Oleh: Candra Wati

Program Studi Pendidikan Agama Islam  Institut Islam Nahdlatul Ulama Temanggung

Informasi dan fakta tentang kecanduan narkoba kalangan mahasiswa Indonesia. Berdasarkan fakta bahwa mayoritas pelanggar narkoba terlatih sekolah menengah terakhir, lalu kesempatan bagi remaja berisiko tinggi yang putus sekolah atau Perguruan tinggi adalah yang tertinggi. Kapan dan kemampuan beradaptasinya masyarakat tidak seimbang karena gaya hidup dan asosiasi palsu kemudian siswa sekolah menengah yang tidak memiliki efek positif dengan kedok bahwa jika tidak dipantau, itu akan terjadi akan ada pelaku narkoba baru, baik pengguna pengedar narkoba ilegal dan nonilegal yang berbeda bentuk dapat menipu pikiran pelajar Indonesia sengaja jatuh ke dalam perangkap Pengedar narkoba.

Serangan narkoba terhadap generasi muda tak terkecuali para peserta pelajar atau generasi emas pelajar Indonesia. Siswa adalah sumber daya yang berharga bangsa setelah generasi berikutnya tantangan besar untuk memenuhi era globalisasi yang serba terbuka dan tanpa baik langsung maupun tidak langsung siswa ini menjadi ujung tombak yang akan datang melanjutkan cita-cita dan perjuangan bangsa Indonesia, tapi narkoba adalah musuh sebagian besar perkembangan pemikiran dan pematangan pelajar Indonesia. Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan langkah atau tahapan yang dapat diprediksi Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba. Urusan hal ini dapat dilakukan melalui internalisasi Nilai-nilai Pancasila bagi pelajar Indonesia. Ada banyak kecanduan narkoba hari ini terutama dari mahasiswa usia 12-16 tahun (usia SMA). Penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar termasuk dalam kategori kejahatan siswa (kejahatan remaja). Pelanggaran pelajar muncul dari ketidaktahuan bertentangan dengan nilai-nilai yang berlaku di publik.

Nilai-nilai Pancasila menjadi satu benteng pertahanan moral bangsa melawan serangan globalisasi termasuk narkoba dan narkotika ilegal atau narkoba. menjadi narkoba musuh besar dunia dan Indonesia, Indonesia adalah salah satunya menjadi sasaran mafia atau kartel kriminal Jaringan Narkoba Internasional. Bangsa Indonesia sudah ada sejak lama karena kemungkinan wabah nasional merusak dan melemahkan ketahanan bangsa khususnya generasi muda atau pelajar, misalnya Penyalahgunaan dan perdagangan ilegal obat-obatan, keduanya diselundupkan dari luar baik ditanam maupun diproduksi di negara asal. Tidak ada masalah seperti itu awal yang dapat dikalahkan secara konsisten Adopsi Kebijakan Presiden, kejahatan narkoba termasuk salah satu pelanggaran kelas untuk subversi eksistensial Bangsa dan diikuti Pembentukan kantor koordinasi yang bertanggung jawab atas implementasi Inpres No.06/1972 (Bakolak Inpres). Kemudian pemerintah mengesahkan undang-undang tersebut Nomor 9 Tahun 1976 tentang Narkoba, UU Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika dan UU No. 22 Tahun 1997 sebagaimana telah diubah UU No.9/1976. masalah sekalipun Narkoba masih tersebar luas, demikian halnya bukan hanya negara Indonesia selain sebagai pengangkut obat juga sebagai penghasil sampah kecanduan narkoba seperti yang disebutkan di atas berhasil merespons sistemik terhadap kerusakan jaringan dalam tubuh, terutama pada jaringan otak. Efek kecanduan narkoba bisa merugikan diri sendiri, masyarakat dan lingkungan. Secara fisik obat dapat menyebabkan kerusakan pada tubuh pengguna, antara lain Kerusakan otot jantung, ketidakteraturan detak jantung dan pembengkakan jantung. Sama untuk pengguna yang dapat digunakan sebagai suntikan menyebabkan keracunan darah dan pembengkakan hati.

Selain sakit fisik, permainan kata mental menggangguku juga pikiran rusak bagi yang punya, dan mengalami ketergantungan. Ketika pengguna berhenti menyebabkan sindrom penarikan Alkohol, seperti mual dan muntah, jantung berdebar, berkeringat, makan berlebihan, tekanan darah tinggi, kecemasan, kegelisahan dan ekspresi ketakutan, Perubahan suasana hati atau lekas marah, tekanan darah turun karena perubahan posisi duduk dan halusinasi mendengar (mendengar beberapa suara bahkan tanpa suara). Ada juga penggunaan narkoba efek pada lingkungan sosial. Karena itu penyalahgunaan narkoba sosial ini biasanya terjadi secara bertahap, dari mulai berdebat dengan orang tua, lewati gereja, lewati sekolah, prestasi menurun, mulai berbohong, terlibat dalam pencurian atau kejahatan lain, munculnya sikap agresif dan tindakan yang mengganggu ke lingkungan. 

Sepertinya seorang mahasiswa hidup di luar lingkungan keluarga, dimana lingkungan sosial siswa merupakan salah satu faktor terpenting Kerusakan moral bagi siswa. Lingkungan Keluarga yang tidak nyaman bisa membuat anak-anak berbuat salah untuk mencapai hati-hati. Seiring dengan ketidakpahaman bagi siswa tentang agama merupakan faktor penting kerusakan moral. Meski tidak semua remaja mahasiswa eksploitasi di Indonesia narkoba sudah menjadi gambaran umum bahwa kelompok yang paling terlibat dengan masalah narkoba adalah remaja atau Mahasiswa. Paparan siswa terhadap bahaya narkoba, terlepas dari upaya berkelanjutan untuk itu Penanaman nilai-nilai pancasila di lingkungan remaja dengan mengembangkan Konsep dan metodenya juga dengan internalisasi nilai Pancasila di masyarakat Kewarganegaraan masyarakat mencegah lebih banyak korban narkoba khususnya mahasiswa yang sedang menjadi generasi emas Bangsa dan Negara Indonesia.

