Oleh:  Uli Nikmah

Mahasiswa STAINU Temanggung 

Niat merupakan hal terpenting bagi seorang muslim dalam menjalankan ibadah maupun melakukan aktifitas yang positif. Tanpa niat semuanya akan menjadi sia-sia dan hasil yang dicapai biasanya tidak akan memuaskan. Begitu pentingnya niat hingga ulama’ menempatkan hadis niat pada bab pertama dalam kitab arbain nawawi

Saat ini banyak sekali orang yang berbuat baik tetapi dengan niatan yang buruk. Sering kita tidak sadari bahwa merubah niat juga akan merusak pahala yang akan kita peroleh. Seperti halnya dikalangan masyarakat, orang banyak berbondong-bondong untuk berjamaah tetapi dengan niatan ingin disanjung orang lain. Orang berharap banyak yang akan memujinya jika dia selalu rajin beribadah. Padahal hal tersebut akan merusak pahala. Bagaimana akan merubah kehangatan bersosial jika niat aja masih belepotan. Revolusi tentunya bukan hal yang mudah. Merubah hal positif sangatlah sulit, mesikpun secara teori mudah tetapi dalam prakteknya berasa sangat sulit.

Mari Luruskan Niat

“sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang di biatkan. (H.R Bukhari Muslim)”

Perubahan akan berjalan jika niat kita luruskan. Mari ubah niat buruk kita dengan niat yang baik. Sungguh malang sekali jika niat kita buruk semua. Hal tersebut juga akan merugikan kita di masa yang akan datang. Hari ini kita tidak akan merasakan efek samping jika kita berniat negatif, tapi lihatlah dikemudian hari orang akan tau kebusukan yang kamu alami. Maka dari itu meluruskan niat adalah hal utama, terutama bagi generasi muda yang akan mengubah bangsa menjadi lebih baik.

Awalilah dengan  niat yang kuat untuk melakukan usaha dengan sungguh-sungguh. Niat memiliki daya dorong yang luar biasa untuk memperoleh kesuksesan, niat juga menentukan diterima dan tidaknya suatu amal manusia, oleh karena itu kita harus meluruskan niat agar di bimbing oleh Allah menuju kesuksesan. Niat yang tulus dan benar akan melahirkan suatu motivasi dalam meraih apa yang di cita-citakannya.

Setiap orang mendapatkan apa yang diniatkannya. Jika engkau niat karena Allah dan untuk akhirat dalam amalan menjalankan syariat, maka anda akan mendapatkannya, namun jika anda berniat untuk dunia, maka kadang dapat kadang tidak dapat. Kunci pertama kesuksesan di dunia dan akhirat berawal dari niat. Maka perbaikilah niat agar selaras dengan nilai-nilai ibadah. Karena pada dasarnya setiap pekerjaan yang baik, yang dilakukan dengan niat yang baik, merupakan ibadah kepada-Nya.

Niat Akan Mengugah Pola Pikir

Niat yang sungguh-sungguh membentuk pola pikir akan terus bekerja sesuai besarnya keinginan yang telah tertanam dalam hati dan pikiran kita. Dari hati dan pikiran akan memberikan pengaruh yang besar kepada tubuh untuk mulai bergerak bekerja meniti jalan yang telah kita pikirkan atas dorongan niat yang kuat di awalnya. Bukankah kita sudah menyadari bahwa segala apa pun yang kita lakukan adalah berawal dari niat?

Kita bisa bayangkan dalam benak masing-masing jika setiap doa dan usaha yang kita usahakan tanpa adanya niat yang baik atau niat yang kuat tentunya juga akan membuahkan hasil yang tidak sempurna. Bahkan, seorang multimiliuner pendiri maskapai penerbangan Virgin Group, menekankan bahwa niat adalah salah satu kunci kesuksesannya. Sebelum memulai aktivitasnya, ketika bangun tidur yang ia lakukan adalah menata niatnya dengan baik. “Menghabiskan satu hari tanpa niat sama saja dengan kita telah membuang-buang waktu”.

Niat Yang Baik Saja Tidak Cukup

Pada dasarnya niat adalah hal terpenting, namun dengan niat saja belum cukup. Karena niat tanpa dibarengi dengan perbuatan juga akan menghasilkan sesuatu yang kurang maksimal. Seperti halnya kisah seorang siswa di sekolah.

Suatu hari sekolah mengadakan Ujian. Secara tidak langsung siswa dituntut mendaptakan nilai yang maksimal. Ada seorang siswa yang punya niatan jika dia mengerjakan Ujian dia akan mengerjakan dengan maksimal. Akan tetapi apa yang yan di niatkan siswa tersebut idak diimbangi dengan perbuatannya. Siswa tersebut tidak belajar sama sekali, hanya niat saja yang dia yakin akan keberhasilan nilai yang baik.

Alhasil, siswa teersebut tidak mendapatkan nilai yang baik. Dari cerita tersebut dapat kita petik bahwa niat yang baik tenunya harus diimbangi dengan perbuatan yang baik pula agar tercapainya sesuatu yang kita harapkan meskipun, kita tahu bahwa kesempurnaan milik Allah namun kita yakin saja bahwa Allah akan mengasih apa yang kita minta.

Menanam Niat Baik, Memetik Keberhasilan Yang Baik

Sebuah kisah inspiratif terjadi di China. Saat itu masa peperangan di mana Ciang Kai Sek menjabat sebagai komandan laskar di Nan Chang. Di waktu luang, banyak tentara berbelanja keperluan sehari-hari. Saat itu mata uang yang digunakan adalah Yen. Kaum wanita berusia lanjut dan lemah berjajaran di sepanjang jalan menjual handuk dan kaos kaki untuk keperluan tentara.

Suatu hari seorang nenek menangis terisak-isak. Rupanya seseorang telah membeli banyak sekali dagangannya dengan kepingan uang Yen palsu. Ketika nenek itu sadar uang itu palsu, si pembeli sudah lenyap entah ke mana. Kebetulan lewat seorang tentara yang baru gajian. Melihat sang nenek sangat sedih, ia menghiburnya. “Tak usah sedih Nek, gaji saya cukup. Tukarkan uang palsumu kepada saya sebagai kenang-kenangan. Nah, ini ambillah. Semoga dapat menjadi modal usahamu kelak”. “Mana boleh ? Mana mungkin saya menerima sementara Anda yang mengorbankan uangmu”. Si Nenek bersikeras tidak mau menerima tawaran si tentara. Tapi karena tak tega menolak ketulusannya, akhirnya ia menerima juga dengan ucapan terima kasih yang mendalam.

Selang beberapa bulan si Tentara berdinas kembali ke kota Nan Chang dan mencari Nenek yang malang itu. Dia berkata bahwa kepingan Yen palsu itu telah menyelamatkan nyawanya. Ceritanya ketika dia berada di barisan depan dalam medan. pertempuran, tiba-tiba sebuah peluru menghantam dadanya.“Tamat sudah kali ini,” pikirnya hingga pingsan karena ketakutan. Tapi begitu mata dibuka, sakitnya tidak terasa. Dirabalah dadanya tapi tak ada darah sedikit pun. Waktu menyentuh kepingan logam yang berada di kantong kirinya ternyata kepingan uang Yen palsu itu sudah cekung akibat peluru.

Siapa bilang perbuatan baik dan jahat tiada akibatnya? Hanya karena waktu belum matang, hingga benih kebaikan yang ditabur belumlah berbuah. Inilah salah satu kesaksian betapa pentingnya memupuk kebajikan.

Jadi, Mari luruskan niat untuk memetik hasilnya.

Bagikan :

Tambahkan Komentar