Mahasiswa Stainu Temanggung
Sikap ramah tamah sangat penting di dalam kehidupan
sehari-hari karena sikap ramah tamah merupakan perilaku atau sifat masyarakat
yang akrab dengan pergaulan seperti suka senyum,menyapa,sopan serta hormat
dalam berkomunikasi,suka membantu tanpa pamrih dan lain sebagainya.seseorang
yang memiliki sikap ramah tamah menunjukan ia mengakui dan menghatgai
keberadaan serta harkat dan martabat orang lain.namun pada kenyataanya di era globalisasi,modernnisasi,dan teknologi
seperti saat ini,rasanya tidak mungkin anak muda seperti zaman now ini bisa
melepas gawai atau telepon pintar.
Saat ini budaya dan karakter ramah-tamah menjadi
terkikis oleh budaya individualistis,masyarakat telah kehilangan sifat ramah
tamah dengan indikasi lebih suka hidup individual,cuek,kurang sopan dalam
berkomunikasi,menurunnya semangat gotong-royong dan suka membantu,dan kurang
suka senyum maupun menyapa orang lain.fenomena itu terjadi dengan pesat karena
pengaruh gawai.orang lebih suka memainkan gawainya di kerumunan banyak orang
ketimbang menyapa atau berbincang dengan orang yang ada disebelahnya.dengan
alasan mereka tak saling mengenal.
Pentingnya sikap ramah tamah yaitu untuk menghargai
satu sama lain dengan tujuan agar tidak pudar-nya budaya dan karakter ramah
tamah agar selalu tertanam pada diri manusia sikap menghargai.sikap ramah tamah
patut dikembangkan melalui pembentukan karakter pada anak agar tidak terjadi
kisis moral.jika anda mengalami krisis moral apa yang akan terjadi pada bangs
akita ini ?.padahal generasi milenial saat ini sangat banyak yang kehilangan
jati dirinya karena lebih mengedepankan kehidupan zaman now yang berbasis
teknologi.
Memang benar saat ini kecanggihan teknologi sudah
tidak diragukan lagi namun,sangat amat disayangkan kita kehilangan diri kita
sebagai manusia sejati.bagaimana tidak waktu kita hanya dihabiskan untuk
menunduk di depan gawai seakan-akan gawai adalah sahabat sejati bagi
kita.menurut saya teknologi sudah menjadi racun hingga dapat membius umat
manusia di dunia ini.bagaiamana tidak membius?generasi milenial saat ini sudah
di identifikasikan dengan sebuah istilah ‘generasi menunduk’ bukan menunduk
karena lewat di depan orang tua atau
karena sedih,namun kerena menatap gawai.
Padahal sebelumnya Indonesia terkenal sebagai bangsa
yang ramah sehingga orang-orang Indonesia dikenal sebagai orang yang sangat
mencintai keluarganya dan jauh dari kesan individual.saat ini Indonesia di
frame oleh teknologi maupun media asing dalam deret Panjang citra negatif,kita
seakan tak mampu berbicara.maraknya gawai yang menghipnotis jutaan bahkan
milyaran penduduk dunia menjadikan perubahan kehidupan yang signifikan terutama
pada masyarakat Indonesia yang berubah karena kecanduan teknologi.
Ramah-tamah adalah hal yang sangat dianjurkan dalam
ajaran islam.Rasullullah SAW bersabda,”orang beriman itu bersikap ramah dan
tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah.dan sebaik-baik
manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia”(HR Thabrani dan
Daruquthni,dari jabir RA).hadis tersebut mengingatkan jati diri kemanusiaan
kita agar selalu bersikap ramah tamah dalam berinteraksi sosial di antara
sesame.suatu sikap yang dalam satu bulan terakhir ini menjadi pertanyaan kita
semuah,khususnya menyangkut sikap kita sebagai manusia untuk menghargai hak-hak
kemanusiaan sesama.
Tapi pada kenyataan yang sedang terjadi sikap ramah
tamah mulai luntur karena kebiasan-kebiasan baru di zaman now yang sering
mengandalkan gawai yang menjadi candu bagi pemakai gawai.fasilitas pada gawai
tidak hanya terbatas pada fungsi telepon dan short messages service (SMS)
saja.saat ini,gawai dapat digunakan sebagai sarana bisnis,penyimpanan berbagai
macam data,sarana music atau hiburan,bahkan sebagai alat dokumentasi.
Disadari atau tidak, sekarang ini manusia di Indonesia
sangat bergantung pada gawai.apalagi saat ini sedang “ booming” smartphone
seperti I phone,Samsung dengan androidnya dan berbagai merek gawai lainnya yang
menawarkan berbagai keunggulan dan aplikasi yang mampu menyihir kita.asyik ma
dengan dunia kecilnya yaitu benda mati Bersama gawai.belum lagi kebiasaan
masyarakat Indonesia yang memiliki gawai lebih dari satu dan terbaru,wajib
dibawa dimanapun,yang sepertinya sudah terjangkit “nomophobia” (no mobile phone
phobia) yaitu ketakutan pengguna gawai akan kehilangan atau terpisah darinya.
Teringat kata peribahasa, “padi menunduk semakin
berisi “ ysng berarti semakin berilmu semakin rendah hati.peribahasa tersebut
tentunya tidak mencerminkan Ketika fenomena berjalan menunduk di Indonesia yang
menandakan ramah tamah telah digantikan dengan gawai yang tergenggam erat di
tangan.dapat dengan mudah kita amati kegiatan menunduk dengan gawai di tangan
telah menjadi trend masa kini.seakan tak mau ketinggalan informasi di era baru
berkomunikasi,tetapi kita sendiri melupakan hakikat budaya timur yang
menjunjung tinggi intteraksi sosial secara langsung.
semoga generasi milenial tidak lupa akan hakikatnya
menjadi manusia sejati dan memanusiakan manusia.harapan penulis kepada generasi
milenial adalah bentuklah sikap ramah tamah dan tamankan kepada diri sendiri
dan lingkungan sekitar agar kita tidak terjerumus dalam hal negatif.generasi
milenial juga harus sadar atas kemajuan teknologi agar tidak kecanduan
teknologi karena kemajuan sebuah bangsa adalah tergantung kualitas generasi
penerus bangs jika generasi bangsa kita terbedaya oleh gawai maupun teknologi
lainnya maka dikhawatirkan tingkat kepedulian menurun.
Tambahkan Komentar