Oleh Lestari Tunjung Prabandari
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah STAINU Temanggung

Broken Home merupakan sebutan bagi beberapa anak yang termasuk korban dari kegegalan rumah tangga dari orang tua mereka. Bukan karena orang tua merekaa tidak sayang terhadap anaknya, melainkan kondisi keluarganya yang tidak bisa diperbaiki kembali dan mau tidak  mau harus berpisah bahkan hancur. Ada juga beberapa kasus  yang disebabkan bukan karna orang tua  mereka berpisah, melainkan Tuhan berkehendak lain dengan mengambil lebih dahulu orang  tua mereka dan para anak yang ditinggalkan mau tidak mau harus hidup dengan kerabatnya dan tentunya kurang  kasih sayang seperti bersama orang tuanya sendiri.

Broken Home, merupakan suatu kelainan penyakit yang mengganggu psikis anak tersebut. penyakit itu biasanya disebut depresi, depresi biasanya menyerang orang orang yang kurang perhatian dan kesepian. Orang orang yang terkena depresi biasanya  lebih pendiam danjarang sekali untuk ikut bergabung bersama teman-temannya. Mereka lebih memilih untuk menyendiri karna bagi mereka tidak ada yang perduli terhadap mereka. Mereka  sangat tertutup, dan tidak sedikit juga akibat dari depresi berujung untuk bunuh diri dan sampai mengonsumsi beberapa obat sampai  narkotika.

Keluarga merupakan harta yang sangat berharga melebihi emas, berlian ataupun uang dan sebagainya. Keluarga merupakan suatu tempat persinggahan yang paling dibutuhkan disegala situasi baik  saat bahagia ataupun sedang buruk. Beberapa kasus yang diungkap bahwasanya kurang perhatiannya orang tua  karna mereka sangat sibuk dengan kerja atau urusan masing masing merupakan alasan bagi seorang anak terkena dampak broken home, anak  menjadi lebih  memilih untuk mengenal dunia luar tanpa sepengetahuan orang tua.

Kurang perhatian orang tua membuat anak lebih memilih tertutup dan tidak mengijinkan beberapa orang mengetahui tentang hidupnya. Kurang keterbukaan seorang anak itu bukan tidak  ada alasan, mereka mungkin sama sekali  tidak ingin orang tau tentang hidupnya bahkan orang tuannya pun juga tidak diizinkan mengetahuinya. Anak yang snagat tertutup biasanya memiliki banyak pemikiran pemikiran yang sangat rumit dan  jarang sekali orang mengetahuinya.

Berbagai  permasalahan timbul karena ullah korban broken home, tetapi tidak semua korban akan menjadi buruk atau nakal. Bahkan diantaranya ada yang menjadi mandiri dan sukses dimasa depan. Tidak selamanya korban Broken home akan mempengarui tingkat psikis anak  buruk, dibeberapatempat contohnya Panti Asuhan, rata rata penghuni sanamerupakan anak korban dari broken home tapi tidak  semuannya mengalaami hal buruk. Tergantung pada cara pandang setiap manusia ingin menyikapinnya bagaimana, broken home bukan merupakan kemauan setiaporang melainkan itu takdirdari  akibat perbuatan orang tua.

Kekurangan dan kritik  : tulisan sudah  cukup bagus, dan sudah menggunakan metode yang pas yaitu library research. Namun didalam judul bukunya tertera problematika dan solusinya, dan di dalam tulisan masih belum terlalu cukup solusinya, hanya membutuhkan pendekatan pribadi saja, tidak ada yang lain.

Kelebihan dan saran: tulisan sudah baik, dan menggunakan metode yang pas, penulis juga melakukan observasi sendiri untuk membuktikan dampak dan kerugian broken home dan sudah membuat pembaca leih mengerti bagaimana dampak dan kerugian broken home sendiri.

Biodata Buku
Penulis: Tim PGMI STAINU Temanggung
Editor  : Hamidullah Ibda, M.Pd
ISBN   : 978-602-50566-5-9
Penerbit: Forum Muda Cendikia (Formaci)
Tahun Terbit    : Januari 2019
Cetakan dan tebal: 21x14cm, xviii+936 halaman
Harga : Rp.70.000.,
Bagikan :

Tambahkan Komentar