Oleh Kharimah

Mahasiswa Prodi PIAUD V STAINU Temanggung

Di masa pandemi Covid-19 ini, berbagai aktifitas tidak bisa dilakukan secara normal sebagaimana mestinya. Termasuk diantaranya aktifitas belajar mengajar yang harus dilakukan di rumah. Hal ini sering kali membuat orang tua bingung karena anak yang susah diajak belajar atau bahkan tidak mau belajar. Sekali mau diajak belajar,  anak mudah bosan. Lalu,apa solusi paling efektif agar anak semangat belajar di masa pandemi ini?

Selain media belajar, pada pembelajaran anak usia dini juga diperlukan alat permainan yang biasa disebut Alat Permainan Edukatif (APE). APE inilah yang dirasa sangat efektif untuk mendongkrak semangat belajar Anak Usia Dini. Sesuai dengan prinsip belajar Anak Usia Dini yaitu bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain.

APE adalah alat-alat permainan atau suatu benda yang dapat dipergunakan untuk kegiatan belajar. Depdiknas Dirjen PAUD (2007) menjelaskan bahwa APE adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai sarana atau peralatan untuk bermain yang mengandung nilai-nilai edukatif (pendidikan) dan dapat mengembangkan seluruh kemampuan anak. Dalam pengembangannya APE berakar pada jenis permainan yang telah dikembangkan lebih dahulu oleh para pakar. Berikut beberapa jenis APE yang dirancang berdasarkan konsep PAUD.

APE Ciptaan Montessori

Dr. Maria Montessori menciptakan Alat Permainan Edukatif yang dirancang sedemikian rupa untuk memudahkan anak mengingat konsep yang akan dipelajari tanpa perlu bimbingan. Sehingga memungkinkan anak bekerja secara mandiri. Anak juga mudah memeriksa sendiri bila salah dan segera menyadarinya. Jenis APE yang telah dikembangkan di Indonesia adalah papan bentuk bidang I dan papan bentuk bidang II serta kantong keterampilan tangan untuk melatih kemandirian.

APE untuk Kemampuan Bahasa Peabody

APE yang dikembangkan Elizabeth Peabody merupakan cikal bakal pengembangan boneka jari dan boneka tangan dalam pembelajaran di lembaga-lembaga PAUD Indonesia. APE yang dikembangkan Elizabeth Peabody memberikan program pengetahuan dasar yang mengacu pada aspek pengembangan bahasa, yaitu kosa kata yang dekat dengan anak. APE ini terdiri atas 2 boneka tangan yang berfungsi sebagai tokoh mediator, yaitu tokoh P. Mooney dan Jo ey yabg dilengkapi papan magnet, gambar-gambar, piringan hitam berisi lagu dan tema cerita serta kantong hitam sebagai pelengkap.

Balok Cruissenire

Balok Cruissenaire diciptakan oleh George Cruissenaire untuk mengembangkan kemampuan berhitung pada anak, pengenalan bilangan dan untuk meningjatkan keterampilan anak dalam bernalar.

APE Ciptaan Froebel

APE ini merupakan alat khusus milik Froebel yang dikenal dengan Balok Blocdoss. APE ini berupa balok bangunan, satu kotak besar berukuran 20x20xm yang terdiri dari balok-balok kecil berbagai ukuran. Program pendidikan TK di Indonesia mengenal Balok Blocdoss dengan istilah kotak kubus. Kotak kubus adalah salah satu jenis APE yang banyak digunakan untuk melatih motorik dan daya nalar anak.

 Boneka Jari

Boneka jari punya banyak bentuk dan jenis. Biasanya dibuat sesuai tema yang diinginkan dengan bahan yang lembut dan tidak kudah robek. Seperti kain planel, kain wol atau kain perca. Kain dibentuk sesuai dengan figur cerita. Ada seri tertentu, seperti seri kartun, seri keluarga, seri binatang dan lain-lain.

Puzzle Besar

Leg puzzle adalah mainan berupa triplek yang terdiri  dari dua bagian dengan ukuran yang sama, satu bagiannya dibuat lukisan sederhana. Mainan ini cocok dimainkan anak usia 5 tahun dengan tujuan agar anak mengenal bentuk, melatih daya pengamatan dan daya konsentrasi anak serta melatih ketajaman anak-anak.

Loto Warna

Permainan ini dibuat dari triplek atau dupleks yang dibentuk sedemikian rupa untuk anak usia 3 sampai 4 tahun dan dapat dimainkan secara perorangan atau kelompok.

Loto Warna dan Bentuk

Permainan ini terdiri dari papan loto berukuran 17,5x17,5cm dan 9 kartu loto. Papan loto dibuat 9 bagian dengan triplek atau dupleks. Masing-masing bagian ditempel dengan bentuk dan warna yang berbeda. Loto dimainkan oleh anak usia 4 tahun keatas secara perorangan atau kelompok. Cara mainnya adalah dengan cara mengacak kartu loto. Kemudian mintalah anak untuk menyusun kartu loto yang sesuai dengan bentuk dan warna pada setiap bagian di atas papan loto. Permainan ini bertujuan untuk mengembangkan konsentrasi dan pengamatan anak.

Kotak Alfabet

Permainan ini dibuat untuk anak yang sedang belajar membaca dengan usia 5 tahun. Kotak ini dibuat di atas potongan karyon dupleks berukuran 5x5cm yang berisi huruf-huruf alfabet.

Kartu Pasangan

Permainan ini berupa kartu yang diberi gambar secara berpasangan. Katu terbuat dari bahan karton dupleks berukuran 10x8cm. Permainan ini dimainkan anak usia 4-6 tahun.

Kartu Lambang Bilangan

Tujuan dari permainan ini adalah agar anak mengenal lambang bilangan dan belajar menghitung. Kartu ini dibuat dari bahan karton dupleks berukuran 5x5cm yang berisikan tulisan angka 1 sampai dengan 50, 1 sampai dengan 100 dan sebagainya.

Puzzle Jam

Puzzle jam adalah mainan puzzle yang multi fungsi. Jarum jamnya bisa diputar. Selain bisa mengenalkan waktu kepada anak, bisa juga mengenalkan macam-macam warna  kepada anak serta belajar berhitung. Puzzle ini terbuat dari tripleks ukuran 30x20cm yang diberi gambar sebuah jam lengkap dengan jarum petunjuk. Setiap angka pada jam diberi gambar yang sesuai dengan jumlah angkanya. Jadi  anak bisa meletakan angka sesuai dengan hitungan jumlah gambar. Gambar yang warna-warni sekaligus menambah oengetahuan anak tentang macam-macam warna.

APE Alternatif Tradisional

APE ini dibuat dengan memanfaatkan bahan dari lingkungan dan alam sekitar dengan mengembangkan permainan tradisyonal secara langsung yang disesuaikan dengan kebutuhan main anak.

Setelah membahas jenis-jenis APE dapat disimpulkan bahwa APE tidak harus berupa mainan yang mewah, kita bisa mengembangkan berbagai jenis permainan untuk anak di rumah. Anak akan lebih semangat belajar di rumah dengan berbagai macam APE yang kita kembangkan untuk memenuhi kebutuhan belajarnya. Jika kita bisa membuat APE sendiri, kegiatan ini bisa mengusir rasa jenuh karna harus melakukan aktifitas di rumah saja sekaligus menjadi ajang pengembangan kreatifitas anak dan orang tua.

Bagikan :

Tambahkan Komentar