senjata ayat-ayat pedang, mereka layak merasakan pedihnya azab neraka kehidupan.”

Demi tatanan kota yang selalu bercahaya terang. Akulah hukum dan kebenaran. Sumber dari segala keadilan. Hanya aku yang layak mengatasnamakan tuhan. Orang-orang kafir tidak boleh tinggal di kota tuhan. Kalau mereka membangkang, beri mereka perang. Tidak ada ampun dan kasihan. Kita ambil harta-bendanya dan semua barang. Kita jadikan mereka budak tawanan. Yang melawan, kita penggal. Semua itu telah menjadi putusan tuhan. Karena mereka makhluk terkutuk sepanjang zaman. Musuh tuhan dan najis bagi kita, manusia beriman. Jika mereka ingin aman dan tetap tinggal, mereka harus membayar jaminan.

Wahai manusia di manapun kalian berada, apabila kalian ingin selamat dunia dan akhirat, terimalah dan laksanakan ajaranku tanpa syarat. Mulai dari tidurku, bangunku, jalanku, makan-minumku, seksku, dan segala hal yang mengenai diriku adalah teladan sempurna. Aku bayangan tuhan dalam kefana’an. Cetak biru bagi masyarakat yang berlaku dari dulu, kini dan masa depan. Jadilah umatku secara total dan bulat keseluruhan. Dilarang bagi kalian untuk meragu dan mempertanyakan apalagi mencurigaiku. Berpikir kritis sama dengan melawan dan memberontak kuasa tuhan yang ada di tanganku. Iman tidak boleh menyisakan ruang sedikitpun bagi sangsi dan ragu.
Bagikan :

Tambahkan Komentar