Oleh : Siti Munadah

Mahasiswa PGMI INISNU Temanggung

Pandemi covid 19 belum berakhir,banyak sekali dampak yang terjadi akibat pandemi ini terutama para siswa,karena seolah-olah sekolah tidak punya guru karena sekian lama tidak tegur sapa secara langsung, Banyak orang tua yang belum bisa mendampingi putra putrinya untuk belajar,ditambah lagi ekstra mendampingi karena sebelum pandemi para siswa didampingi oleh para gurunya saat di sekolah, ,nah sekarang sekolah  dilakukan di rumah,tentunya anak-anak butuh orang tua sebagai pengganti gurunya

Terus bagaimana dengan guru bimbingan konseling yang bertugas memecahkan masalah serta memberi solusi ketika sang anak didik dihadapkan pada sebuah permasalahan?tentunya  Guru bimbingan dan konseing (BK) turut ambil bagian untuk menekan dampak mental terhadap siswa. Pandemi Covid-19 membuat pelaksanaan Tahun Ajaran Baru 2020/2021 berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Sebagian besar siswa masih harus belajar dari rumah baik secara daring maupun luring, serta adanya keriuhan Masa Pengenalan lingkungan Sekolah (MPlS) bagi siswa baru.

Melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri, pemerintah memutuskan memperpanjang PJJ untuk sekolah-sekolah yang tidak berada di zona hijau Covid-19. Hal ini sangat dialami oleh sebagian guru BK atau bahkan hampir seluruhnya. Dimana tantangan yang terasa adalah bergesernya metode konseling dari tatap muka menjadi via daring. Berkaitan dengan kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), guru BK memang bisa mengubah metode layanan dasar pada siswa secara virtual.

Bisakah semua permasalahan yang dihadapi siswa diselesaikan secara virtual ?tentunya tergantung sebesar dan serumit apa masalah yang mereka hadapi.Tidak maksimalnya konseling virtual salah satunya disebabkan keterbatasan komunikasi. Ada peran komunikasi baik verbal maupun nonverbal yang bisa memberikan efek kepada siswa saat konseling.

Selain itu juga guru BK harus turut menghadapi tantangan berupa perubahan sikap siswa selama masa pandemi. Siswa kerap mengalami kejenuhan belajar di rumah dan ada beberapa siswa yang mengalami psikosomatis. Salah seorang siswa mengatakan perlu upaya pendampingan psikologis agar siswa tidak mengalami cabin fever (rasa bosan yang berkepanjangan). Tidak jarang siswa mengalami psikosomatis dan cabin fever dalam pembelajaran virtual, apa itu psikosomatis dan cabin fever?

Psikosomatis ini terdiri dari psyche (pikiran) dan soma (tubuh) jadi psikosomatis adalah sebuah penyakit yang berhubungan dengan pikiran dan tubuh. Psikosomatis ini adalah kondisi menyatakan keluhan fisik disebabkan pikiran yang mempengaruhi tubuh sehingga menyebabkan gangguan mental seperti stress ataupun cemas dan jenuh.

Beberapa gejala yang dialami oleh pengidap penyakit psikosomatis adalah jantung berdebar-debar, nyeri di ulu-ulu hati, susah tidur, sakit kepala, tidak nafsu makan, lemas, malas bergerak atau tidak mood. Untuk itu melakukan beberapa hal yang dapat setidaknya mencegah permasalahan-permasalahan diatas yaitu, Guru BK dapat membuat sharing atau Tanya jawab di berbagai platform atau sosial media.

Siswa tersebut juga menjelaskan, pada dasarnya ada 4 tingkatan mental dalam menyikapi suatu perubahan yang tiba-tiba. Keempatnya  adalah Kekagetan, penolakan, pengakuan, dan penerimaan. Menurutnya, tingkatan tersebut harus dipahami bersama karena kondisi saat ini juga menjadi tanggung jawab bersama. Guru BK harus menjadi role model agar siswa teredukasi dan mampu berpikir realistis.Berbicara tentang target dan tujuan dari guru BK, maka guru BK harus tetap berfokus untuk tetap terus melayani siswa lewat daring dengan memanfaatkan media sosial. Guru BK harus gaul dan paham dengan yang namanya IT serta bisa masuk ke dunia remaja sehingga bisa bersahabat dengan siswa.

Selain itu Guru BK juga dapat memberikan tips kepada para siswa yang mengalami beberapa permasalahan pada saat pandemi ini seperti psikomatis dan juga Cabin Fever tipsnya yaitu dengan cara virtual melalui media Whatsapp. Yaitu dengan cara melakukan rutinitas baru, tetap aktif dan selalu melakukan olahraga. Jadi dapat disimpulkan bahwa proses konseling yang efektif pada saat pandemic ini ialah dengan melakukan pendekatan dari waktu ke waktu, untuk itu jika konseling diera modern ini perlu diadaptasi dengan perkembangan jaman pada saat ini. Sehingga dapat relevan dan efektif jika digunakan. Namun sama halnya dengan belajar virtual, konseling virtual ini juga memiliki beberapa kendala dan tidak begitu maksimal karena keterbatasan komunikasi dan ketidakstabilan kondisi jaringan dan masih banyak lagi.Selain tips-tips langsung diberikan kepada siswanya,Guru BK juga harus mampu melakukan Kerjasama dengan para wali murid agar para siswa benar-benar terarahkan, apalagi pada saat pembelajaran dilakukan di rumah seperti saat ini.

 

 

Bagikan :

Tambahkan Komentar