Oleh: Khaida Baqiyatussholihah

Mahasiswi Pendidikan Agama Islam  Tarbiyah

Ngaji dan Ngabdi adalah dua kata yang sangat masyhur dikalangan pondok pesantren dan santri. Dunia pesantren merupakan dunia di mana semua aktifitas yang ada di dalamnya penuh dengan aturan. Dunia yang di dalamnya mengajarkan berbagai pengalaman untuk kehidupan besok di lingkungan masyarakat dan menuntun pada kesuksesan akhirat. Di lingkungan pesantren bukan hanya santri yang menjadi tokoh penting, tapi juga peran pengasuh yang sangat penting. Sebuah pesantren tidak dapat berjalan tanpa adanya santri, begitu juga pesantren juga tidak akan sukses tanpa adanya pengasuh. Pesantren adalah salah satu lembaga pendidikan yang di dalamnya memberikan pengetahuan agama yang lebih mendalam dari pada sekolah biasa. Jadi sebuah pendidikan harus ada tempat belajar ( lembaga pendidikan ), pengajar, dan siswa yang di ajar.

Menurut Alkhairy, 2017 dalam Jurnalnya Eko Rahmad Cahyono dkk Jurnal Manajemen Dakwah , pesantren merupakan media dan lembaga dakwah islam di Indonesia dan didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman. Sistem pendidikan Islam di Indonesia yang pendirian dan pengembangannya dapat dilihat dari dua orientasi. Pertama, berorientasi terhadap penguatan basis keagamaan bagi masyarakat muslim. Kedua, sebagai media konsultasi dan sosialisasi terhadap masyarakat nusantara yang belum sepenuhnya menganut agama Islam.

Selain itu menurut Eko Rahmad Cahyono, Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang memenuhi syarat dan ketentuan kelembagaan pesantren di Indonesia berdasarkan hasil survey Administrasi Kementrian Agama Republik Indonesia. Dengan berkembangnya zaman pondok pesantren tidak lagi menggunakan bambu sebagai tempat tinggal dan mampu menyeimbangi dengan perkembangan zaman. Dalam pengorganisasian, pondok pesantren tentu memiliki rencana baik dalam pengembangan inprastruktur sistem, dan lain sebagainya. Mengembangkan pondok pesantren tidak hanya sebatas SDA saja, melainkan SDM juga perlu dikembangkan baik itu dari kalangan gurunya maupun dari kalangan para santri agar mampu bersaing dengan lembaga pendidikan yang lainnya.

Menurut KBBI pesantren adalah asrama atau tempat mengaji untuk murid-murid belajar mengaji. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, pesantren adalah sebuah pendidikan tradisional yang siswanya ( santri ) tinggal bersama dan belajar dibawah bimbingan guru, yang lebih dikenal dengan istilah kiai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap santri. Santri tersebut berada dalam kompleks yang juga menyediakan masjid untuk beribadah, ruang untuk belajar dan kegiatan keagamaan lainnya.

Sebuah pesantren tidak bisa lepas dari  seorang santri atau biasa sering disebut sebagai kaum sarungan dan kaum skebies/ gudig. Santri yang aktivitasnya selalu ngantri, mulai dari ngantri mandi, ngantri wudhu, ngantri makan,  dan ngantri jajan di koperasi. Dan selalu bersama dalam hal apapun, seperti belajar, tidur, makan dan kegiatan lainnya. Santri yang biasa dipandang sebelah mata oleh orang sekitar, tapi ternyata punya peran penting untuk masyarakat. Bukan hanya dilingkungan pesantren peran santri di gunakan, tapi di lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan bahkan di lingkungan pemerintah.

Peran pendidikan pesantren menghasilkan tidak sedikit dari anak-anak indonesia yang dapat membangun bangsa yang berkualitas, karena selain dibekali dengan ilmu-ilmu keagamaan, dalam dunia pesantren juga mendapatkan pendidikan moral dan akhlak yang baik. Selain itu belajar di pesantren juga dapat menumbuhkan sikap seseorang menjadi tanggung jawab, disiplin dan  konsisten ( istiqomah ) dalam melakukan sesuatu yang pisitif. Dengan pendidikan seperti itu, banyak kedudukan penting dalam pemerintahan yang dipegang oleh seseorang yang merupakan lulusan dari sebuah pesantren.

Dalam dunia pendidikan, efektivitas pembelajaran menyangkut dua sudut pandang yang sangat penting, yaitu efektivitas pengajar dan objek pengajaran ( siswa ). Dalam pesantren pun juga efektifitas pembelajaran ada dua sudut pandang penting yaitu pengasuh dan santri. Walau pun dari susut pandang yang sama, tapi pendidikan di sekolah umum dan pendidikan di pesanten sangatlah berbeda. Di antara perbedaannya adalah metode pembelajarannya, waktu pembelajarannya, dan bahkan hasil akhir dari pendidikannya. Metode pembelajaran dalam sekolah umum meggunakan banyak metode ( seperti diskusi, ceramah, praktek dll), sedangkan metode dalam pesantren menggunakan bandongan ( Kyai membacakan dan santri menulisnya/ istilahnya  ngabsahi ) dan sorogan ( membaca kitab kuning dan mreteli setiap kata).

Selain metode, perbedaan yang jelas antara pendidikan sekolah umum dan pendidikan pesantren adalah waktu pembelajaran. Pendidikan pesantren dilakukan setiap ba`da sholat fardhu dan berlangsung selama 45 menit dalam satu pelajaran. Walaupun hanya 45 menit, namun sudah dapat ngabsahi kitab kuning sekitar 2 halaman kitab atau lebih dan juga penjelasan materi dari Kyai, ustad, ustadzah. Kemudian hal yang berbeda dalam pendidikan pesantren dan sekolah umum adalah hasil akhir dari pendidikan tersebut. Dari pendidikan di sekolah umum, mayoritas siswa akan menguasai materi / pengetahuan umum, seperti rumus matematika teori dalam IPA, dan IPS. Sedang pendidikan pesantren jelas lebih mengetahui tentang ilmu agama.

Untuk keberhasilan pendidikan di lingkungan pesantren selain ngaji, ada lagi yang tidak kalah penting yaitu ngabdi atau khidmah. Keberhasilan seorang santri, bukan hanya dari rajinnya berangkat ngaji dan lancarnya membaca kitab kuning kosongan, tapi pemanfaata ilmunya besok ketika sudah terjun di dunia masyarakat. Dikatakan dalam sebuah maqolah dari Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki, bahwa melekatnya ilmu itu dengan belajar, berkahnya ilmu itu dengan khidmah kepada guru, dan manfaat atau tidaknya ilmu ketika seorang murid mendapatkan ridho dari masyayih nya. Ilmu itu harus dilatih dengan cara selalu di ulang-ulang, agar kemampuan tidak tumpul, dan dilengkapi dengan pengabdian kepada gurunya agar berkah ilmunya. Tidak sampai itu saja, akhlaknya juga harus di jaga agar ridho guru selalu ada.

 

 



 

 

 

 

Bagikan :

Tambahkan Komentar