Menerima nilai-nilai Pancasila antar siswa merupakan langkah strategis Pelatihan mahasiswa anti narkoba. kejengkelan Internalisasi Pancasila membutuhkan strategi dan metode yang adil dan wajar. Di dalam Proses Lingkungan Pendidikan Internalisasi ini dapat terjadi melalui pembelajaran atau dengan cara lain misal organisasi di lingkungan sekolah. Dari terlibat dalam berbagai aktivitas Pancasila menghargai lingkungan sekolah dapat diinternalisasi oleh arah dan sistematis upaya internalisasi ini adalah langkah yang membutuhkan langkah dari berbagai kalangan, baik keluarga, sekolah, negara dan masyarakat sekalipun. keluarga ini merupakan sarana sosialisasi yang utama anak tentunya merupakan dasar dari nilai-nilai pancasila dalam diri anak. Sekolah sebagai lembaga resmi yang efektif mengubah nilai-nilai Pancasila melalui sistem pendidikan. pemerintah sebagai badan dengan legitimasi penuh dalam pelaksanaan berbagai peraturan untuk mengatur kehidupan masyarakat. Yang penting masyarakat sebagai lingkungan sehari-hari siswa, itu banyak setiap hari terhadap pengaruh sistem sosial masyarakat. Jadi kolaborasi semua elemen ini sangat penting menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila di kalangan mahasiswa.

Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila Bagaimana mengatasi penyalahgunaan narkoba mewujudkan nilai-nilai inti Pancasila Filsafat bangsa Indonesia itu perlu Pelatihan langkah demi langkah Baik di sekolah maupun di masyarakat dan keluarga untuk merawatnya cita-cita bangsa dan negara.

Benar dalam pancasila kaitannya dengan nilai-nilai, standar dan aspek praktis. masalah ini harus disesuaikan dengan tingkatannya data pribadi dan keterampilan. Untuk kalangan intelektual pengetahuan ini melibatkan realisasi pengetahuan biasa (kehidupan sehari-hari), pengetahuan ilmiah dan pengetahuan filsafat pancasila. Ini sangat penting bagi kandidat pemimpin nasional dan ilmuwan baru. Dalam proses perubahan pengetahuan itu membutuhkan waktu lama terus menerus. Tidak hanya sekolahpun sudah cukup, maka Anda bisa mengatakan untuk memahami ideologi bangsa dan pembenaran filosofi negara hanya terletak pada tataran pragmatis, dan itu sangat berbahaya untuk perlawanan terhadap ideologi generasi-generasi penerus bangsa. Selalu tahu pertumbuhan kondisi dalam diri Anda. Selalu dalam mode siaga memenuhi kewajiban kelahiran dan pikiran, yang lahir berasal dari luar, misalnya dari pemerintah, sedangkan hati berasal dari dirinya sendiri.

Kemampuan kehendak, cukup kuat sebagai pendorong untuk melakukan perbuatan. Watak dan hati nurani, agar orang selalu mawas diri, yaitu Dengan menilai diri sendiri apakah dirinya berbuat baik atau buruk dalam melaksanakan Pancasila dan memberi sanksi bathin yang bersifat pujian atau celaan kepada diri sendiri, atau sebelum melakukan perbuatan membuat pedoman pancasila. Adapun pedoman tersebut bisa berupa perintah, larangan, anjuran, atau membiarkan untuk berbuat atau tidak berbuat yang ditaatinya sendiri. Apabila tidak mentaati akan diberikan sanksi bathin berupa celaan terhadap diri sendiri. Apabila telah melaksanakan maka akan diperoleh suatu kesiapan pribadi untuk mengaktualisasikan pancasila, yang selanjutnya akan merupakan suatu keyakinan tentang kebenaran. Dengan demikian akan memiliki suatu ketahanan ideologi yang berdasarkan keyakinan atas kebnaran pancasila, sehingga dirinya akan merupakan sumber kemampuan, untuk memelihara, mengembangkan, mengamalkan, mewariskan, merealisasikan Pancasiladalam segala aspek kehidupan. Jika setiap orang Indonesia telah memiliki kondisi yang demikian keadaannya maka setiap orang Indonesia akan berkepribadian berwatak dan berhati nurani Pancasila sehingga akan terjelmalah negara dan masyarakat Pancasila. memahami Pancasila dan mengamalkan pancasila di kehidupan sehari-hari karena kita harus mengetahui dan menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila, karena Pancasila menjadi ideologi nasional.

Pengembangan kepribadian sebuah negara dengan Proses internalisasi Pancasila adalah diikuti dengan strategi dan metode cocok dan cukup. Hal ini didasarkan pada realitas objektif, subjek dan objek. Internalisasi dan kognisi yang berperan adalah manusia dan masyarakat bangsa dan negara. Implementasi Pancasila harus dilakukan dengan benar dengan metode efektif. Metode Efisiensi ada di lingkungan pendidikan, baik formal maupun informal dan dijelaskan dalam konteks lingkungan yang berbeda, namun tetap diperhatikan lingkungan sosial, dan pengetahuan masyarakat.

 

 

 

 

 

Bagikan :

Tambahkan Komentar