Oleh : Nendy Mutiar Mukhamad Zuhri
Peresensi adalah Mahasiswa Prodi PAI STAINU Temanggung

Budaya khas Temanggung sangatlah beragam, seperti yang tertulis pada buku Sejarah dan Legenda Desa di Temanggung, Magelang dan Semarang. Dalam buku ini sebenarnya tidak hanya mengangkat sejarah khas Bentisan tetapi membahas juga sejarah dari daerah lain di Temanggung, yang sebenarnya jika ditelisik kembali budaya itu sangatlah menarik. Akan tetapi pada saat ini saya akan membahas sejarah dan budaya khas Bentisan, karena saya rasa budaya disini sangatlah unik dan tidak ada ditempat lain. Tanpa menunggu lama mari kita bahas budaya ini.

Sejarah Singkat Dusun Mbentisan
Dusun Mbentisan merupakan sebuah dusun diwilayah Kecamatan Jumo Kabupaten Temanggung, Sejarah Berdirinya Dusun ini diawali ketika ada Ulama dari Demak yang mempunyai misi menyebarkan agama islam keseluruh penjuru dunia yang bernama Sayyid Abdurahman.

Akan tetapi pada saat melakukan syiar itu beliau jatuh sakit, karena sakit itu beliau memutuskan untuk membangun rumah untuk berteduh dari hujan dan melindungi dari panas matahari didesa kecil itu.

Karena sebelumnya beliau sudah punya rumah diDemak maka didesa itu rumah kedua beliau yang kemudian rumah itu disebut dengan baitul tsani yang berarti rumah kedua. Disitulah nama Mbentisan muncul, kenapa mbentisan? Karena masyarakat jawa tidak bisa menyebutkan bahasa arab dengan fasih maka kata baitul tsaniI Iberalkultrasi menjadi Mbentisan.

Bebek mbentisan
Bebek Mbentisan merupakan hewan peliharaan kesukaan Sayyid Abdurahman, bahkan diDusun ini masyrakat meniru beliau, bebek disini mempunyai kualitas yang sangat baik dibanding dari daerah lain bahkan dikatakan kuat, karena bisa bertelur samapai sepuluh bulan.

Karena bebek ini sangat terkenal dipasaran maka harganya pun mahal, jadi kalau dipasar kita akan membeli telur bebek Mbentisan maka jangan kaget bila harganya mahal.

Walaupun demikian, sayangnya sekarang peternak bebek mbentisan sudah berkurang, tetapi bebek mbentisan tetap dilestarikan oleh sebagian masyarakat disana.

Untuk mengenang jasa Sayyid Abdurahman maka diadakan grebeg religi yang diadakan setahun sekali, tepatnya pada minggu kedua bulan Syawal. Di antaranya adalah:
1.Pengajian khoul simbah Kiai Tuan Sayyid Abdurahman
2.Khol masal oleh para penduduk Dusun Mbentisan
3.Sedekah masal 1000 ingkung Bebek
4.Pentas seni tradisional
5.Lomba balap bebek.


Grebeg Mbentisan ini sudah tidak asing lagi, karena sudah masuk di beberapa media massa dan media cetak. Jadi tidak diragukan lagi kebenaran adanya tradisi Grebeg religi diDusun Mbentisan, Desa Selomarto, Kecamatan Jumo, Kabupaten Temanggung.

Kekurangan :
Pada buku ini sebenarnya tidak banyak kekurangan, karena sumber dari artikel ini adalah wawancara langsung kepada tokoh masyarakat sekitar, jadi mungkin kritik saya adalah pada sistematika penulisan yang kurang memperhatikan Ejaan Bahasa Indonesia dan masih borosnya dalam penggunaan kata.

Kelebihan :
Buku ini membahas kearifan lokal, jadi kelebihannya bisa meningkatkan daya tarik pembaca untuk mengunjungi Dusun Mbentisan, juga pada pencarian sumber, penulis mempunyai feeling yang baik, karena memilih untuk wawancara langsung kepada tokoh masyarakat setempat.

Biodata Buku:
Judul:
Nama Penulis: Tim PAI IB STAINU Temanggung
Nama Editor: Hamidullah Ibda, M.Pd
ISBN: 978-602-53552-7-1
Penerbit : CV. Pilar Nusantara
Tahun Terbit: 2019
Cetakan : Kesatu, Januari Tahun 2019
Tebal : 301 halaman
Harga: Rp. 55.000
Bagikan :

Tambahkan Komentar